NovelToon NovelToon
Pesona Setelah Menjadi Janda

Pesona Setelah Menjadi Janda

Status: tamat
Genre:Balas Dendam / Chicklit / Tamat
Popularitas:2.9M
Nilai: 4.8
Nama Author: Saras Wati

Alyssa tak pernah menyangka, kunjungannya ke rumah mertua justru menjadi momen paling menyakitkan dalam hidupnya. Di hadapan keluarga dan wanita lain yang ternyata calon istri baru sang suami, Reza, ia dijatuhi talak satu. Dalam hitungan menit, Alyssa resmi menjadi janda.

Alasan perceraian itu lebih menusuk lagi—Reza merasa Alyssa tidak lagi menarik karena tubuhnya yang membesar dan tak terawat. Padahal, di balik perubahan fisiknya, ada alasan yang sebenarnya adalah kesepakatan mereka berdua. Namun Reza menolak memahami. Ia tetap memilih pergi.

Kini, Alyssa harus menata hidup dari serpihan luka yang ditinggalkan. Mampukah ia bangkit dari keterpurukan dan menemukan kembali harga dirinya? Ikuti kisah perjuangan Alyssa dalam menghadapi kenyataan pahit dan menemukan jati dirinya yang sesungguhnya.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Saras Wati, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Bab 32 - Kembali Beraktifitas Seperti Dulu

Hari berganti hari.

Hari ini sudah 1 bulan sejak kepergian Darren. Hati Alyssa benar-benar membeku. Dia tidak bisa memikirkan apapun selain Darren, Sarah dan Arra. Hanya ketiga orang itu saja yang ada di hati nya.

Dan hari ini dia mulai kembali bekerja di kantor Darren. Walau pria itu sudah tidak ada, kenangan nya masih tersimpan disana. Bukan Alyssa tidak bisa move on, hanya dia tidak ingin melupakan apa saja kenangan mereka berdua.

Alyssa sudah siap dengan pakaian kerja nya. Sebelum berangkat ke kantor, dia akan mengantar Arra lebih dulu ke sekolah.

Setelah sarapan, Alyssa dan Arra langsung berpamitan pada Sarah. Mereka akan pergi dengan di antar sopir yang sudah di siapkan Sarah.

(Visual OOTD Alyssa ke kantor)

(Visual seragam sekolah Arra)

Saat keluar, ternyata bukan sopir yang menunggu mereka melainkan Vincent. Pria itu memang tidak pernah absen untuk mengantar Arra kesekolah.

" Daddy Vin. " Arra berlari dan memeluk Vincent.

Gadis itu kembali merasakan kasih sayang seorang ayah dari paman nya itu.

" Ayo kita berangkat. " ajak Vincent membuka kan pintu untuk Arra. Setelah gadis itu masuk, Vincent kembali menutup nya.

Alyssa hanya memutar bola matanya. Dia sudah paham apa maksud pria itu.

Dengan langkah malas dia membuka pintu depan, di samping Vincent. Tapi yang perlu kalian tau, itu bukanlah keinginan Alyssa, melainkan karena dia malas harus terus berdebat jika duduk di belakang. Seperti saat pertama kali mereka mengantar Arra ke sekolah, pria itu tidak akan pergi kalau Alyssa masih duduk di belakang. Dia tidak mau terlihat seperti sopir.

Setelah Alyssa masuk, Vincent langsung melajukan mobil nya dengan kecepatan sedang menuju sekolah Arra.

...****************...

" Kamu yakin masih mau bekerja jadi sekretaris di Cass Group? " tanya Vincent.

Mereka sudah mengantar Arra, dan sekarang dalam perjalanan menuju perusahaan.

" Kenapa nggak? Gue nggak mau dirumah terus, gue mau tetap beraktifitas seperti saat masih ada Darren. " saat menyebutkan nama pria yang dia cintai itu, hati nya tiba-tiba merasa nyeri.

Kerinduan pada orang yang sudah tiada jauh lebih menyakitkan, daripada diceraikan secara tiba-tiba.

