NovelToon NovelToon
THE WAR PRINCESS

THE WAR PRINCESS

Status: sedang berlangsung
Genre:Reinkarnasi / Perperangan
Popularitas:1.8k
Nilai: 5
Nama Author: Himme

Tuan putri yang memiliki berkah dari dewa perang. Kecantikan dan keanggunan dengan belahan pedang yang tajam yang mampu menebas apapun.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Himme, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Pelatihan

Jleb

Arlina tersenyum bidikan anak panahnya tepat sasaran. Lalu kembali mencoba dengan mengunakan tiga panah sekaligus. Dan lagi-lagi berhasil mengenai tepat sasaran.

Melihat dirinya berhasil di percobaan pertama. Arlina memiliki ide untuk membuat banyak objek untuk dijadikan sasaran. Dengan berbagai cara dan jarak dan Arlina bahagia karena semuanya tepat sasaran.

"Ternyata menyenangkan juga. Kalau begitu aku pakai senjata lainnya. " Arlina meletakan busur itu dimeja dan melihat macam-macam senjata dimatanya.

Hingga tatapan berhenti tepat disatu senjata yang mencuri perhatiannya.

Sring

"Pedang ini terlihat menarik."

Ya! Senjata yang dari awal mencuri perhatian adalah sebuah pedang. Arlina mengenggam pedang ditangannya. Lumayan berat tapi itu tidak masalah baginya.

Arlina mencoba mengayunkan pedangnya

Sring

"Arahkan dengan benar! "

"Kenapa kaku sekali! Jangan pura-pura lemah."

"Bagaimana kau merawat pedangmu dengan baik maka dia akan menjagamu. "

"Ayo coba, kau ayunkan pedangnya. "

"Haha.. bukan begitu. Tapi begini.. ah! maaf. Ini kau lanjutkan. "

"Untuk apa kau memakai pedang. Perempuan sepertimu paling cocok pakai anak panah hahaha! "

"Kenapa kau bicara seperti itu? Lihatlah pecundang ini. "

"Jangan dengarkan. Biarkan mereka mencaci dirimu tapi kau harus tetap berdiri. Kau harus buktikan jika kau tidak seperti yang mereka katakan. "

"Berdirilah menggunakan kedua kakimu sendiri. Jika kau terus bertumpang pada orang lain kau akan selamanya seperti itu dan latihanmu selama ini akan sia-sia. "

"Arlina! "

Arlina tersadar dan menoleh melihat Ayah dan Kakaknya datang dengan bersama pria dewasa asing dibelakang mereka. Jargan menepuk bahu adiknya.

"Ada apa? kau melamun? " tanya Jargan.

"Ah, tidak papa kak. "

"Kau yakin? "

"Iya Kak aku yakin. "

"Oh ya Arlina perkenalkan ini Andreas. Dia yang akan menjadi tutormu. " ucap Hikosi.

Pria dengan surai hitam panjang dikepang kesamping dan dengan kacamata. Bernama Andreas menganggukan kepalanya.

"Aku Andreas yang akan menjadi tutor untuk nona. Saya akan melatih nona sebaik mungkin hingga nona bisa menjadi kuat tak terkalahkan. " ucap Andreas.

"Terimakasih, mohon kerjasamanya. " ucap Arlina dengan sopan.

"Baiklah, bagaimana kalau kita langsung mulai. " Andreas menatap Hikosi.

"Silahkan Andreas. " ucap Hikosi mengizinkan. Lalu dirinya dan putra sulungnya minggir ketepi halaman memberikan ruang untuk Andreas melatih Arlina.

"Baiklah nona, seperti yang saya lihat jika anda sudah berlatih dengan anak panah terlebih dahulu. Dan semuanya tepat sasaran dan itu luar biasa. "

"Terimakasih, aku hanya sedikit mempelajari dari buku. "

"Begitukah? Luar biasa. Anda langsung bisa memahami hanya lewat buku. kalau begitu apa sekarang anda ingin mencoba mengunakan senjata lain seperti pedang yang ada ditangan nona. "

Arlina menatap pedang yang sedari tadi digenggaman nya.

"Iya aku ingin mencoba mengunakan pedang. Entah kenapa aku tertarik dengan senjata satu ini."

"Daya tarik mengikat. Itu adalah salah satu rasa penasaran yang dimiliki oleh setiap pejuang pemula. Hal itu hal biasa apalagi pedang adalah senjata utama untuk kesatria yang berada di garis depan peperangan. " Andreas mengambil satu bilah pedang.

"Jadi apa nona pernah melatih teknik senjata berpedang? "

Arlina terdiam sesaat. Dia nampak ragu bagaimana tidak. Dia baru pertama kali memegang dan belum mempelajarinya. Namun entah kenapa hal semacam ini pernah dia lakukan.

"Em.. Gini saja, coba nona melakukan teknik dasar berpedang. Lawan aku sekuat mungkin."

"Tapi aku belum pernah melakukannya? "

"Tidak papa, saya disini. Saya yang akan mengoreksi jika ada kesalahan. Nona hanya perlu percaya dirilah dan tenang yakin anda bisa melakukannya. Jangan ragu untuk memulainya. Kesalahan adalah hal yang wajar namun itu lebih baik daripada tidak melakukannya sama sekali. "

Arlina yang mendengar ucapan Andreas mengangguk mengerti.

