NovelToon NovelToon
ARUNA

ARUNA

Status: sedang berlangsung
Genre:Cintapertama
Popularitas:2.9k
Nilai: 5
Nama Author: Sandri Ratuloly

Aruna, namanya. Gadis biasa yatim-piatu yang tidak tau darimana asal usulnya, gadis biasa yang baru memulai hidup sendiri setelah keluar dari panti asuhan di usianya yang menginjak 16 tahun hingga kini usianya sudah 18 tahun.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Sandri Ratuloly, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

dua puluh satu

Aruna hari ini tidak semangat sama sekali, masih memikirkan kejadian kemarin- mengenai komenan jahat orang-orang yang menuduhnya sebagai perusak hubungan Tama dan Alana. Kemarin, sepanjang hari hingga menjelang malam. Aruna menghabiskan waktu untuk menangis, bahkan Tama turun tangan menenangkannya sambil memeluk Aruna.

Dan sekarang di sinilah, Aruna. Di rumah mertuanya, yang artinya rumah orangtua Tama. Tama membawanya ke sini karena laki-laki itu ada urusan di kampus, mengurus segala keperluannya karena beberapa hari lagi akan di adakan masa Orientasi Studi Mahasiswa Baru.

Tama takut bila Aruna sendirian di apartemen, perempuan itu akan terus termenung dan melakukan hal yang tidak di inginkan.

"Kamu suka baca buku juga, Aruna? Sama kayak Alana, berarti. Dulu bunda sering banget beliin dia buku kesukaannya. "

Aruna tersenyum kecut, dia lalu mengangguk sembari menatap ke arah lain asal bukan menatap wajah bunda Tama yang terlihat tersenyum lebar saat menceritakan soal Alana. Dia melirik jam dinding yang menunjukkan pukul dua belas siang, saat ini mereka berada di ruang baca. Siska yang mengajaknya kemari, ingin menunjukkan koleksi buku-bukunya kepada Aruna.

Namun, berjam-jam mereka di sini, pembicaraan keduanya selalu menyelipkan nama Alana yang keluar dari mulut Siska. Jujur, Aruna sudah merasa tidak nyaman, dia ingin cepat pulang ke apartemen. Tapi Tama hingga jam dua belas siang ini, belum juga ada tanda-tanda pulang kerumah orangtuanya.

'Tok'

'Tok'

Suara ketukan pintu di ruang baca, berhasil mengalihkan atensi keduanya. Aruna menanggapi dengan senyum simpul melihat kedatangan dua orang yang tidak di duganya, panjang umur sekali, Alana, dia datang bersama Tama di sisinya. Hal itu mampu membuat hati Aruna teriris, ditambah lagi dengan reaksi Siska yang nampak begitu antusias dengan kedatangan mantan calon menantunya.

"Alana, anakku! Apa kabar, sayang? Bunda kangen sekali sama kamu. "

Alana sendiri hanya tersenyum canggung, hal itu disebabkan karena dia melihat Aruna yang menatap interaksi nya dengan bunda Tama.

"Ayok, masuk dulu, sayang. Bunda ada sesuatu buat kamu, bunda sebenarnya mau kasih dari kemarin-kemarin tapi kamu gak datang main ke rumah. "

Aruna menundukkan kepalanya, dia di lupakan dan dianggap tak kasat mata. Dia hanya bisa diam, menarik nafas dalam dan menghembuskan dengan berat, berusaha mengatur napasnya agar dia tidak menangis disini.

"Nah, ini buku buat kamu. Buku incaran, Alana, kan? Disimpan dengan baik, ya. Ini hadiah dari bunda. "

Alana mengangguk, dia menyodorkan kue yang sengaja di belinya untuk Siska, kue kesukaan wanita baya itu. Yang mana respon bunda Tama, tampak begitu antusias, wajahnya terlihat berseri-seri. "Makasih ya, sayang. "

"Sama-sama, bunda. "

Aruna tidak berani untuk mengangkat kepalanya, meja di depannya tampak lebih menarik untuk di lihatnya daripada pemandangan menyakitkan di hadapannya. Alana bahkan sudah memanggil mertuanya dengan sebutan bunda, bahkan kedekatan keduanya begitu terjalin dengan sangat baik, Aruna sudah kalah. Tidak seharusnya dia masuk ke dalam hubungan mereka, Aruna memang perusak hubungan orang.

