NovelToon NovelToon
CINTA IMPIAN ALEYA

CINTA IMPIAN ALEYA

Status: sedang berlangsung
Genre:Cintapertama / Beda Usia / Cinta pada Pandangan Pertama / Cinta Seiring Waktu / Teman lama bertemu kembali / Enemy to Lovers
Popularitas:4.6k
Nilai: 5
Nama Author: BLUEW

Diperebutkan oleh beberapa pria merupakan suatu hal sangat menjengkelkan bagi seorang perempuan . Aleya merupakan wanita cantik yang populer dikalangan banyak pria. Namun ia hanya mencintai satu pria yang belum tentu juga pria itu menyukainya. Apakah Aleya akan mendapatkan feedback dari pria yang dicintainya ?

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon BLUEW, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

BAB 20

Namun peringatan tersebut sama sekali tidak menaikkan semangat Aleya untuk sejalan dengannya.

Aleya kemudian menatap mata Martha kembali.

"Memangnya kenapa? Apa aku tidak boleh berpikiran seperti itu?"

Martha sudah memutar kedua bola matanya dengan perasaan lelah, kemudian melanjutkan ceritanya.

"Oh! Ayolah, Monic. Jangan bercanda dan berpura-pura di depanku? Kenapa ketika aku bertanya padamu bagaimana wajahnya, kau hanya mengatakan pria itu sebatas tampan dan tidak mengemukakan dengan sangat jelas bahwa pria itu benar-benar sangat tampan dan berkharisma. Kau ingin menyembunyikan kelebihannya itu untuk dirimu sendiri?"

Tuduhan Martha yang terakhir membuat Aleya tertawa mengejek.

"Apa? Kau bercanda?" ucap Aleya.

Martha kemudian membalasnya.

"Tentu saja tidak. Karena ketika aku bertemu dengannya langsung segala kekesalan dan kemarahan yang sempat aku tampung untuk aku luapkan, dalam waktu sekejap semua itu langsung menguap bagai asap ketika aku melihat wajah indahnya."

Martha kemudian menatap Aleya dengan ekspresi yang lebih serius.

"Itu sebabnya, aku begitu ingin mengetahui lebih jauh bagaimana sifat dan kebiasaannya. Sehingga kau begitu tidak ingin menjadikan dia sebagai calonmu yang paling utama. Tidakkah kau bersikap buta diri dalam masalah ini?"

Aleya yang kala itu masih bersabar ketika kliennya dikabarkan sebentar lagi akan sampai namun belum juga menunjukkan keberadaannya, hanya bisa mendengarkan seluruh keluh kesah tersebut dengan lapang dada dan menerima.

"Sudah aku katakan bukan bahwa dia bukan tipeku? Dan aku tidak suka dengannya karena beberapa alasan. Aku tidak bisa memberitahukan apa alasan tepatnya karena aku sendiri masih bingung bagaimana menjelaskannya. Hingga bayangan menyebalkan pria itu masih terus terngiang-ngiang dalam otakku,"

Martha secara ajaib justru memberikan tanggapan yang mengejutkan dan konyol.

"Karena itu, apa kau tidak ingin menikahinya karena kau terus mengingat penampakan dirinya dalam imajinasimu dan juga memorimu?"

Aleya langsung memberikan tatapan yang tajam khusus untuk Martha.

Martha yang menyadari peringatan tersebut kemudian berkata kembali.

"Abaikan ucapanku jika itu salah. Namun, mungkinkah dia benar-benar semenyebalkan itu?" tanya Martha. Aleya ketika itu langsung mengangguk dengan yakin.

Martha kemudian sibuk mengingat-ingat kembali.

"Aku sepertinya bisa paham dengan maksudmu. Karena aku mengakui pria itu memang cukup dingin dan kurang bersikap bersahabat dengan oranglain. Namun tidak bisa aku pungkiri bahwa aku sulit mengalihkan perhatianku pada pesonanya,"

Martha kembali mengulaskan sebuah senyum yang bahagia, ketika ia mengingat pertemuannya kembali dengan pria berhati dingin namun sangat tampan. Diyan memang tidak sepenuhnya dingin. Namun dia hanya kurang banyak bicara dan lebih suka bicara singkat padanya.

Sehingga ketika Martha menyampaikan beberapa informasi padanya. Pria itu hanya mengangguk dan meminta sekretarisnya untuk mengecek jadwalnya. Namun setelah beberapa detik kemudian ketika ia telah sempat berpikir untuk mempertimbangkan sesuatu.

Diyan sudah menatap Martha kembali dan menyatakan kesediaan untuk melakukan datingnya dengan Aleya pada hari Minggu.

Martha awalnya bingung bagaimana jadwal mereka kemudian malah bergeser. Namun pada akhirnya menyanggupinya setelah melewati beberapa negosiasi. Diyan masih pada keputusannya untuk tidak mengubah jadwalnya di esok hari untuk mengencani Aleya.

