Apa jadinya bila seorang gadis yang baru lulus SMA harus menjadi seorang ibu pada anak kembar 7 yang tidak sengaja ia temukan. mampukah gadis itu merawat anak kembar 7 itu sendirian? Atau malah di titipkan kepanti asuhan? temukan jawaban nya di novel ini. kalau penasaran baca yuk.
Cerita ini hanya lah fiktif semata.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Pa'tam, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Mengalahkan musuh
.
.
.
Sementara Darmendra dan Diva. keduanya masih belum melakukan perlawanan. Ada sepuluh orang membawa senjata api.
"Jangan gunakan senjata api," cegah Diva saat Darmendra hendak mengeluarkan pistol nya.
"Tapi mereka membawa pistol." ucap Darmendra.
"Kalau kita memakai senjata api, kita akan ketahuan." kata Diva.
Lalu Darmendra menyimpan kembali senjata apinya.
Saat ada yang mendekat, Diva menembak orang itu tepat dilehernya. seketika orang itu pingsan.
"Lihat! kalau kita pakai senjata api akan mengeluarkan suara, dan itu bisa membuat mereka dengan mudah menemukan kita." Diva.
Darmendra pun hanya mengangguk angguk mengerti. keduanya berjalan dengan mengendap-endap mendekati musuh.
Darmendra menembak tiga orang yang sedang santai dan mereka langsung pingsan.
"Wah ternyata alat ciptaan si kembar benar benar hebat," ucap Darmendra memuji.
"Tuh, masih enam orang lagi cepat bereskan," Kata Diva.
Saat keduanya hendak mendekat, tapi Darmendra sudah ketahuan. dengan terpaksa Darmendra dan Diva pun keluar dan mendekati mafia itu.
"Kamu bisa bertarung?" tanya Darmendra.
"Sedikit," jawab Diva singkat tapi jelas.
"Baiklah kita lawan mereka." Darmendra.
"Siap siap," Diva.
Mereka pun sudah bersiap siap untuk berkelahi. Darmendra dan Diva maju beberapa langkah hingga keduanya pun hanya berjarak sekitar dua meter. Diva bersalto menendang pria itu, tepat mengenai dadanya. satu pria itu terpental menabrak tembok. Melihat hal itu Darmendra kagum dengan kehebatan Diva.
"Hmmm, boleh juga ternyata," batin Darmendra.
Diva dan Darmendra menyerang musuh secara bersamaan. musuh menendang Diva tetapi ditangkis oleh Diva. kemudian musuh meninjau, tetapi ditangkap oleh Diva dan langsung di pelintir kebelakang. hingga tangan itu berbunyi, kreek.
Darmendra melawan tiga orang sekaligus. Saat sedang asik bertarung, Ram berlari dan melompat kearah musuh langsung menendang tepat diwajah musuhnya. Seketika musuh terpental kebelakang dan pingsan. Darmendra sempat bengong seketika. Dia memang mengakui kehebatan si kembar. Hanya dalam sekejap musuh sudah terkapar tak berdaya.
"Kamu tidak apa-apa?" tanya Darmendra sambil memeluk putranya. Ram menggeleng sebagai jawaban.
"Syukur lah," kata Diva yang juga memeluk Ram, akhirnya mereka bertiga saling berpelukan. Diva tidak sadar kalau ia juga memeluk Darmendra.
"Mommy, Daddy aku tidak bisa nafas." kata Ram. seketika keduanya tersadar. Diva jadi merasa kikuk.
"Dad, Tante menor belum tertangkap." kata Ram.
"Wanita itu kita urus nanti. dan pastikan dia tidak bisa kabur." Darmendra.
"Mari Dad, kita musnahkan mereka semua." Ram.
"Kita harus menemui saudaramu yang lain." Darmendra.
Ketiganya bergerak cepat untuk membantu yang lain. Darmendra takut terjadi sesuatu pada putra putranya.
"Daddy!" seru Ren.
"Bagaimana dengan kalian?"
"Kami baik baik saja Dad, Mom."
Tak berapa lama akhirnya mereka semua pun berkumpul. Monica yang berada didalam kamar masih tertidur, belum menyadari keadaan yang sudah dibuat porak-poranda oleh si kembar.
"Kita apakan wanita itu, Daddy?" Rakha.
"menurut kalian, gimana? sebaiknya kita apakan dia?" tanya Darmendra.
"Mari kita datangi saja dia," Ram.
"Ayuk," jawab mereka kompak.
Mereka sekeluarga pun mendatangi kamar tempat Monica berada. Perlahan si kembar membuka pintu kamar yang ternyata tidak terkunci.
"Ssstt..." Ram meletakkan telunjuknya kemulut nya sebagai tanda jangan berisik.
Si kembar berjalan dengan pelan agar tidak membangunkan Monica.
