NovelToon NovelToon
Mencintai Adik Angkat

Mencintai Adik Angkat

Status: sedang berlangsung
Genre:Cinta Seiring Waktu
Popularitas:38k
Nilai: 5
Nama Author: tuti yuningsih

"Kita ini Kaka beradik, Boy. jadi kamu tidak boleh mencintaiku!" Aya.

"Kita Kaka adik hanya dalam kartu keluarga. tapi kenyataanya kita tidak ada hubungan darah. jadi Aku bisa menikahi kamu!" Boy.

Boy dan Aya memiliki hubungan yang rumit. papah mereka punya istri dua. Boy anak dari istri kedua sedang Aya anak dari istri pertama. tapi Aya bukan anak kandung, melainkan anak adopsi.

Boy dan Aya sedari kecil selalu bersama. sampai akhirnya Boy punya rasa nyaman dan cinta pada Aya. sayangnya cinta Boy di tolak Aya karena Aya tidak mau membuat keributan di dalam keluarganya. Bagai mana kisah cinta mereka. yuk lanjut baca aja.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon tuti yuningsih, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Boy Berangkat Ke Belanda

Aya di kamarnya duduk di tepi kasur sambil menangis. Aya tidak menyangka kalau Boy menyatakan cinta padanya. Aya juga merasa perasaannya aneh kalau ada di dekat Boy. Tapi Aya tidak berpikir kalau itu cinta. Aya akhir akhir ini suka deg degan kalau dekat Boy. Apa lagi kemarin kejadian bibir Boy dan Aya ciuman.

Tadi untung ada mba yang datang ke kolam renang. Jadi Boy melepaskan tangannya. Dan Aya bisa kabur. lengan Aya sampai sakit dan merah karena Boy cukup kencang memegangi tangannya.

Malam harinya Aya tidak mau makan di bawah. Aya rupanya tidak mau bertemu Boy. Aya beralasan pada Bunda kalau sedang tidak enak badan. Jadi Bunda mengantarkan makanan untuk Aya ke kamarnya. Aya pakai baju tidur lengan panjang agar Bunda tidak melihat tangannya yang merah.

"Habis makan minum obatnya ya," Bunda sambil memegang kening Aya. Memang kening Aya agak hangat. Dan mata Aya sayup karena banyak menangis. Bunda tidak tau kalau Aya habis menangis. Karena Aya memang kalau sakit matanya sayup.

"Iya Bunda."

"Ya sudah Bunda turun dulu. Kalau nanti kepalanya makin pusing telfon Bunda aja," Aya jawab Iya.

Bunda keluar dari kamar Aya. Aya melihat makanan di piring merasa malas makan. tapi karena harus minum obat, Aya pun makan walau dikit.

Pagi harinya Aya belum mau turun ke bawah. Bunda lagi lagi mengantarkan sarapan ke kamar Aya.

"Aya sudah sembuh Bun. Aya tinggal lemas saja."

Bunda menyuruh Aya minum obat lagi. Tapi Aya tidak mau.

"Kalau ngga mau minum obat, kamu harus banyak makan sayang. Biar kamu tidak lemas."

"Iya nanti makanannya Aya habiskan Bun."

"Benar ya harus di habiskan. nanti siang Bunda mau antar nenek ke Dokter, kamu di tinggal ngga papa kan sayang?"

"Iya Bun ngga papa. Kan ada mba di rumah. Jadi Bunda ngga usah kuatir."

"Ya sudah kalau gitu Bunda mau siap siap dulu, trus langsung pergi ya."

"Iya Bun. Bunda hati hati. dan salam buat Nenek dan kakek."

"Iya sayang."

Bunda lalu keluar dari kamar Aya dan langsung pergi ke kamar nya untuk siap siap.

Siang harinya, Aya tidak turun untuk makan siang. Sedang yang ada di rumah hanya ada Boy. Ayu belum pulang sekolah karena ada tambahan pelajaran.

"Mba, Aya dari tadi belum turun?"

"Belum Den. Mungkin masih sakit."

Boy jadi kepikiran. Karena semenjak pengakuan cintanya pada Aya, Aya jadi sakit.

Boy lalu mengambil piring dan mengisinya dengan makanan. Boy akan mengantar makanan pada Aya dan mau bicara juga minta maaf.

Boy naik ke atas menuju kamar Aya setelah piring terisi. Sampai di kamar Aya, Boy mengetuk pintu.

Aya sedang tiduran di kasur sambil main hp. Saat dengar pintu di ketuk, Aya langsung bilang masuk karena Aya pikir itu Mba.