Diyan nampak lebih mengutamakan jadwal pekerjaannya ketimbang menikmati waktu kebersamaannya dengan calon istrinya. Martha agaknya sedikit terkejut. Namun tidak bisa memberikan bantahan apapun. Hingga usulan dan bujukan lain yang mungkin akan pria itu dengarkan.

Martha dengan segala persepsinya langsung merasa yakin bahwa pria itu tidak akan mungkin merubah keputusannya. Hingga mendengarkannya.

Keputusan akhirpun berpindah pada sosok Arivin yang pada akhirnya menjadi pasangan dating Aleya yang pertama setelah Martha berkonsultasi dengan Ika.

Dengan penuh semangat Ika langsung mengajukan calonnya untuk menggantikan calon dari ayah mertuanya. Martha hanya bisa mengikuti dan mengerjakan semua yang diperintahkan. Sehingga setelah hasil keputusan tersebut, Martha langsung mengkonfirmasi pihak management Arivin.

Dimana managementnya dan Arivin langsung menyanggupi dan menyetujui perubahan jadwal tersebut. Dari sini Martha bisa melihat siapa yang lebih serius dan siapa yang kurang serius dalam mengikuti persaingan.

Namun Martha yang hanya orang luar jelas tidak bisa memberikan komentar. Dia hanya bisa menelan bulat-bulat seluruh penilaiannya tersebut tanpa perlu menyuarakannya.

Aleya sudah memberikan sindiran yang cukup mengena.

"Tolong ingat suamimu di rumah. Dan jangan bersikap gatal dengan oranglain. Karena aku mungkin saja mengadukanmu padanya,"

Setelah percakapan mereka hari itu, Aleya kini sepertinya bisa lebih memperhatikan wajah calonnya tersebut lebih baik. Walaupun keadaan malam itu cukup gelap dan kurang menerima serangkaian pencahayaan yang cukup terang.

Penerangan mereka saat itu hanya dibantu oleh lampu taman yang cukup tinggi dan menerangi. Namun Aleya bisa melihat dengan jelas tidak hanya berdasarkan memori ingatannya soal pertemuan pertama mereka. Tapi juga ketika saat ini sesudah mereka bertemu kembali setelah sekian lama.

Aleya secara mendadak mengamati penampilan Diyan dari atas hingga ke bawah. Sehingga Diyan yang menyadarinya langsung menatap heran dan bertanya.

"Kenapa? Apa ada masalah? Kenapa kau terus melihat ke arahku seperti itu?" tanya Diyan bertubi-tubi. Diyan nampaknya cukup penasaran karena Aleya mendadak menatapnya penuh minat.

Aleya hanya bisa memberikan penilaian yang singkat bahwa Diyan memang terlihat jauh lebih baik dari Hendrik, mantannya. Mengingat nama pria itu hati Aleya sedikit berdesir. Dan ia kemudian mencoba untuk mengalihkan perhatiannya ke sisi lain.

Ekspresi wajah Aleya nampak berubah dengan cepat. Membuat Diyan kemudian bertanya padanya sekali lagi.

"Kau kenapa? Apa ada sesuatu yang salah ketika kau melihatku?" pertanyaan yang seolah sedang memperhatikannya membuat Aleya merasa dirinya tidak sedang berbicara dengan Diyan. Namun mungkin oranglain yang terlihat seperti dirinya.

Aleya kemudian menggeleng dengan lemah.

"Tidak," ucapnya singkat. Tanpa memberikan kejelasan apapun.

Diyan nampak sibuk terus memperhatikannya dan terus bertanya.

"Kau yakin?"

Aleya langsung mengangguk dengan yakin dan bertanya balik.

"Jadi sekarang bisa kau jelaskan apa yang kau lakukan di depan kantorku? Dan siapa yang sedang kau tunggui?" tanya Aleya yang sempat menyadari bahwa bukan hanya sebentar pria itu berdiri di depan kantornya secara sembunyi-sembunyi.

Namun Aleya tentu masih belum bisa menduga berapa lama kegiatan tersebut berlangsung.

Diyan sudah mulai mengecek waktu di jam tangannya.

"Aku hanya sedang kebetulan lewat kantormu dan melihat lampu kantormu masih menyala. Sehingga aku iseng mampir sebentar untuk melihat. Namun ternyata sang pemiliknya masih rajin bekerja?"

Entah apakah ucapan Diyan mengarah pada sebuah pujian atau sindiran. Aleya tidak nampak ingin mempertanyakan dan mencari tahu jawaban atas pilihan tersebut.

Aleya kemudian melipat kedua tangannya untuk bersiap menanggapi penjelasan tersebut.

"Ya. Sama seperti kau yang nampaknya lebih sibuk daripada seluruh pejabat yang bekerja pada pemerintahan. Aku pun nampaknya tidak boleh kalah dengan kerajinanmu dalam bekerja. Kini kau ingin mencoba membandingkan aku dengan oranglain?"

1
Webcomics fan #2
Nggak sabar nunggu kelanjutannya.
Sania: terimkasih kak
total 1 replies
Ánh sáng
Baper banget sama ceritanya.
Sania: hehe makasih kak
total 1 replies
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!