Kimberly tidak menyangka keluarganya akan tega dan sejahat itu menjadikan dirinya sebagai gadis pelunas hutang, sedangkan kekasihnya dinikahkan dengan adik tirinya.
Kimberly lebih terpukul ketika mengetahui calon suaminya buruk rupa dan lumpuh, di tambah sikap lelaki itu sangat kejam serta Arogant. Tak peduli yang dia siksa lelaki atau perempuan, yang calon suaminya tahu hanya menindas.
Apakah pernikahan mereka berjalan harmonis atau berakhir perceraian?
Ikuti yuk Novelku yang Ke 41
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Yayuk Triatmaja, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bela dan Bejo
"Memang betul tapi Tuan Besar Reyhan menginginkan anak kandung Tuan bukan anak tiri." Jawab utusan tersebut.
"Apa? Aku menikah dengan pria cacat dan buruk rupa? Apa kamu sudah gi*a?" Tanya Bela dengan nada setengah oktaf.
Bela tidak menyadari kalau perkataannya merupakan bumerang membuat dirinya.
Brak
"Tutup mulutmu! Jangan pernah sekali - kali menghina Tuan Muda Raynaud! Dasar gadis tidak punya tata krama!" Bentak utusan tersebut sambil menggebrak meja dengan keras.
"Kamu hanya seorang utusan tidak berhak membentak putriku!" Bentak Mommy Valen sambil jari telunjuknya diarahkan ke utusan tersebut.
"Jangan sekali-kali menghina ataupun membentak putri kesayangan kami!" Bentak Daddy Kevin yang juga tidak terima putri kesayangannya di bentak.
Karena selama ini mereka selalu menyayangi dan memberikan apapun yang di minta oleh Bela di tambah mereka tidak pernah membentak Bela walau Bela melakukan kesalahan sekalipun.
Di sekolah jika Bela melakukan kesalahan maka orang tuanya membelanya. Dengan uang kepala sekolahnya di suap dan anak yang tidak bersalah akan dinyatakan bersalah dan terkadang berakhir anak tersebut dikeluarkan dari sekolah.
Sejak saat itu tidak ada yang mau berteman dengan Bela ataupun mendekati Bela karena mereka tidak ingin nasibnya sama seperti temannya. Bela tidak perduli jika dirinya tidak punya teman karena dirinya pada dasarnya lebih suka menyendiri dan tidak membutuhkan teman.
Awalnya Bela ingin mempunyai teman tapi Mommy Valen melarang Bela untuk berteman dengan alasan mereka hanya mau berteman dengan Bela karena Bela kaya. Bela lama-lama terpengaruh dan untuk tidak mempunyai teman.
Mommy Valen melakukan hal itu agar nasib Bela tidak sama ketika dulu dirinya hamil sebelum menikah karena itulah Mommy Valen melakukan segala cara agar Bela tidak di dekati oleh orang lain terlebih pria lain.
Utusan tersebut tanpa banyak bicara langsung berdiri kemudian menjentikkan jarinya dan tidak berapa lama datang sepuluh bodyguard yang memakai pakaian serba hitam.
"Awalnya Tuan Besar Reyhan memberikan waktu besok tapi karena sikap kalian bertiga seperti ini maka kalian berdua pergilah dan Bela akan kami jadikan pelayan di mansion milik Tuan Besar Reyhan." Ucap utusan tersebut sambil memberikan kode ke arah dua anak buahnya.
"Apa?" Teriak mereka bertiga bersamaan dengan wajah terkejut.
"Kalian gi*a, kami tidak setuju jika putri kami menjadi pelayan." Ucap ke dua orang tuanya.
"Mommy ... Daddy ... " Panggil Bela ketika ke dua tangannya di tahan oleh dua orang bodyguard sambil berusaha melepaskan ke dua tangannya namun tenaganya kalah kuat.
"Lepaskan putri kami? Kami akan membayar hutang kami." Ucap ke dua orang tuanya sambil berjalan ke arah Bela namun mereka dihalangi oleh para bodyguard milik Tuan Muda Raynaud.
Mereka sebenarnya adalah anak buah Tuan Muda Raynaud, mereka mengaku dari utusan Tuan Besar Reyhan namun sebenarnya bukan. Ray melakukan ini karena untuk membalaskan sakit hati Kimberly.
"Bagaimana cara kalian membayar? Jelas - jelas sekarang kalian sudah menjadi miskin. Sebenarnya dengan menyita aset milik kalian di tambah anak kalian masih kurang karena utang kalian sangat banyak." Ucap utusan tersebut.
"Bawa gadis itu!" Perintah utusan tersebut.
"Baik Tuan." Jawab anak buahnya.
Ke dua anak buahnya menarik paksa Bela tanpa memperdulikan caci maki mereka bertiga kemudian pergi meninggalkan mansion tersebut.
"Kalian berdua pergilah dari sini!" Usir utusan tersebut.
"Lepaskan putri kami! Kami akan membalas perbuatan kalian!" Teriak Mommy Valen sambil berusaha melepaskan tangannya yang dipegangnya namun tenaganya kalah jauh.
"Lepaskan istri dan putri kami!" Teriak Daddy Kevin.
