10 tahun Anna dan Alam menikah dan mereka tidak pernah bertemu sekalipun, karena Anna harus melanjutkan pendidikan dan pengobatannya di Luar negeri.
Dan disaat Anna kembali, pernikahannya harus disembunyikan.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Lunoxs, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
DASW BAB 26 - Sisi Lain Anna
Sampai di ruang keamanan rumah sakit Medistra, Anna langsung disambut hangat oleh Johan. Mendapat perintah langsung dari Alam membuatnya mengerti bahwa Anna adalah orang yang spesial.
Anna kemudian memerintahkan salah satu petugas untuk kembali memutar rekaman cctv di pintu masuk lantai VIP di jam makan siang.
Mata Anna menelisik tajam, menatap lekat-lekat rekaman di depan matanya. Terlihat 2 orang petugas dari dapur mulai masuk, lalu muncul Maura dari arah sebelah kiri. Tidak terdengar apa pembicaraan mereka, hanya terlihat mereka semua terhenti di bagian persimpangan jalan, ruang yang tidak tertangkap cctv.
Kemudian 2 petugas dapur itu kembali meninggalkan lantai VIP tanpa membawa troli makanan, lalu datanglah Anton dan terlihat perselisihan diantara kedua dokter itu.
Sampai akhirnya Anton dan Maura kembali menghampiri troli makanan dan Anton pergi terlebih dahulu.
Anna cukup puas, di dalam benaknya ia yakin jika ini semua adalah ide Anton.
"Terima kasih pak Johan, ini sudah cukup," ucap Anna, Johan mendampingi selama Anna mencari apa yang dia mau.
"Baiklah Dok, katakan apapun jika Anda membutuhkan bantuan kami."
Anna tersenyum dan mengangguk kecil, lantas segera pamit dari sana. Bukan Maura yang ingin dia temui, tapi Anton.
Dengan langkah kaki besar dan tatapan dingin Anna mendatangi ruangan Anton, untunglah orang yang dia tuju ada disana.
Anna menutup pintu, bahkan tanpa takut menguncinya rapat. Menekan handel pintu itu ke dalam dan pintu sudah terkunci.
Anton cukup terperangah melihat aksi Anna itu, bagaimana bisa seorang wanita memiliki keberanian seperti ini. Mengurung dirinya sendiri bersama seseorang yang kini posisinya adalah musuh. Terlebih musuhnya adalah seorang pria.
Anna menghampiri meja Anton dan langsung menggebraknya kuat.
Brak!!
"Dokter ANNA!" ucap Anton dengan suaranya yang tinggi. Sikap Anna yang tidak sopan berhasil memancing amarahnya.
"Jaga sikapmu!" ucap Anton lagi, dia langsung bangkit dari duduknya dan menghampiri Anna hingga mereka saling berhadapan.
"Kamu benar-benar tidak punya malu Anton, gelar dokter tidak pantas untukmu!"
"ANNA!" pekik Anton, dia mengangkat tangannya ingin menarik kerah baju Anna dan melemparnya ke lantai. Namun sayang, Anna lebih sigap dan menepis tangan itu. Balik mencekal tangan Anton dan memutarnya hingga Anton terkunci.
"Arg!"pekik Anton saat Anna memutar tangannya lebih dalam.
Anna lantas melempar tubuh Anton hingga terhuyung diatas Sofa.
Anton memegangi tangannya yang terasa sakit.
"Jangan macam-macam dengan ku Anton, aku bisa melakukan lebih dari pada ini," ancam Anna.
"Apa maksudmu?!"
"Cih, pura-pura bodoh atau memang bodoh sungguhan, telingaku tidak tuli, baru kemarin kamu meminta maaf dan hari ini kamu mencampurkan obat mual di makanan Pricilla, menjijikkan. Apa kamu masih pantas di panggil dokter!" jawab Anna tak kalah tinggi, sungguh dia sangat geram dan marah. Andai saja tindakan Anton terekam cctv dia pasti sudah melaporkan ini kepada dewan pengurus rumah sakit. Namun sayang, tindakan bejat Anton itu masih mampu tertutupi.
Anna tidak punya bukti yang kuat.
Dan Anton yang mendengar tuduhan Anna langsung terdiam seribu bahasa.
Bagaimana bisa Anna mengetahuinya secepat ini. Anton kembali dihantui ketakutan, wajahnya pias dengan lidah yang terasa kelu.
"Aku sangat marah, sangat marah, jika kamu sadar diri lebih baik mundurlah dari rumah sakit ini. Atau jika kamu memang tidak punya malu, tetaplah bangga dengan semua kebusukan mu itu." ucap Anna dengan suaranya yang begitu dingin, menusuk tepat di relung hati Anton.
Anton bahkan tidak menyangka jika Anna bisa semengerikan ini, seolah Anna memiliki dua sisi.