Benar apa yang komentar kan orang-orang padanya, Aruna harusnya sadar diri.

"Aruna? "

Cukup lama Aruna merespon sampai akhirnya deheman keras dari Tama menyadarkannya. Aruna mengangkat kepalanya, lantas menatap bingung ke arah Alana.

"Kamu, baik? "

Aruna menatap sejenak pada Tama, kemudian mengangguk sambil tersenyum simpul pada Alana. "Baik."

"Kenapa cuman diam aja tadi, aku kira kamu lagi gak enak badan. " ucap Alana.

Aruna cuman menggelengkan kepalanya, lalu kembali menunduk. Enggan untuk menatap Alana lama-lama, kenapa semuanya nampak begitu menyakitkan, kenapa rasanya yang tengah terjadi kepadanya terlihat begitu tidak adil.

Aruna membenci dirinya yang sekarang, Aruna benci menjadi lemah tak berdaya, dia terlihat begitu menyedihkan berada di situasi seperti ini.

••••••••

Hari ini mood Aruna sangat tidak bagus, dia sama sekali tidak semangat untuk melakukan sesuatu, bahkan untuk makan, dan itu mengundang tatapan kesal dari Tama.

"Udah, makan? "

Aruna menggeleng pelan kepalanya, sebagai jawaban dari pertanyaan Tama, dia menidurkan kepalanya di bantal kasur, keduanya tengah berada di dalam kamar.

"Ayok makan dulu, biar sedikit aja yang penting ada ke-isi perutnya. "

"Iya, nanti. "

"Aruna! " kesal Tama, akan keras kepala Aruna.

Aruna mengangkat pandangannya, dia menatap kearah Tama yang berdiri kaku di samping ranjang mereka. "Nanti, Tama. Aku lagi gak mood makan. "

Tama berdecak jengkel, mendengarnya. "Kenapa? Lo jangan egois, Aruna. Anak gua butuh asupan, jangan karena lo gak mood, anak gua yang kena getahnya. "

"Aku udah makan buah-buahan, sama cemilan tadi. Jadi anak ini gak bakalan kenapa-kenapa, kamu gak perlu khawatir. " ujar Aruna berusaha menjelaskan kepada Tama.

"Itu gak cukup! Jangan manja, Aruna. Ingat lo lagi hamil anak gua. "

Aruna menatap Tama dengan tatapan terluka, Tama hanya mengakhwatirkan anak di perutnya. Dia beranjak dari kasur untuk menuruti keinginan Tama, dia ingin keluar untuk makan. Namun, karena langkahnya begitu tergesa-gesa sampai Aruna tidak sengaja tersandung dengan kakinya sendiri, syukurnya. Tama dengan sigap menahan tubuh Aruna hingga tidak terjatuh ke bawah lantai yang keras.

"Aruna! Bisa hati-hati tidak kalau jalan, gak usah terburu-buru begitu. Lo ceroboh banget! Ingat lo lagi hamil, Aruna! Hamil anak gua! Lo mau nyelakain dia, hah?! Gua gak mau anak gua sampai kenapa-kenapa karena kecerobohan dan kelalaian lo sendiri, " ujar Tama begitu emosi, bahkan tanpa sadar dia mencengkram bahu Aruna begitu kuat.

Sedangkan Aruna sendiri, dia hanya terdiam kaku mendengar bentakan Tama. Memarahinya habis-habisan atas kecerobohan tak sengaja di lakukannya, Aruna tidak ada niatan untuk menyelakai anaknya seperti apa yang dikatakan Tama, Aruna tidak setega itu.

Tapi, kenapa ucapan Tama sangat menyudutkannya.

"Aku tau aku ceroboh, aku belum bisa jaga anak kamu dengan baik. Tapi bukan berarti aku mau nyelakain dia, ini anak aku juga, Tama! Kamu gak tau apa yang sedang aku alamin sekarang, Tama. Aku setres! Aku setres dengan masalah yang terus menimpa aku, kamu ada mikir soal bagaimana keadaan aku? Yang kamu bisanya cuman menyudutkan aku saja! " Aruna berteriak, dirinya capek dengan masalah hidup yang terus menimpanya tanpa henti. Aruna menangis, menangis sejadi-jadinya.

