Seorang wanita yang harus berurusan dengan seorang pria yang selama ini dia benci. Bahkan pria itu menganggu kehidupan hingga dengan beraninya, pria itu berani mendekati dirinya. Dan menjadi hal yang mengkagetkan jika mana pria itu seorang duda. Apakah wanita itu menerima cinta dari seorang duda itu.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon nanlindia Lukita, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Perubahan dalam Diri Damian
"Bilang saja kalau kamu takut, dasar kau." ucap Lukita yang kesal asisten itu tak mau membantu dirinya.
Milano benar was-was jika tuannya benar-benar marah besar padanya.
Damian terdiam dan tetap pada keputusan yang akan segera menikahi Lukita, memang hal yang gila jika dipikirkan. Dengan posisi Lukita tak begitu menyukai pria itu ditambah lagi sedari awal mereka hanya bersandiwara, tapi entah kenapa menjadi kenyataan.
Damian melihat dari sisi Lukita yang nampak berbeda dengan wanita lain, lebih keras kepala dan tidak manja seperti wanita lainnya yang dia kenal. Tapi satu hal yang membuat dirinya penasaran kenapa dia jago dalam hal yang bersifat keras dan makin menambah ketertarikan dia pada Lukita.
Damian diam-diam tersenyum, kejadian itu pun disaksikan oleh Milano. Yang bisa menebak jika tuannya benar-benar cinta mati pada Lukita.
Bahkan bisa ditebak jika tuannya benar-benar merasakan cinta yang sesungguhnya setelah sekian lama menduda.
"Sekarang kamu mau mengajak aku kemana, bagaimana dengan sepeda motorku?" tanya Lukita yang bertanya begitu banyak.
"Sekarang aku mau mengajak ke cafe , soal sepeda motor sudah ada orangku yang mengatasinya." jawab Damian yang santai menjawab.
"Dasar sombong kamu." jawab Lukita denhan nada kesalnya, naru kali ini dia menghadapi orang sesombong dia.
"Terimakasih." jawab singkat Damian, langsung saja Lukita membalas dengan respon kaget.
"Dia waras apa tidak, dibilangin sombong balas terimakasih. Benar-benar stres." batin Lukita yang sudah lelah menghadapi pria satu ini.
Akhirnya mereka sampai di Cafe mereka berdua duduk santai sembari Menikmati minuman kopi dimeja mereka.
"Apa kamu bercanda dengan ucapanmu tadi, kan Dari awal kita bersandiwara. Kenapa bisa serius begini."
"Memang salah kalau kita serius dengan rencana itu, tidak ada yang salah juga." jawab Damian yang santai menanggapinya.
Lukita benar-benar frustrasi mendengar jawaban itu. " Lebih baik aku akan segera bertemu langsung dengan ibumu dan adik-adik juga." jawab Damian yang secara berani membalas dengan perkataan itu.
"tahu dari mana aku punya adik?" sontak saja Lukita kaget.
"Tahulah, jangan khawatir. Aku orang baik." jawab Damian yang menunjukkan ekpresi baik pada Lukita.
"Baik apanya kalau ujung-ujungnya aku jadi umpanmu karena mamamu." balas Lukita dengan ekpresi kesal.
Damian hanya menahan tawanya, baru kali ada wanita yang bisa membuat dirinya tersenyum, apalagi sifat bar-barnya Lukita membuat hati Damian menjadi luluh. Awalnya dia dingin dan tak peduli dengan orang sekitarnya, tapi berbeda dengan Lukita tampak berbeda dimatanya.
Saat mereka menikmati minuman bersama, tiba-tiba ada yang mendekati mereka.
"Damian." sapa wanita itu, siapa lagi jika bukan Nita. Melihat kehadiran Damian ditempat itu seolah membuka kesempatan untuk mendekatinya.
"kenapa dia ada disini." batin Nita yang kesal melihat Lukita didekat Damian.
Lukita dapat melihat ekpresi kesal pada wanita itu . Melihat itu Lukita bisa keluar meninggalkan Damian dengan wanita itu.
"Aku tinggal dulu." jawab Lukita yang beralasan ingin menghindari Damian.
"Kamu mau kemana sayang?" ucap Damian yang langsung dibalas dengan mata melotot dari Lukita.
"Kenapa dia menyebut kata sayang sih." batin Lukita yang kesal.
"Aku buru-buru ingin pulang sekarang." jawab Lukita yang mencoba ingin menghindar.
"Ya sudah sayang, ayo kita pulang sekarang." Damian langsung mengejar Lukita yang alan hendak akan pergi.
"Damian, kenapa kamu pergi?" tanya Nita yang merasa kecewa dirinya dibiarkan oleh Damian yang lebih memilih wanita itu daripada dirinya.
"Apa kamu tidak lihat, dia pergi." ucap Damian yang langsung menyusul kearah Lukita.
Tangan Lukita ditarik oleh Damian. "Kenapa kamu ikut keluar, bagaimana dengan wanita tadi?" tanya Lukita pada Damian.
"Jangan pikirkan wanita itu lagi, ayo kita pulang sekarang." Damian masih menarik tangan Lukita dari kejauhan ada Nita yang merasa kesal dengan Damian yang memperlakukan dirinya seperti itu.
"Lihat saja akan kuberi pelajaran untuk kamu, beraninya kamu merebut Damian dariku." batin Nita yang dikuasai rasa amarah dan emosi pada wanita itu.
Didalam mobil mereka terdiam, bahkan Lukita terlihat sangat lelah dengan kegiatan selama sehari. "Aku antar langsung kamu pulang." jawab Damian, tapi Lukita tak membalas respon itu hingga dia melirik kearah Lukita.
"Ternyata dia sudah tidur." ucap Damian yang melirik kearah Lukita.
"Lalu bagaimana tuan?" tanya Milano yang ada didepan.
"Kita mampir ke Apartemen." perintah Damian pada Asistennya.
"Baik tuan." Akhirnya mereka menuju ke Apartemen, dan Lukita benar-benar sudah tertidur pulas.
Hingga mereka sampai di gedung apartemen, Damian pun mengangkat tubuh Lukita . Hingga mereka menaiki lift ke lantai 5 menuju apartemen miliknya Damian sendiri.