Boy yang mendengar Aya bilang masuk lalu membuka pintunya dengan pelan. Aya masih melihat ke hpnya saat Boy masuk ke dalam.

"Ini sudah siang. Kamu harus makan dulu," kata Boy dan itu membuat Aya kaget karena ternyata Boy yang datang.

Aya lalu langsung menunduk lagi dan diam. Boy mendekati Aya dan duduk di pinggir kasur.

"Aku minta maaf. Karena aku kamu jadi sakit. Aku hanya ingin kamu tau isi hatiku dan aku pun tau ini salah. Cinta ku padamu datang tanpa aku minta. Aku juga tidak ingin seperti ini. karena aku juga merasakan sakit Ya."

Aya masih diam dan terus mendengarkan perkataan Boy.

Boy melihat tangan Aya yang masih merah. Boy lalu mengambil tangan Aya. Aya langsung menariknya.

"Aku hanya ingin lihat saja. Aku tidak akan menyakiti kamu lagi. Izinkan aku melihat luka itu."

"Ini ngga papa. Sudah ngga sakit."

"Maafkan aku ya Ya. Aku benar benar minta maaf. Harusnya aku tidak usah memberi tau tentang perasaanku padamu. Karena kita akhirnya jadi canggung begini."

"Ya sudah aku akan keluar. Kamu makanlah. Aku minta kamu abaikan perkataan ku yang kemarin. Anggap saja aku tidak bicara apa apa. Kamu benar kita Kaka adik. kita ngga akan pernah bisa bersama. Kamu mau kan maafkan aku dan lupakan kejadian kemarin?" Aya mengangguk.

"Kita jangan canggung lagi ya. Kita kan akan berpisah cukup lama. Jadi kita manfaatkan waktu kita untuk berkumpul bersama."

Lagi lagi Aya hanya mengangguk. Boy bangun dari duduknya, lalu sebelum pergi Boy menyuruh Aya makan.

Boy keluar dari kamar Aya. Boy tidak langsung pergi, tapi Boy mengatur nafasnya. Semua yang di katakan Boy sangat tulus pada Aya. Minta maaf dan tidak ingin canggung lagi. tapi kalau soal cinta Boy pada Aya itu tidak mudah untuk di hapus. Jadi Boy pun akan berusaha melupakan Aya.

"Semoga dengan berjalannya waktu, cintaku untuk Aya akan hilang. Aku tidak mau menyakiti Aya dan keluargaku," kata Boy dalam hati berkata.

Boy turun ke bawah dan menuju kamarnya. Boy mau merapikan baju bajunya yang akan di bawa ke luar negri.

Hari pun berlalu, dan keberangkatan Boy ke Belanda besok sore. Malam ini semuanya sedang berkumpul. Rupanya Aya tidak mau ikut mengantar Boy ke Belanda. Alasan Aya karena mau daftar kuliah. Bunda tadinya juga tidak mau ikut pergi ke Belanda karena Aya tidak ikut. Tapi Aya bilang Bunda suruh ikut. Aya juga ingin Bundanya berlibur.

"Sayang kamu benar ngga mau ikut ke Belanda?" tanya Ayah.

"Ngga Yah. Aya kalau ngga tabrakan dengan jadwal Aya daftar kuliah, Aya pasti ikut. tapi ini kan waktunya bersamaan."

"Ya sudah kalau begitu. Semoga nanti Kamu keterima di kampus yang kamu inginkan ini ya sayang."

"Amin. Makasih Yah atas doanya."

Ayu masuk kamar karena mau merapikan barang yang mau di bawa. Begitu juga dengan Mamih, Papih dan Bunda, mereka mau mengecek lagi barang barang yang mau di bawa. Sedang Boy sudah rapi dengan apa yang mau di bawa.

Boy dan Aya masih ada di ruang keluarga. Boy terus menatap Aya, sedang Aya melihat ke hpnya pura pura tidak tau kalau Boy masih saja menatapnya.

"Kamu sedih ngga sih Ya, aku mau pergi ?"

"Em... Ya ngga sedih sih. Soalnya kan kamu mau sekolah."

"Tapi aku sedih Ya. Apa lagi kamu ngga mau antar aku."

"Ngapain sedih sih. Kita kan masih bisa vc dan telfon."

"Tapi kan beda Ya. Waktu di sana sama sini aja beda."

"Iya sih."

"Nanti kamu kuliah yang benar ya. Jangan pacaran. Kamu harus fokus kuliah."