"Aruna.... "

"Aku juga gak mau kayak gini, Tama. Aku gak kuat atas cemoohan orang-orang yang menyudutkan aku terus, aku gak mau semua ini terjadi. Aku gak berniat ngambil kamu dari Alana, tapi mereka selalu mengatai aku sebagai perusak hubungan kalian, mereka selalu mengatai aku dengan kata-kata tidak pantas, kamu gak akan tau itu, Tama. " setelahnya. Aruna membalikkan tubuhnya untuk kembali masuk ke dalam kamar, hatinya kembali sakit seperti luka baru yang masih basah kembali di gores tajam. Aruna tidak mau melihat wajah Tama untuk saat ini, hatinya sudah kepalang sakit atas perkataan Tama padanya.

Tama sendiri hanya menatap punggung Aruna yang semakin menjauh dan masuk ke dalam kamar mereka, dia baru menyadari bahwa perkataan tak sadarnya itu begitu menyakitkan hati Aruna. Tama tidak tega melihat badan kurus dan lemah tadi bergetar karena tangisan menyedihkannya, Tama sadar kalau prilakunya selama terlalu cuek pada Aruna, bahkan dia pernah menyudutkan Aruna dan mengatai perempuan itu sebagai dalang putusnya hubungannya dengan Alana.

Tama seharusnya paham kalau Aruna sebenarnya membutuhkan banyak perhatian darinya, apalagi Tama tau kalau Aruna tengah terguncang atas gosip di grup angkatan mereka yang menyebarkan fitnah bahwa Aruna adalah seorang pelakor.

Tama seharusnya mengerti akan hal itu, bukan malah semakin membuat Aruna kepikiran.

1
Arieee
semangat Thor up nya q selalu menunggu 🥰
Sandri Ratuloly: makasih banyak atas dukungannya 😍😍
total 1 replies
Arieee
pergi Aruna cari kebahagiaan u sendiri💪💪💪💪💪💪💪💪👍👍👍👍👍👍👍
Arieee
Aruna 👍👍👍👍👍👍💪👍💪👍💪👍 berjuang utk kebahagiaan gak usah berharap ma tama
Black Moon
Thor, ini Helena siapa ya? Apa nama panjang Aruna 😁
Arieee
si Cindy belum kualat aja😡😡😡😡😡😤😤😤😤😤😤😤😤😤bukan hidup situ yg rusak kenapa jadi hakim
Black Moon
ko aku ngerasa, kalo Alana ini nantinya bakal jadi duri ya. Apalagi ditambah sama Tama yg memang ga tegas buat jadi suami 🤔
Sandri Ratuloly: masih labil jadi gak begitu tegas jadi suami, apalagi dia nikahin Aruna karena kepaksa😌🤭
total 1 replies
Arieee
approve ma temen" nya Tama yang waras😆👍👍👍👍👍👍👍
Sandri Ratuloly: untung teman-temannya gak gebukin kepala tama🤣
total 1 replies
Black Moon
setuju sama Aruma, kalo udah lahiran tinggalin aja laki modelan begitu. Ga cocok juga disebut laki-laki, lebih cocok disebut kaum berdaster 😒
Arieee
percuma gak ada sadar nya😡😡😡😡
Arieee
pergi aja lah si mertua juga gak peka 😡
Black Moon
Sejujurnya, ini menguras emosi 😭
Black Moon: Author sendiri kuat banget begadang sampe jam segini, tidur dulu Thor 🤭😁
Sandri Ratuloly: tidur kak, kamu kuat banget begadang baca cerita sampai jam segini😭😭
total 2 replies
Black Moon
Emang Dit, temen kamu itu 🤬🤬🤬🤬🤬 aku pun esmosi. Harus 🤾 pake bakiak
Black Moon
Aruna beruntungnya kamu punya keluarga yang sayang banget sama kamu, apalagi ini bukan keluarga sedarah. Jadi terhura, eh salah. Terharu maksudnya
Black Moon
Dasar laki-laki 🤬🤬🤬🤬🤬🤬🤬🤬🤬🤬
Black Moon
jahatnya, minimal peluklah dulu sahabat kamu Ra 🤬
Arieee
ya diusut lah laporin polisi biar tau rasa yang nyinyir 😡😡😡😡😡😡😡gak tau cerita nya eh bikin cerita sendiri
Sandri Ratuloly
bagussss
Arieee
Aruna 👍👍👍💪💪💪
Arieee
tuh kan sudah q duga 😤😤😤😤😤😤😤
Arieee
karma nya harus pedihhhh ya😤😤😤😤😤😤😤😤😤😤
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!