Ray mengambil tali di dalam tas ranselnya dan mengikatkan nya ke pergelangan tangan Monica. kemudian diikatkan lagi kesisi ranjang. Kemudian Ray pun mengikatkan tali pada pergelangan kaki Monica. sehingga kalau ia terbangun tidak akan bisa bergerak.
Nakal memang tuh bocah.
Lalu mereka tertawa cekikikan. Ram pergi kekamar mandi untuk mengambil air. lalu Ram mengisi kedalam ember. Dan....
Biuur...Ram menyiram kan air kewajah Monica.
"Aakkkhh... Banjir, banjir." teriak Monica.
Darmendra dan Diva yang berada diluar kamar pun sontak masuk. si kembar pun tertawa terbahak bahak. Lalu mereka mencari ember lagi.
Monica membuka matanya, seketika dia syok melihat bocah tujuh orang dengan wajah yang sama.
"Ka..ka.. kalian.? Monica sangat gugup.
Si kembar yang sudah mendapatkan ember, mereka masuk kekamar mandi untuk mengisi air.
"Tante harus mandi biar tidak menor," kata Ram.
Byuur...
"Hey, apa yang kalian lakukan?"
"Kami hanya membantu Tante untuk mandi."
Si kembar pun menyiram kan air terus menerus ketubuh Monica.
Darmendra dan Diva hanya memperhatikan si kembar. sedangkan si kembar seperti membalas dendam.
"Anak anakku seperti sedang membalaskan dendamnya," batin Darmendra.
"Endra, tolong saya. Lihat lah apa yang mereka lakukan kepada saya?"
Darmendra hanya tersenyum devil. tanpa mau ikut campur ataupun meleraikan mereka.
Si kembar terus saja menyiram kan air ke tubuh Monica. hingga tubuh Monica basah kuyup.
"Sepertinya si kembar sangat dendam kepada mu Monic." kata Darmendra.
Monica hanya geleng-geleng kepala.
"Gimana Tante, sudah segar kan setelah mandi?"
Setelah si kembar selesai baru aku yang akan turun tangan."
Si kembar mengambil remote AC,dan menyetel nya keangka 10°c.
"Mari kita keluar, Daddy."
"Tapi Daddy belum menyiksa nya."
"Daddy nanti aja, kami belum selesai."
Gleek. Monica menelan ludah nya sendiri.
Mereka pun keluar dari kamar itu. suhu didalam kamar berubah dingin, apalagi tubuh Monica sedang basah. Monica mulai menggigil kedinginan.
Sebelumnya si kembar meletakkan kamera kecil dikamar itu. kemudian disambungkan ke handphone. Jadi mereka menyaksikan handphone, Monica yang sedang menggigil kedinginan menjadi kesenangan mereka.
"Mengapa kalian menyiksa Tante itu, apa kalian punya dendam?" tanya Darmendra.
Si kembar menggeleng pertanda tidak.
"Siapa suruh berurusan dengan kami, dengan menculik Ram berarti dia berurusan dengan kami.
Monica yang wajahnya sudah pucat, bibir nya seperti tidak lagi berdarah. terus saja menggigil. Dengan kedua tangan dan kaki diikat membuatnya tidak bisa bergerak.
Si kembar masuk dan mematikan AC nya.
"Tante kenapa wajahmu pucat, apa Tante sakit?" tanya Ram tanpa merasa bersalah.
"To.. tolong lepaskan saya, saya sudah tidak kuat lagi," Monica memohon kepada si kembar, suaranya pun sudah tidak begitu jelas kedengaran.
Tapi kami belum puas Tante, giliran Daddy aja belum, setelah itu baru giliran Mommy." ucap Ram.
Ram lah yang paling antusias menyiksa Monica. kemudian mereka mengambil air lagi dan menyiramkan kembali ke tubuh Monica.
"Kalau Daddy mau menyiksa Tante ini dengan cara bagaimana?"
"Kalau Daddy simple aja, Daddy cuma mau potong kedua tangannya dan kedua kakinya. gampang kan?"
Gleek... Monica menelan ludah nya sendiri. mendengar tangan dan kakinya hendak di potong, ianya menjerit dalam hati. Monica memikirkan nasibnya kalau benar itu terjadi.
"Wah kalau gitu bisa buntung dong Tante ini." Ram.
Kemudian mereka menyiram lagi dan lagi. Monica benar benar merasa tersiksa karena ulah bocah monster berwajah imut.
"Tolong, saya sudah tidak sanggup."
"Belum Tante, masih banyak yang belum kami lakukan." Ram.
.
.
.
Banyak pelajaran yang bisa kita ambil bersama, Dari sisi kemanusiaan toleransi terhadap sesama dan dari sisi ke Genius si Penulis Cerita aku suka banget,Tank you Author 👍👍👍💪💪💪🥇🥇🥇
wellcome😘😘
tapi gakpapa sih
aku se7 tunggu mereka dewasa barulah diberitahu