Kita semua punya keinginan tapi semesta punya kenyataan.
Bruuaaakk
"Aduh.... ". ringis seorang gadis yang bernama Eliana Hira Adipura atau sering di sapa El.
"Kamu gak papa nak? ". tanya seorang ibu paruh baya dengan sigap menolong El yang terjatuh.
"Maaf ya nak, karena menghindari ibu kamu jadi jatuh dan terluka begini ". ucap ibu itu dengan nada tak enak hati.
"Gak apa-apa bu, hanya luka ringan saja kok, nih lihat masih bisa loncat-loncat kan? ". ucap Eliana dengan melompat-lompat kecil membuktikan bahwa dia baik-baik saja.
selamat membaca......
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon mamy charmy, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
11
"Astagaaa, besok aja gue jelasin ya Al, sekarang udah telat nih gue". seru El yang mau melajukan motornya.
Al yang melihat itu wajahnya sudah memerah karena marah.... dia gak suka.... gadisnya adalah miliknya...
"Awas saja, tunggu hukumanmu besok Sweety". ucapnya dengan senyum menyeringai menatap punggung El yang sudah semakin menjauh.
Plak
"Udah biarkan, kita ke markas". ajak Archie.
"hmm". mereka lantas pergi ke markas secara beriringan.
Sesampainya di gerbang markas yang berlambangkan sayap besar dengan lambang huruf L di tengahnya dan nama LEXUS tercetak tebal di bawah lambang menunjukkan bahwa rumah yang terlihat besar dan gagah itu adalah markas milik salah satu geng terbesar di Indonesia.
Geng yang di dirikan bukan untuk membuat kerusuhan tetapi untuk membantu masyarakat dan penegak hukum untuk menangkap perusuh bahkan penjahat kelas kakap sekalipun, dan kemudian di serahkan ada pihak berwajib untuk menerima hukuman sesuai hukum yang berlaku. Kecuali jika para penegak hukum tidak dapat mengatasi maka mereka akan menggunakan hukum mereka sendiri.
Jangankan para penjahat kelas ikan teri, penjahat profesional pun mikir untuk mencari masalah dengan mereka, bahkan para penegak hukum tingkat tertinggi sekalipun tidak bisa membantah jika LEXUS sudah bicara.
Mereka memiliki tim yang luar biasa di bidangnya masing-masing, masing-masing bidang di pimpin oleh salah 1 anggota inti yang sangat mumpuni dan mereka sudah di pastikan memiliki ilmu bela diri yang hebat meskipun belum ada yang bisa mengalahkan kemampuan sang pemimpin siapa lagi kalau bukan ALRESCHA NERO ARDIAZ.
Begitu melihat sang bos datang mereka berdiri tegak meninggalkan kegiatan mereka yang bermacam-macam, ada yang sedang sparing, ada yang sedang latihan menembak dan lain-lain.
Walau hanya anak sekolahan tak ada yang mampu melawan, tak ada yang bisa menampik betapa gagah, kekar dan hebatnya sang bos dalam mengatasi segala masalah. Ia adalah salah satu idola bagi para anak buahnya yang berbagai macam usia dan kalangan itu, tidak hanya yang seumuran bahkan ada yang sudah bapak-bapak, om-om atau masih di bawah umur.
Anggota yang paling kecil berumur 12 tahun, dia adalah anak jalanan yang di buang oleh orang tuanya karena tidak sanggup menghidupinya, namanya Dion. Sekarang ia di sekolahkan oleh Al sang bos yang sudah ia anggap sebagai penyelamatnya, bahkan di beri makan juga tempat tinggal, apapun kebutuhannya sang bos yang memenuhinya meski itu di wakilkan pada salah satu kepala anggota LEXUS.
"Bos..... ". salam para anggota LEXUS.
Mereka benar-benar begitu menghormati sosok pemimpin yang tegas dan bertanggung jawab pada anggotanya seperti Al. Dia tidak hanya menganggap mereka adalah anak buah tapi juga keluarga. Seperti itulah Alrescha sehingga anak buahnya bukan hanya patuh tapi juga rela mengabdikan hidupnya pada sosok seperti Al yang mereka anggap seperti anak, kakak, adik sendiri.
"Hmm, lanjutkan". ucapnya menerima sapaan mereka.
"gue mau ke tempat latihan". ucapnya lagi.
"Bos ada beberapa klien baru ". sela salah satu anggota kepercayaannya yang bernama ALEX.
"Serahkan pada Archi". jawabnya enteng dan terus berjalan.
Begitu sampai di tempat berlatih, dengan segera ia mengganti celananya dan melepas baju seragamnya, sekarang dia hanya memakai celana dan tanpa baju. Memulai memukul, menendang dengan sangat lincah dan cepat.
"Waketu.... ". panggil Alex begitu melihat Archie berjalan ke arah kamarnya.
"Ada apa? ". ujarnya datar menghadap Alex yang berlari mendekat.
"Ini.... dokumen klien baru, bos minta waktu memeriksanya". kata Alex cepat sebelum dapat tendangan maut dari waketu mereka yang sifatnya 11 12 dengan ketuanya.