Aya hanya mengangguk. Setelah itu Boy dan Aya pergi ke kamar masing masing untuk tidur.

Esok harinya, semua sudah bersiap untuk pergi ke Bandara. Bunda sebenarnya sangat kuatir karena Aya ngga ikut.

"Aya sudah besar Bun. Lagian di rumah ada Mba."

"Tetap saja sayang, Bunda kepikiran."

"Sayang, nanti kalau pergi jangan sendirian. kamu pergi kemana saja harus di antar supir. Ngerti kan sayang."

"Iya Yah. Aya ngerti."

Aya tidak mengantar ke bandara karena takut sedih. Setelah satu persatu pamit, semuanya keluar. Tapi Boy yang terakhir keluar dari rumah.

"Aku pergi dulu."

"Iya Boy. semoga kamu sukses ya di sana. Doa terbaik buat kamu."

Aya lalu membuka tangannya untuk memeluk Boy. Boy lalu memeluk Aya.

Keduanya lalu melepaskan pelukannya.

"Ini untukmu. Kamu baca setelah aku pergi ya."

"Apa ini?" Aya tau itu amplop tapi ngga tau apa isinya.

"Nanti kamu tau setelah kamu buka. Aku pergi," Aya mengangguk.

Boy pun keluar dari rumah dan langsung menuju pintu. Aya melihat ke amplop setelah itu memasukannya ke kantong. Aya mau melihat semuanya masuk mobil.

"Kak Aya... Dadah...." Ayu terlihat senang.

"Dah... Jangan lupa oleh oleh buat Kaka," teriak Aya.

"Ok Kaka...."

Mobil pun berjalan meninggalkan rumah. Boy melihat Aya yang masih berdiri dari spion mobil.

Jangan lupa like komentar dan vote terimakasih...

1
Rina
Boy jangan marah dulu ya , tapi tanyakan dulu kebenarannya ke Aya , tahan emosinya ya Boy coba dibicarakan dulu dengan baik” 🙏🏻🙏🏻🙏🏻
Apriyanti
lanjut thor
Sumi afiz
makin seru kak Tuti ditunggu update selanjutnya
Sumi afiz
Aya senang boy dtng tapi Aya juga takut boy pasti marah besar sama Aya karna tidak bilang kalau dia dijodohkan sama ayahnya
🍌 ᷢ ͩ༄༅⃟𝐐 ᵗⓂ🍁Henny❣️𝐀⃝🥀
lanjut thor
milah fahri81
hahaha dasar ayu si anak kecil bisa ja,moga masalah ini bisa terselesaikan dg baik oleh boy dan Arif .lanjut thor tmbh seru semangat ya
19senja Kimpluk87
Semoga Boy jujur dg Arif,sehingga arif mundur dg gentle..
Fitria Syafei
wow aku deg deg kan KK nanti apa yg di katakan oleh Boy dapat di terima oleh orang tuanya 😚 KK kereeen 😘😘
Daroah339
boy km ingin kasih kejutan buat aya tapi nanti km yang akan terkejut kalu km tau aya d jodohin
Djuniati 123
jeng jeng jeng
🍌 ᷢ ͩ༄༅⃟𝐐 ᵗⓂ🍁Henny❣️𝐀⃝🥀
Boy yg bikin pzt deh
🍌 ᷢ ͩ༄༅⃟𝐐 ᵗⓂ🍁Henny❣️𝐀⃝🥀
belom apa" dah bohong Rif
Apriyanti
wkwk pasti boy yg bikin kejutan tp malah boy di bikin terkejut
lanjut thor
Sri Hendrayani
itu pasti boy
milah fahri81
lanjut thor
milah fahri81
boy ya yg bt surprise,moga ja benar.
Arin
niat hati Boy bikin kejutan buat kelulusan Aya. Tapi malah terkejut dengan fakta kalo Aya berusaha di jodohkan sama Arif oleh orang tua nya...... semoga nanti Boy terus terang dengan perasaannya dan semua orang tuanya bisa menerima hubungan Boy-Aya
sella surya amanda
lanjut
Rina
Wah katanya yg bikin surprise Boy nih , semoga gak terjadi masalah ya karena Arif ada disitu , makanya Boy udah lah jujur aja sama Papih mamih dan bunda kalo kamu cinta dan sayang sama Aya 🫢🫢🫢
🍌 ᷢ ͩ༄༅⃟𝐐 ᵗⓂ🍁Henny❣️𝐀⃝🥀
baca'a jd deg degan ih...
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!