" Aku berbeda dengan Darren. Aku tidak suka mempunyai sekretaris yang tidak berkompeten, ceroboh, lemah dan yang paling penting suka tebar pesona dengan bos sendiri. Aku anti dengan sekretaris seperti itu. " ucap Vincent yang membuat Alyssa menatap tajam pada nya.

" Lo emang beda sama Darren. Kalau dia itu cuma aneh, tapi kalau lo itu nyebelin, suka ngomong nggak jelas. Dan asal lo tau gue selama jadi sekretaris Darren, nggak pernah yang namanya bikin kesalahan saat bekerja. Lo bisa buktikan itu nanti. " jawab Alyssa dengan wajah kesal.

Vincent tidak mendengarkan ucapan Alyssa, dia malah asik bernyanyi sendiri. Alyssa semakin kesal, rasanya dia ingin sekali menarik rambut pria itu dan menjedotkan kepala nya ke setir kemudi. Kesabaran nya saat bersama Vincent sangat tipis. Setipis tisu yang direndam dalam air.

20 menit kemudian kedua nya sampai di perusahaan. Saat masuk ke lobi, para karyawan berdiri berjejer untuk menyambut mereka. Entah siapa yang menyuruh, namun kedua nya menerima dengan baik sambutan itu.

Banyak juga yang memberikan semangat untuk Alyssa, namun beberapa ada yang menatap sinis pada nya.

Setelah acara penyambutan itu, Alyssa dan Vincent langsung menuju ruangan direktur yang berada di lantai 22. Saat memasuki lift, Alyssa teringat bagaimana Darren selalu lebih dulu menekan tombol yang seharusnya dia lah yang melakukan karena dia sekretaris pria itu.

" Dia tidak akan naik sendiri, kalau kau tidak menekan tombol nya. " sindir Vincent membuyarkan ingatan Alyssa tentang Darren.

Ya Tuhan, kenapa pria ini sangat menyebalkan. Begitulah isi hati Alyssa saat mendengar ucapan pria itu.

Dengan kesal, Alyssa menekan tombol berangka 22. Dia merasa tidak akan bisa bersikap hormat pada pria itu walaupun secara tidak langsung saat ini Vincent sudah menjadi bos nya di perusahaan ini.

Pintu lift terbuka. Alyssa langsung keluar lebih dulu, namun langkah nya terhenti saat mendengar sindiran Vincent.

" Wow, begini kah sikap sekretaris yang berkompeten? Keluar lebih dulu daripada bos nya? Tidak memiliki rasa hormat kepada atasan nya. Ckckckck. "

Alyssa menutup matanya dan mengepalkan kedua tangannya untuk memendam emosi yang dia rasakan. Setelah bisa meredakan emosinya, Alyssa berbalik ke arah Vincent.

" Silahkan, pak. Ruangan anda ada disebelah sana. Apa perlu saya buka kan pintu dan membantu anda duduk di kursi anda? " jawab Alyssa dengan nada ramah yang di buat-buat.

Jelas Vincent melihat wanita itu sedang menahan kesal pada nya. Tapi dia tidak memperdulikan itu. Lagi-lagi tanpa menjawab ucapan Alyssa, pria itu melangkahkan kaki menuju ruangan nya.

Alyssa yang tidak lagi bisa membendung rasa kesalnya, saat Vincent melewati nya, dia menendang dan meninju ke udara seakan sedang menendang dan meninju pria itu.

" Bisa kena darah tinggi gue lama-lama. Ya ampun, kenapa sifatnya beda jauh sama Darren sih? Mereka kan sepupu, masa nggak ada kesamaan sifat nya. Ah, bodo amat. Gue akan balas dia nanti, liat aja. "

Dengan menghentakkan kaki, Alyssa akhirnya menuju ke meja nya yang sudah dia tinggalkan lebih dari satu bulan itu.

Baru saja dia duduk, Alyssa melihat Vincent keluar dari ruangan nya dan tak lama mengetuk pintu ruangan nya. Karena dinding ruangan nya terbuat dari kaca, dia bisa melihat jelas bagaimana ekspresi menyebalkan pria itu.

Dengan malas Alyssa bangkit dan berjalan untuk membuka kan pintu.

