Alyssa tidak menyangka jika kedatangan nya kerumah sang mertua adalah untuk diceraikan oleh sang suami. Dan lebih tragisnya lagi, disaat ia dijatuhi talak 1 itu disaksikan langsung oleh calon istri baru dari suaminya. Tanpa disangka-sangka ia menjadi Janda dalam hitungan menit. Apa alasan sang suami menceraikan Alyssa? itu semua karena Alyssa tidak bisa menjaga penampilan nya sehingga memiliki badan gendut tak terawat. Hal itu lah yang memicu keinginan cerai dari suami nya. Padahal ia gendut karena ada faktor penyebabnya, namun semua itu disangkal oleh Reza, suami Alyssa. Dia tetap ingin berpisah.
Bagaimana kah kehidupan Alyssa setelah diceraikan secara tiba-tiba oleh suami nya? Bisa kah Alyssa bangkit dari keterpurukannya? mari kita temani perjalanan hidup Alyssa selanjutnya.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Saras Wati, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 32 - Kembali Beraktifitas Seperti Dulu
Hari berganti hari.
Hari ini sudah 1 bulan sejak kepergian Darren. Hati Alyssa benar-benar membeku. Dia tidak bisa memikirkan apapun selain Darren, Sarah dan Arra. Hanya ketiga orang itu saja yang ada di hati nya.
Dan hari ini dia mulai kembali bekerja di kantor Darren. Walau pria itu sudah tidak ada, kenangan nya masih tersimpan disana. Bukan Alyssa tidak bisa move on, hanya dia tidak ingin melupakan apa saja kenangan mereka berdua.
Alyssa sudah siap dengan pakaian kerja nya. Sebelum berangkat ke kantor, dia akan mengantar Arra lebih dulu ke sekolah.
Setelah sarapan, Alyssa dan Arra langsung berpamitan pada Sarah. Mereka akan pergi dengan di antar sopir yang sudah di siapkan Sarah.
(Visual OOTD Alyssa ke kantor)
(Visual seragam sekolah Arra)
Saat keluar, ternyata bukan sopir yang menunggu mereka melainkan Vincent. Pria itu memang tidak pernah absen untuk mengantar Arra kesekolah.
" Daddy Vin. " Arra berlari dan memeluk Vincent.
Gadis itu kembali merasakan kasih sayang seorang ayah dari paman nya itu.
" Ayo kita berangkat. " ajak Vincent membuka kan pintu untuk Arra. Setelah gadis itu masuk, Vincent kembali menutup nya.
Alyssa hanya memutar bola matanya. Dia sudah paham apa maksud pria itu.
Dengan langkah malas dia membuka pintu depan, di samping Vincent. Tapi yang perlu kalian tau, itu bukanlah keinginan Alyssa, melainkan karena dia malas harus terus berdebat jika duduk di belakang. Seperti saat pertama kali mereka mengantar Arra ke sekolah, pria itu tidak akan pergi kalau Alyssa masih duduk di belakang. Dia tidak mau terlihat seperti sopir.
Setelah Alyssa masuk, Vincent langsung melajukan mobil nya dengan kecepatan sedang menuju sekolah Arra.
...****************...
" Kamu yakin masih mau bekerja jadi sekretaris di Cass Group? " tanya Vincent.
Mereka sudah mengantar Arra, dan sekarang dalam perjalanan menuju perusahaan.
" Kenapa nggak? Gue nggak mau dirumah terus, gue mau tetap beraktifitas seperti saat masih ada Darren. " saat menyebutkan nama pria yang dia cintai itu, hati nya tiba-tiba merasa nyeri.
Kerinduan pada orang yang sudah tiada jauh lebih menyakitkan, daripada diceraikan secara tiba-tiba.
" Aku berbeda dengan Darren. Aku tidak suka mempunyai sekretaris yang tidak berkompeten, ceroboh, lemah dan yang paling penting suka tebar pesona dengan bos sendiri. Aku anti dengan sekretaris seperti itu. " ucap Vincent yang membuat Alyssa menatap tajam pada nya.
" Lo emang beda sama Darren. Kalau dia itu cuma aneh, tapi kalau lo itu nyebelin, suka ngomong nggak jelas. Dan asal lo tau gue selama jadi sekretaris Darren, nggak pernah yang namanya bikin kesalahan saat bekerja. Lo bisa buktikan itu nanti. " jawab Alyssa dengan wajah kesal.
Vincent tidak mendengarkan ucapan Alyssa, dia malah asik bernyanyi sendiri. Alyssa semakin kesal, rasanya dia ingin sekali menarik rambut pria itu dan menjedotkan kepala nya ke setir kemudi. Kesabaran nya saat bersama Vincent sangat tipis. Setipis tisu yang direndam dalam air.