"Baiklah pelatih. Aku akan melakukanya. "

"Bagus, ayo kita mulai. " ucap Andreas langsung mengarahkan pedangnya kedepan. Arlina mengangguk langsung mengarahkan pedangnya kedepan melakukan kuda-kuda.

"Baik aku siap. "

"Mulai! "

Tring

Arlina mengayunkan pedangnya yang langsung ditahan oleh Andreas. Arlina terus mengarahkan pedangnya terus menerus.

Tring

Trang

Tring

Trang

Serangan demi serangan Arlina arahkan yang awalnya Andreas hanya menangkis serangan Arlina kini bergerak memberikan perlawanan. Andreas takjub dengan serangan yang diarahkan padanya. Ayunan kuat membuat beberapa kali Andreas terdorong mundur. Melihat teknik berpedang Arlina telah melewati dasar-dasar berpedang. Itulah kenapa kini Andreas justru berbalik melawan karena jika diam saja seperti awal maka dipastikan pedang yang dia genggam akan patah jika terus dihantam dengan kuat.

“Bagus lakukan itu. Terus hantam lawanmu hingga lawanmu kewalahan menerima seranganmu. "

"Pastikan saat kau melakukan serangan jangan terlalu mengunakan banyak tenaga. Jika kau terlalu menguras tenagamu pada titik awal penyerangan kau akan kelelahan dipertengahan pertarungan. "

"Lihat sekitarmu. Cari celah untuk semakin memojokkan lawan. Fokus tapi tepat berusaha berfikir untuk mencari titik kelemahan musuh. "

"Jika kau tetap stack maka pertarungan tidak akan selesai. Maju, buat musuhmu terpojok. "

Sementara Arlina terus mengayunkan senjatanya, melihat Andreas bergerak dia ikut bergerak juga. Meski pria didepannya lebih tinggi namun Arlina tidak gentar. Apalagi suara-suara itu terus berputar berulang-ulang pada telinga dan ingatan. Arlina maju dan terus memberikan serangan dengan keras dan mencari sasaran untuk mencari titik lemah dan saat ada kesempatan.

Praang!

Sring

Pedang Andreas terbelah begitu Arlina langsung mengayunkan kuat pedang dengan kuat. Melihat itu membuat Andreas takjub. Bahkan Hikosi dan Jargan serta beberapa orang-orang yang memang sedang berjaga atau beraktivitas tercengang dan tak kalah takjub.

Hikosi seakan tidak percaya apa yang dia lihat. Dia tidak menyangka putrinya yang masih berusia 5 tahun bisa melakukan berpedang dengan hebat. Dibandingkan pelatihan dasar, apa yang dilakukan Arlina lebih ke duel. Jargan nampak takjub dan terpukau. Dia saja yang lebih lama berlatih tidak bisa sehebat itu namun dirinya merasa bangga jika adik perempuannya lebih hebat darinya.

"Kau menang nona Arlina. " ucap Andreas. Arlina menurunkan pedangnya dan menormalkan tatapannya yang tadinya menajam.

"Kau hebat nona, meski begitu awal berlatih anda bisa langsung memenangkan duel dengan saya. Meski awalnya saya hanya ingin melindungi teknik dasar pedang anda namun siapa sangka jika anda langsung bertindak serius hingga pelatihan ini menjadi duel. Tapi saya senang nona melakukan itu. Terus kembangkan naluri, insting dan kemampuan pedang anda. Semakin anda menguasai pedang, pergerakan tubuh, insting yang kuat, rasa, firasat, dan kejeniusan berfikir untuk mencari celah untuk mencari kelemahan musuh ditengah sengitnya bertarung maka yakinlah anda akan memenangkannya. "

"Terimakasih pelatih. Namun ini masih belum seberapa. Aku ingin berlatih sebanyak mungkin. Bukan hanya pedang tapi juga senjata lainnya. Karena pelatih pasti tau jika hanya bertumpu mengunakan satu senjata maka sewaktu-waktu akan sia-sia. Karna dimedan perang apapun bisa terjadi. " ucap Arlina.

"Dengan senang hati saya akan melatih anda. Dan jika anda berhasil saya berjanji akan membawa anda terutama berpedang berada ditingkat master. Semakin anda menjaga senjata dan zirah anda, semakin anda sering berlatih, semakin anda meningkatkan insting, firasat, naluri, kewaspadaan dan lain sebagainya anda bisa menjadi gadis perang yang tidak pernah terkalahkan."

"Aku akan berusaha hingga hal itu sampai benar-benar terjadi. "

"Kalau begitu kita lanjutkan berlatih! "

Arlina mengangguk dan mengarahkan senjatanya kearah Andreas.

"Siap."

Prangg!

1
Naturelight
bru ngintip
mw bca msih ragu, soalny gk ska ma yg pda hiatus🥺
Garl4doR
Gegara masih 5 tahun pikiranku menggambarkan Arlina kayak Anya Forger/Slight/ semangat terus thor/Grin/
Tiểu long nữ
Kehabisan kata-kata. 😶
shora_ryuuka shoyo
Gemesin banget karakternya!
Amalia Mirfada
Cerita ini memikat emosi dan perasaanku sepanjang waktu.
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!