Bugh
Bugh
Bruk
Bruk
Dua orang bodyguard memukul tengkuk Mommy Valen dan Daddy Kevin hingga ambruk tidak sadarkan diri kemudian di bawa pergi dari mansion tersebut.
"Tuan, bagaimana dengan para pelayan dan bodyguard yang berada di mansion?" Tanya salah seorang anak buahnya.
"Ikuti aku." Ucap utusan tersebut.
"Baik Tuan." Jawab mereka bersamaan.
Para bodyguard yang berjumlah empat orang mengikuti langkah utusan tersebut menuju ke ruang kerja milik Daddy Kevin.
Ceklek
Utusan tersebut membuka pintu ruang kerja kemudian menatap sekeliling ruangan tersebut hingga dengan mata elangnya dirinya melihat lukisan keluarga di mana ada Daddy Kevin, Mommy Valen dan Bela yang menempel di ujung dinding dekat rak buku.
Utusan tersebut berjalan ke arah lukisan kemudian menurunkan lukisan tersebut dan tidak ada apa-apa di dinding.
Utusan tersebut menatap sekelilingnya hingga dirinya melihat kulkas mini yang berada di samping meja kerja. Utusan tersebut membuka kulkas tersebut dan ternyata brangkas.
Utusan tersebut duduk berlutut kemudian menatap tombol tersebut lalu utusan tersebut mengambil kertas kecil lalu menekan tombol tersebut.
Nomer pin pertama ulang tahun Mommy Valen tapi gagal lalu mencoba nomer pin ulang tahun Daddy Kevin dan gagal juga. Di coba lagi nomer pin ulang tahun pernikahan Daddy Kevin dan Mommy Valen tapi lagi-lagi gagal tidak bisa membuka brangkas.
"Semoga ini benar." Ucap utusan tersebut.
Utusan tersebut mengetik pin ulang tahun Bela dan otomatis pintu brangkas terbuka sedikit. Di dalam brangkas terlihat tumpukan uang yang sangat banyak, beberapa dokumen penting, kotak warna merah darah berbentuk hati, kotak berwarna merah tua berbentuk kotak dan kotak putih ukuran sedang.
Utusan tersebut mengambil ke tiga kotak putih tersebut yang ternyata berisi perhiasan kemudian diletakkan di lantai dekat brangkas.
Utusan tersebut melihat sekeliling ruangan hingga dirinya melihat tas jinjing kemudian memasukkan semuanya ke dalam tas tersebut hingga brangkas tersebut kosong melompong.
"Ini uang dua gepok buat kalian berdua." Ucap utusan tersebut.
"Terima kasih banyak Tuan." Ucap mereka berdua.
Utusan tersebut hanya menganggukkan kepalanya kemudian mereka keluar dari ruang kerja tersebut.
"Panggil semua penghuni mansion ini tanpa kecuali!" Perintah utusan tersebut.
"Baik Tuan." Jawab utusan tersebut dengan patuh.
Ke dua bodyguard tersebut memanggil penghuni mansion setelah terkumpul utusan tersebut mengatakan kalau mansion ini di tutup dan semua penghuni mansion diharapkan meninggalkan mansion.
Selesai mengatakan hal itu utusan tersebut memberikan masing-masing dua puluh juta rupiah ke semua penghuni mansion. Satu persatu penghuni mansion pergi meninggalkan mansion tersebut.
"Kita pergi dari sini." Ucap utusan tersebut.
"Baik Tuan." Jawab ke empat bodyguard tersebut.
Merekapun pergi meninggalkan mansion tersebut namun sebelumnya mansion tersebut di kunci terlebih dahulu.
Lima belas menit kemudian dua orang pria yang tadi pergi dari mansion setelah menerima uang kini kembali lagi ke mansion.
"Bejo, kamu yakin kembali ke sini?" Tanya temannya.
"Yakin, karena Tuan Besar Kevin mempercayakan aku menyimpan uang yang sangat banyak dan dengan uang tersebut aku bisa menyewa mafia untuk menyerang Tuan Besar Reyhan dan membebaskan Bela." Jawab Bejo.
Temannya hanya menganggukkan kepalanya kemudian mereka masuk ke dalam mansion tersebut melalui pintu rahasia, ke dua pria tersebut berjalan ke kamar Bejo.
Sebenarnya pria itu ingin mengambil barang berharga tersebut namun karena Bejo melihat semua barang yang di bawa oleh pelayan dan bodyguard di cek satu persatu membuat Bejo menyembunyikannya di dalam kamarnya yang tersembunyi.
"Ayo kira pergi dari sini." Ucap Bejo sambil keluar dari kamarnya.
"Ayo." Jawab temannya.
Ke dua pria itupun pergi meninggalkan mansion tersebut yang sangat sepi dan tidak ada penghuninya karena semua pelayan dan bodyguard sudah dikeluarkan.
'Bela, jangan kuatir Ayah akan menyelamatkanmu dan kita hidup bahagia bersama Ibumu yang sangat merindukanmu.' Ucap Bejo dalam hati.
pdhl ga harus setiap dialog ada suara hati jadi feel-nya kurang