Saffana gadis 23 tahun yang sering di gunjing, di hina, di pojokkan, di anggap wanita tidak benar oleh tantenya sendiri bernama Rachel yang memiliki putra bernama Aksa yang taat agama dan sering di bandingkan dengan Saffana.
Malam di hari proses lamaran Aksa putra pertama Rachel dengan wanita pilihan Rachel. Saffana sakit hati dengan perkataan Rachel yang juga mengutuk dirinya dengan kata-kata pedas yang membuat kesabaran Saffana habis. Gadis itu nekat bertindak gegabah dengan menjebak Aksa. Agar-agar orang-orang memberikan makian dan hinaan seperti apa yang dirasakannya yang sering dilontarkan oleh mulut ibu Aksa kepadanya.
Saffana dan Aksa ditemukan di dalam kamar berduaan dengan hasil jebakan Saffana. Yang membuat orang-orang schok. Mungkin apa yang diinginkan Saffana terbalas dengan sakit hati dari Rachel.
Tetapi Saffana berpikir semuanya akan selesai saat itu juga. Ternyata tidak Saffana justru terjebak dalam pernikahan akibat jebakan yang di lakukannya sendiri.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon ainuncepenis, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Episode 33 Pertemuan dengan Arif.
Aksa yang masih tetap berada di belakang Saffana yang masih tersenyum dengan tingkah Saffana yang sangat menggemaskan jika sedang salah tingkah.
"Ini buah ceri?' tanya Saffana.
"Iya kamu benar," sahut Aksa.
"Kak Aksa menyukai buah ini?" tanya Saffana.
"Ini buah kesukaanku. Jadi aku bisa makan buah ini sangat banyak," ucap Aksa.
"Apa enak ," sahut Saffana.
"Sangat enak sekali, ayo kamu coba!" Aksa langsung memberikan Saffana buah tersebut.
"Bagaimana enak bukan," tanya Aksa.
"Memang sangat enak," jawab Saffana yang masih terus memakan buah itu.
Aksa mengingat masa kecil dia dan Saffana. Hal yang tidak pernah disangka Aksa sama sekali. Jika Saffana akan mengingatkan buah kesukaannya. Apalagi dengan spontanitas Saffana yang berbicara dan itu membuat Aksa Saffana begitu manis.
Saffana dan Aksa masih berada di tempat buah yang sama-sama memilih buah jeruk. Namun tiba-tiba tangan Saffana dan Aksa sama-sama mengambil buah jeruk yang sama dan mereka saling melihat dengan beradu pandang. Tatapan mata mereka sama-sama dalam. Hal itu tidak berapa lama. Mereka berdua yang akhirnya sama-sama melepas tangan dari buah tersebut.
Mereka terlihat sama-sama salah tingkah meski mencoba menutupi dengan raut wajah dingin. Namun mereka tidak bisa bohong jika mereka benar-benar sama-sama gugup. Jadi mencari-cari sesuatu untuk menutupi rasa gugup dari mereka berdua.
Aksa dan Saffana masih berbelanja dengan keranjang belanjaan yang sudah penuh. Namun tiba-tiba langkah mereka terhenti ketika sosok pria dengan seorang wanita paruh baya berhenti di depan mereka.
"Kak Arif..." lirih Saffana.
Arif dan seorang wanita paruh baya yang kemungkinan adalah ibu Arif yang juga berada di Supermarket yang sama. Tatapan mata Arif melihat ke arah Aksa bergantian dengan Saffana. Arif dan Aksa masih terlihat saling diam dan bahkan tidak menyapa. Karena memang mereka masih terlibat perang dingin.
"Aksa kamu di sini," wanita itu tampak mengenal Aksa.
"Iya Tante," jawab Aksa.
"Mah kenalkan ini Saffana," tiba-tiba Arif yang langsung memperkenalkan Saffana kepada sang Ibu.
"Hallo Tante!" Saffana langsung menyambut uluran tangan itu dan tersenyum dengan ramah.