20 menit kemudian kedua nya sampai di perusahaan. Saat masuk ke lobi, para karyawan berdiri berjejer untuk menyambut mereka. Entah siapa yang menyuruh, namun kedua nya menerima dengan baik sambutan itu.
Banyak juga yang memberikan semangat untuk Alyssa, namun beberapa ada yang menatap sinis pada nya.
Setelah acara penyambutan itu, Alyssa dan Vincent langsung menuju ruangan direktur yang berada di lantai 22. Saat memasuki lift, Alyssa teringat bagaimana Darren selalu lebih dulu menekan tombol yang seharusnya dia lah yang melakukan karena dia sekretaris pria itu.
" Dia tidak akan naik sendiri, kalau kau tidak menekan tombol nya. " sindir Vincent membuyarkan ingatan Alyssa tentang Darren.
Ya Tuhan, kenapa pria ini sangat menyebalkan. Begitulah isi hati Alyssa saat mendengar ucapan pria itu.
Dengan kesal, Alyssa menekan tombol berangka 22. Dia merasa tidak akan bisa bersikap hormat pada pria itu walaupun secara tidak langsung saat ini Vincent sudah menjadi bos nya di perusahaan ini.
Pintu lift terbuka. Alyssa langsung keluar lebih dulu, namun langkah nya terhenti saat mendengar sindiran Vincent.
" Wow, begini kah sikap sekretaris yang berkompeten? Keluar lebih dulu daripada bos nya? Tidak memiliki rasa hormat kepada atasan nya. Ckckckck. "
Alyssa menutup matanya dan mengepalkan kedua tangannya untuk memendam emosi yang dia rasakan. Setelah bisa meredakan emosinya, Alyssa berbalik ke arah Vincent.
" Silahkan, pak. Ruangan anda ada disebelah sana. Apa perlu saya buka kan pintu dan membantu anda duduk di kursi anda? " jawab Alyssa dengan nada ramah yang di buat-buat.
Jelas Vincent melihat wanita itu sedang menahan kesal pada nya. Tapi dia tidak memperdulikan itu. Lagi-lagi tanpa menjawab ucapan Alyssa, pria itu melangkahkan kaki menuju ruangan nya.
Alyssa yang tidak lagi bisa membendung rasa kesalnya, saat Vincent melewati nya, dia menendang dan meninju ke udara seakan sedang menendang dan meninju pria itu.
" Bisa kena darah tinggi gue lama-lama. Ya ampun, kenapa sifatnya beda jauh sama Darren sih? Mereka kan sepupu, masa nggak ada kesamaan sifat nya. Ah, bodo amat. Gue akan balas dia nanti, liat aja. "
Dengan menghentakkan kaki, Alyssa akhirnya menuju ke meja nya yang sudah dia tinggalkan lebih dari satu bulan itu.
Baru saja dia duduk, Alyssa melihat Vincent keluar dari ruangan nya dan tak lama mengetuk pintu ruangan nya. Karena dinding ruangan nya terbuat dari kaca, dia bisa melihat jelas bagaimana ekspresi menyebalkan pria itu.
Dengan malas Alyssa bangkit dan berjalan untuk membuka kan pintu.
" Ada yang bisa saya bantu pak Vincent? " Alyssa berusaha ramah agar pria itu juga tidak membuatnya emosi. Setidaknya selama mereka sedang bekerja.
" Tolong buatkan jadwal rapat untuk semua kepala divisi siang nanti. " ucap Vincent dengan wajah datar.
" Baiklah. Tapi anda bisa memberi tau saya melalui telpon. Tidak perlu pergi menemui saya secara langsung. " jawab Alyssa.
" Aku harus sering melihat bagaimana sekretaris ku bekerja. Bisa saja saat aku di ruangan ku, kamu malah asik main ponsel. " jawab Vincent dengan nada meremehkan Alyssa.
Alyssa benar-benar tidak lagi bisa menahan emosi nya.
" Maaf pak Vincent yang terhormat. Di koridor ini ada CCTV. Anda bisa melihat saya bekerja atau tidak dengan mengecek CCTV. Itu pun kalau anda memang mempunyai banyak waktu luang. Dan tolong berhentilah menuduh saya dengan hal yang menyebalkan seperti itu. Permisi saya masih banyak pekerjaan. "
Setelah mengatakan itu, Alyssa langsung menutup pintu dimana Vincent masih berdiri disana. Pria itu terlihat tidak terima dan kembali mengetuk pintu Alyssa berkali-kali namum tidak diperdulikan oleh Alyssa.
" Ya Tuhan, aku tidak sanggup bekerja dengan pria tidak waras seperti nya " teriak Alyssa dalam hati.
Terus lah semangat dalam berkarya, semoga karya barunya lebih ok lagi🔥🔥🔥😍