" Ada yang bisa saya bantu pak Vincent? " Alyssa berusaha ramah agar pria itu juga tidak membuatnya emosi. Setidaknya selama mereka sedang bekerja.

" Tolong buatkan jadwal rapat untuk semua kepala divisi siang nanti. " ucap Vincent dengan wajah datar.

" Baiklah. Tapi anda bisa memberi tau saya melalui telpon. Tidak perlu pergi menemui saya secara langsung. " jawab Alyssa.

" Aku harus sering melihat bagaimana sekretaris ku bekerja. Bisa saja saat aku di ruangan ku, kamu malah asik main ponsel. " jawab Vincent dengan nada meremehkan Alyssa.

Alyssa benar-benar tidak lagi bisa menahan emosi nya.

" Maaf pak Vincent yang terhormat. Di koridor ini ada CCTV. Anda bisa melihat saya bekerja atau tidak dengan mengecek CCTV. Itu pun kalau anda memang mempunyai banyak waktu luang. Dan tolong berhentilah menuduh saya dengan hal yang menyebalkan seperti itu. Permisi saya masih banyak pekerjaan. "

Setelah mengatakan itu, Alyssa langsung menutup pintu dimana Vincent masih berdiri disana. Pria itu terlihat tidak terima dan kembali mengetuk pintu Alyssa berkali-kali namum tidak diperdulikan oleh Alyssa.

" Ya Tuhan, aku tidak sanggup bekerja dengan pria tidak waras seperti nya " teriak Alyssa dalam hati.

1
Magdalena Sarkol
Lo ko janda selalu salah ya. .
🧟‍♂️🧟‍♂️
sok jual mahal si janda ini, ntar juga ngangkang diaa menjijikkan, yang namanya janda mau tetep gk punya prinsip
🧟‍♂️🧟‍♂️
saran gue thor, gk usah kasih pov segala, cerita nya jadi jelek kalau ada pov pov entah apa gunanya itu, anehh emang penulis yang ada pov pov
🧟‍♂️🧟‍♂️
emang di perkosa kek ibunya dlu si arra ini baru nurutt
Erna Masliana
Vincent..dia yang nyatain dia yang kabur
Erna Masliana
ini perusahaan bagus ... beda sama cerita lain perusahaan lain dimana pelakor, ulet bulu,pengganggu bisa masuk seenaknya.. security sama resepsionis nya cuma pajangan
Erna Masliana
iya berteman siapa tau Leo jodoh Ara
Erna Masliana
harusnya mereka keluar dari mobil elu tancap gas kabur bukan malah keluar mana gak bela diri lagi
Erna Masliana
ini udah beda alur dari rumah tangga jadi mafia.. awalnya kukira diceraikan suami dapat boss..eh malah jadi pembunuh
Erna Masliana
itu cara mafia
Erna Masliana
bagus selalu bodoh
Erna Masliana
semua wanita digedung perkantoran bantu dong kalo perlu sampe ke CS bantu..
Erna Masliana
otak Alyssa memang belum nyampe kesana karena dalam hidupnya gak ada musuh hanya ada pengganggu.. dia tidak tahu tindakan Darren yang menegur mereka yang menggangu hingga salah satu dari mereka(farel)dendam
Erna Masliana
ternyata Daren mati karena Farrel bukan karena kakaknya Raisa yang mafia
Erna Masliana
kebiasaan bengong yang fatal
Erna Masliana
kayak mau pamitan aja..was was ih..apa karena ada musuh kakaknya si Raisa yang mafia
Erna Masliana
bagus gak pake gampar2an pukul2an cukup kasih ular entah berbisa atau tidak tapi trauma pasti ada dan kalaupun mati itu kan karena gigitan ular bukan kekerasan
Erna Masliana
gitu lah gerak gak usah nunggu Alyssa.. penjahat sudah pasti punya segudang rencana.. lebih baik mencegah
Erna Masliana
naha eta..teu jelas..tuh kan Alyssa tipe cewek sinetron so pengen ngberesin masalah sendiri tapi gak pernah bergerak
Erna Masliana
bales aja langsung... Alyssa mah gak bakal ngizinin dia mah tipe cewek sinetron dihina dijahatin gak bakal bales diem bae
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!