"Cih, dimana Al? ". tanyanya menerima dokumen itu meski dengan wajah tak senang.
"Bos di ruang latihan". jawabnya takut.
"Ck". setelahnya ia masuk ke kamarnya meninggalkan Alex yang masih di sana mengelus dadanya pelan sambil menatap punggung Archi yang menghilang di balik pintu.
"Huft selamat..... selamat.... udah kayak menghadapi malaikat maut saja". ucapnya lirih dan pergi dari sana dengan sesekali melihat ke arah dimana Archi menghilang.
Di lain tempat....
"Ayo ah, ngapain masih bengong di sana kamu? ". galak El melihat adiknya yang masih asyik ngobrol sama temannya di depan gerbang padahal sudah melihat kalau kakaknya sudah datang.
"Apa sih kak, orang masih diskusi juga! ". kesal Dikta yang berjalan ke arah El dengan menggerutu.
"Diskusi apa lo di pinggir jalan gitu, tadi nyuruh gue cepet-cepet sekarang gue dateng lo masih enak-enakan!". omel El begitu sang adik udah naik di boncengan dengan segera ia melajukan motornya tanpa menunggu adiknya siap atau tidak.
"Kaaaaaak, astaga.... gue belum siap ini". teriak Dikta dengan segera berpegangan pada perut sang kakak erat-erat.
"Bodo amat! ". jawab El malas.
Akhirnya mereka pun sampai di rumah dan El menaruh begitu saja motornya di teras dengan kunci masih bertengger di sana tanpa mau repot mencabutnya terlebih dahulu.
"Kaaak, kuncinya ini.... ". teriak Dikta kencang memanggil sang kakak, tapi tak ada respon dari orang yang di panggil.
"Huuft.... ". dengan terpaksa Dikta mengambil kunci motornya daripada motornya hilang malah bisa berabe kena marah sang mama.
Sebelum masuk ia kembali ke depan mengunci pintu gerbang yang hanya setinggi orang dewasa itu, kemudian berjalan masuk rumah untuk berganti baju dikamarnya, saat melewati depan kamar sang kakak, ia mendengar suara yang sering ia dengar setelah sang papa meninggalkan mereka untuk selamanya.
Seolah itu adalah kegiatan rutin sang kakak apabila mendengar lagu yang berhubungan atau bertema "Ayah" sang kakak pasti akan menangis, tapi entah kenapa masih saja membunyikan lagu bertema "Ayah" kalau itu bisa membuatnya menangis, terkadang ia heran dengan kelakuan sang kakak tapi ia yakin, sang kakak melakukan itu karena ia tau bahwa kakaknya sangat dekat dengan almarhum papa makanya sangat sulit untuk bisa ikhlas.
Terdengar jelas lagu yang sedang di putar oleh sang kakak, tanpa sadar ia pun ikut mendengarkan dan menetes air mata saat mendengarnya, tubuhnya seolah tanpa tulang tak sanggup menopang, Dikta bersandar di dinding dekat pintu kamar sang kakak. Ia benar-benar ikut merasakan apa yang di rasa kakaknya saat ini, dia membayangkan ke masa yang lalu di mana kenangan mereka tentang seorang PAPA.
Ayah kukirimkan doa
Semoga engkau tenang di alam surga
Ayah kan kuingat selalu
Pengorbanan yang telah engkau berikan
Ayah terlalu cepat kau pergi
Meninggalkan aku sendiri
Ayah tak bisa aku ingkari
Tanpa engkau hidupku terasa sunyi
Ayah dengarkanlah
Dan teringat saat kepergianmu
Kutaburi bunga mawar untukmu
Dan berdoa untuk melepaskanmu
Ayah berlinang air mataku
Ayah terlalu cepat kau pergi
Meninggalkan aku sendiri
Ayah tak bisa aku ingkari
Tanpa engkau hidupku terasa sunyi
Ayah dengarkanlah
Dan teringat saat kepergianmu
Kutaburi bunga mawar untukmu
Dan berdoa untuk melepaskanmu
Ayah berlinang air mataku
Berlinang air mataku
Ayah tak bisa aku ingkari
Tanpa engkau hidupku terasa sunyi
Sumber: LyricFind
Tak sanggup, Dikta berjalan dengan cepat masuk ke kamarnya dan bersandar di pintu kamarnya begitu ia menutup kembali, kepergian sang Papa adalah pukulan yang sangat berat untuk keluarga mereka, kini mama nya lebih banyak di luar menyibukkan diri dengan pekerjaannya, sang kakak lebih banyak mengurung diri di kamar begitu pulang sekolah dan dia sendiri jadi merasa kesepian dan juga frustasi saat melihat kakaknya sering menangis di kamarnya.
"Pa...... aku kangen..... ". tangisnya lirih berusaha meredam agar tak ketahuan siapapun, ia harus kuat, di anak laki-laki yang harus menjaga kakak dan mamanya, ia harus tumbuh menjadi anak yang hebat dan mandiri.
"aku, kamu dan toleransi