"Saffana. Jadi kamu Saffana yang sering diceritakan Arif," sahut wanita itu yang juga kelihatan menyukai Saffana pertama kali bertemu.
Pertanyaan Ibu Arif membuat ekspresi Aksa datar. Namun Saffana hanya tersenyum tipis ketika mendengar pernyataan dari wanita itu.
"Kamu cantik sekali Saffana. Apa yang di katakan Arif ternyata benar," ucap wanita itu.
"Terima kasih Tante," ucap Saffana yang merasa situasi itu sangat canggung.
"Kamu kenapa bisa bersama Aksa?" tanya Ibu Arif.
"Oh iya Tante lupa. Arif pernah mengatakan jika kalian berdua sepupu," ucap Ibu Arif yang kembali mengingat-ingat.
"Bukan hanya sepupu, Saffana juga istri saya," sahut Aksa dengan suara lembut namun terdengar ada penegasan dan penekanan.
Hal itu membuat Ibu Arif kaget. Arif juga tidak menyangka jika Aksa memberikan pernyataan yang benar.
"Kamu sudah menikah Aksa?" tanya wanita itu yang benar-benar kaget.
"Tante benar, aku dan Saffana menikah di Yogyakarta dan kami juga membuat perayaan makan malam di Jakarta. Aku tidak tahu jika ternyata Arif tidak memberitahu hal itu kepada Tante," jelas Aksa dengan singkat.
Sepanjang Aksa berbicara, Arif menatap Aksa. Arif juga mendadak gelisah, mungkin di luar ekspektasinya, jika Aksa akan memberi penjelasan sebegitu lengkap. Karena menurut Arif Aksa sendiri tidak menginginkan pernikahan itu.
"Arif kamu kenapa tidak memberitahu Mama?" tanya Ibu Arif.
"Aku_ aku lupa," jawab Arif yang terlihat gugup.
"Lalu bagaimana ceritanya kamu bisa-bisanya menceritakan wanita yang sudah memiliki suami kepada Mama. Kamu seakan-akan tertarik pada Saffana padahal dia sudah menikah dengan sahabat kamu," ucap Ibu Arif.
Arif seolah tidak punya muka yang bahkan sangat malu.
Aksa diam dan terlihat tenang menghadapi Arif yang terang-terangan mengatakan menyukai sang istri dan hal itu memang tidak main-main jika Arif sudah menceritakan semua tentang Saffana kepada sang Ibu.
"Ya Mama tahu kamu memang anaknya suka bercanda. Kamu ini aneh sekali, mama pikir Saffana belum menikah. Atau mungkin wanita yang kamu ceritakan sama Mama bukan Saffana yang ini," Ibu Arif mencoba untuk berpikiran positif.
"Mama benar bukan Saffana yang ini," sahut Arif yang mau tidak mau harus berbohong kepada sang Mama untuk menutupi rasa malu.
"Jadi benar bukan ini, Mama lega mendengarnya. Karena mana mungkin Saffana yang sudah menikah," ucap Ibu Arif menghela nafas.
"Ya sudah Tante aku dan Saffana pergi dulu," ucap Aksa yang tidak ingin berlama-lama di depan sang sahabat.
"Baiklah Aksa. Tante sangat berharap kamu tidak salah paham dengan apa yang Tante katakan tadi. Karena Saffana yang di maksud Arif juga bukan istri kamu dan tidak mungkin juga Arif menceritakan istri kamu kepada Tante. Kamu juga ya Saffana jangan dibawa pikiran," ucap Shofia.
"Iya Tante!" sahut Saffana dengan mengangguk.
"Ayo!" ajak Aksa. Saffana menganggukkan kepala.
Arif mendengus melihat kepergian Aksa dan Saffana.
"Apa sekarang kamu benar-benar takut Aksa. Jika aku akan mengambil Saffana dari kamu. Awalnya kamu menegaskan jika kamu tidak menyukai dia dan tidak menginginkan pernikahan kalian. Tetapi barusan kamu seolah menegaskan dan mengumumkan kepada semua orang jika dia istrimu. Kamu benar-benar sangat naif Aksa," batin Arif.
