Balas dendam! Itu yang ada dipikiran Sky setelah saudara kembarnya yang bernama Gala meninggal karena kasus kecelakaan yang disengaja.
Sky, ketua geng motor Langit. Dia selalu berselisih dengan geng motor Phoenix. Ditambah kasus Gala, dia semakin dendam dengan Arnav, si ketua geng motor Phoenix, karena yang dia tahu Arnav-lah pelakunya.
Dia harus bisa membuat Arnav merasakan apa yang dia rasakan. Dia akan membalasnya lewat Shena, adik kandung Arnav.
"Gue akan hancurin adik lo! Baru semua akan impas!"
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Puput, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
BAB 20
"Shena, bangun sayang. Sudah sehari semalam kamu tidur terus." Naya terus menemani Shena di sampingnya. Sudah sehari semalam Shena belum sadarkan diri juga. Bahkan semalam Shena sempat mengalami sesak napas dan saturasi oksigen dalam tubuh nenurun.
"Sayang, kamu istirahat dulu. Semalam kamu gak tidur, nanti kamu sakit."
Bukannya berdiri tapi Naya justru memeluk suaminya. "Mas, mengapa Shena belum sadar juga?"
"Hb Shena sangat rendah meskipun sudah mendapat transfusi darah, peredaran darahnya ke otak juga sempat tidak lancar. Kita berdo'a saja, agar Shena cepat sadar."
"Mas, mengapa gak langsung masukkan Sky ke dalam penjara saja. Aku gak rela kalau Sky tidak mendapatkan hukuman apapun."
Arsen mengusap rambut Naya agar lebih tenang. "Iya, aku tahu perasaan kamu. Tapi kita juga harus memikirkan perasaan Shena. Bagaimana kalau Shena ingin Sky tanggung jawab? Nanti kalau memang Shena mau Sky masuk penjara, aku akan langsung bawa dia ke kantor polisi. Sky sekarang juga dirawat di sini karena mengalami luka di lambungnya. Sebenarnya balasan yang paling menyakitkan itu bukan secara fisik, tapi secara batin. Sky pasti juga sangat menyesal karena dia salah target balas dendam. Dia dibohongi temannya sendiri yang telah mengadu domba Arnav dan Sky."
"Ya sudah, kita serahkan semua keputusan pada Shena." Naya melepas pelukannya dan menghapus air matanya.
Beberapa saat kemudian terdengar ketukan pintu, Arsen segera berdiri dan membuka ruang rawat VIP itu. Dia kini melihat Sky bersama Mamanya.
"Maaf Om, apa saya boleh melihat kondisi Shena?" tanya Sky.
Arsen terdiam beberapa saat.
"Saya mohon, Om." kata Sky lagi.
Arsen menghela napas panjang. "Ya sudah, kamu masuk ke dalam." Akhirnya Arsen memberi izin pada Sky, karena dia juga merasa kasihan melihat kondisi Sky saat ini.
Sky berjalan pelan dengan bantuan Mamanya. Dia kini mendekati brankar Shena. Rasa penyesalan kembali menghimpit dirinya saat melihat Shena yang masih saja memejamkan matanya.
"Kamu tega melakukan ini sama Shena. Kalau sampai besok Shena belum sadar juga, kita akan naikkan kasus ini ke polisi," kata Naya. Dia masih belum bisa terima apa yang telah dilakukan Sky pada Shena.
Sky hanya menganggukkan kepalanya pelan. "Iya Tante. Sekali ini saja, izinkan saya bicara dengan Shena."
"Ayo Ma, kita keluar saja. Siapa tahu Shena bisa sadar." Arsen membantu Naya berdiri lalu mereka keluar dari ruang rawat Shena.
"Sky, kamu duduk dulu." Ida membantu putranya duduk lalu menggantung tabung infus Sky di dekat tabung infus Shena. "Mama tunggu diluar. Kamu bicara baik-baik dari hati ke hati, siapa tahu Shena bisa cepat sadar."
Sky menganggukkan kepalanya.
Setelah Mamanya keluar, satu tangan Sky menggenggam tangan Shena. Dia hanya terdiam sambil menatap nanar Shena. Semua perlakuannya pada Shena berputar ulang di dalam benaknya.
"Lepasin! Jangan!"
"Kenapa lo gak bunuh gue aja!"
"Gue gak mau hamil anak lo!"
"Oke, gue akan gugurin anak ini."
Mengingat semua itu, dadanya terasa sesak. Dia sangat menyesal. Seandainya dia tahu lebih awal semua video itu, dia tidak mungkin menyuruh Shena menggugurkan kandungannya. Dia pasti akan bertanggung jawab pada Shena dan Shena pasti tidak akan terbaring lemah seperti ini.
"Shena maafkan aku. Aku tahu kata maaf dari aku tidak akan bisa mengembalikan keadaan seperti semula dan kata maaf itu juga tidak akan bisa menyembuhkan luka hati kamu. Shena, aku akan terima apapun keputusan kamu, aku akan terima apapun hukuman kamu. Aku mohon, cepat bangun. Apa kamu gak mau balas dendam sama aku? Aku akan terima semua perlakuan kamu, bahkan jika kamu meminta aku pergi dari dunia ini, aku juga akan pergi."
Sky semakin menundukkan pandangannya. Pada kenyataannya, Shena sama sekali tidak merespon ucapannya.
...***...
"Aku dimana?" Shena berjalan seorang diri di ruangan tanpa batas. Hanya ada cahaya terang di sekelilingnya. "Aku ingin kembali."
Shena terus berjalan hingga akhirnya dia menemukan sebuah pintu. Dia membuka pintu itu. Kedua matanya membulat melihat taman yang dipenuhi bunga yang indah. Dia berlari ke tengah hamparan bunga itu. "Indah sekali."
"Shena..."
Mendengar suara itu seketika Shena menghentikan langkahnya. Dia memundurkan kakinya saat melihat Sky yang berjalan mendekatinya.
"Shena, ayo kembali."
"Gue gak mau lihat lo lagi!" Shena memutar tubuhnya dan berlari menjauh. Tapi kemudian dia terjatuh hingga bunga-bunga di sekitarnya berguguran.
"Shena, aku minta maaf." Sky kini duduk di samping Shena. "Kembalilah, aku pasti akan membahagiakan kamu."
"Gak mungkin! Lo udah buat hidup gue hancur!"
Sky tersenyum. Satu tangannya menyelipkan rambut yang menutupi wajah Shena. "Aku memang tidak bisa memperbaiki kaca yang telah hancur, tapi aku akan terus berusaha membuat kamu tersenyum dan memberi cinta yang tulus untuk kamu."
Shena terpaku menatap Sky. Tatapan mata Sky mampu menghipnotis Shena.
"Kamu kembali ya..."
"Cepat kembali, Shena."
"Kembalilah..."
Di kehidupan nyata, Shena kini membuka matanya. Dia melihat Sky yang sedang memejamkan mata dengan kedua tangan yang menengadah ke atas.
Beberapa saat kemudian, pintu ruang rawat Shena terbuka. Arnav masuk dan langsung mendorong Sky agar menjauh dari Shena.
Seketika Sky terjatuh dan jarum infus yang ada di tangannya terlepas.
"Ngapain lo di sini? Pergi lo!" Arnav akan memukul Sky tapi terhenti saat mendengar suara lemah Shena.
"Kak Arnav, jangan..."
Seketika Arnav melepas Sky. "Shena kamu sudah sadar?"
.
💕💕💕
.
Like dan komen ya... 😌
keren semua