"Arif lalu Saffana yang mana yang kamu maksud?" tanya sang ibu.
"Nanti Arif akan bawa pada Mama. Jadi mama jangan khawatir," ucap Arif.
"Baiklah kalau begitu Mama menunggu saja," sahut sang Mama.
*********
Setelah selesai berbelanja Saffana dan Aksa menuju mobil dengan Aksa yang memasukkan belanjaan ke dalam bagasi mobil. Sementara Saffana yang berada di samping Aksa yang juga ikut membantu Aksa.
Seperti biasa pasangan suami istri itu pasti diam-diam. Aksa juga menunjukkan wajah dingin yang membuat Saffana memperhatikan wajah sang suami yang merasa ada sesuatu yang membuat mood Aksa berantakan.
"Masalah yang kemarin aku yang 1 mobil dengan kak Arif," ucap Saffana tiba-tiba mengeluarkan suara membuat Aksa menoleh ke arah Saffana.
"Hmmmm, aku tidak menemukan Taxi dan juga sudah malam, kak Arif tiba-tiba lewat dan menawarkan ku ikut pulang. Karena memang sudah malam dan tidak ada Taxi, jadi aku tidak punya pilihan lain. Aku hanya menumpang saja ada tidak pergi dari pagi dengan kak Arif. Aku pergi bersama Dinda temanku," jelas Saffana.
Tiba-tiba saja Saffana ingin menjelaskan kejadian yang berlalu yang membuat mereka juga bertengkar malam itu.
"Kenapa menjelaskan sekarang?" tanya Aksa dengan kedua tangan di lipat di dada, tatapan mata yang menatap intens Saffana.
"Kemarin kamu tidak ingin menjelaskan apa-apa?" tanya Aksa.
"Kamu langsung mengintimidasi ku dan aku kesal, merasa percuma saja jika harus menjelaskan kejadian yang benar," jawab Saffana dengan menunduk.
"Sudahlah ayo masuk, tidak ada gunanya membahas hal yang berlalu. Ini sudah beberapa hari. Ayo!" ucap Aksa.
Saffana menganggukkan kepala. Mereka berdua memasuki mobil dengan bersamaan.
"Ada lagi yang di butuhkan Bunda?" tanya Aksa.
"Sudah tidak ada lagi, semua sudah lengkap di Supermarket," jawab Saffana.
"Ya sudah kita pulang," sahut Aksa. Saffana menganggukkan kepala. Aksa langsung menyetir dengan kecepatan santai.
Bersambung
ish ish ish semoga saja setelah sampai ditanah suci ,Saffana mendapatkan jalan yg terbaik untuk RT nya
kalau AQ berharap semoga Saffana n Aksa bisa bersatu lagi😘
tetap semangat berkarya kak 👍👍🥰🥰💪💪
Tu kan, Saffana sangat kecewa sama kamu
Minta maaf perlahan lahan
gak usah maksa
Saffana bukan lagi istrimu karena kamu sudah menjatuhkan 2 talak
tetap semangat berkarya kak 👍👍❤️❤️
Menyesal pun terlambat
Saffana udah pergi
ingat baik2 apa yg kamu ucapkan
kamu akan menyesal sampai kapanpun
Dan Saffana sudah sangat jauh darimu
Aksa sangat mengecewakan 🤬🤬
jika suatu saat tau kebenarannya
Kasian banget Safana,hamil muda tapi tidak dapat perhatian dari Aksa
Gak usah lama2 kalau marahan
Jujur saja pada Saffana bagaimana kondisi kesuburanmu
Kehamilan Safana adalah sebuah keajaiban dan berkah dari Tuhan,jangan kau sia siakan
Mau AQ getok aja kepala Aksa, otaknya kayaknya kebalik ada di kaki
wkwkwk 😁😁
makasih kak udah update 👍👍❤️❤️