Cerita ini untuk fatcat dengan happy ending
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon qinaiza, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 11
"Athan nonton film yuk" ajak Meyra
Dua manusia berbeda gender itu sekarang sudah sampai di mall tempat keduanya bertemu.
"Boleh" Nathan mengangguk setuju dengan ide Meyra.
"Aku ikut kamu aja. Jadi kamu yang pilih film nya oke ?" Nathan menggeleng
"Nggak Meyra, kamu aja yang milih. Entar kalo kamu gak suka sama film yang aku pilih gimana ?"
"Pokoknya kamu aja yang pilih Nathan. Aku bakal ikut suka kok nanti sama film yang kamu pilih. Udah, ayo." Meyra menggaet lengan Nathan dan menariknya menuju tempat bioskop.
Nathan akhirnya memilih film dengan genre action. Setelah itu keduanya masuk sembari membawa popcorn dan minuman yang tadi sudah dibeli.
"Kamu serius suka sama film yang aku pilih ini ?" Nathan menoleh ke arah samping kanannya, dimana Meyra duduk saat ini.
"Iya aku suka kok Athan, tenang aja." Nathan pun akhirnya mengangguk lega mendengarnya.
Bohong, Meyra sama sekali tidak suka dengan film yang dipilih Nathan. Karena gadis manis nan imut itu sendiri pecinta romansa jadi mana suka dia genre aksi seperti ini. Tapi demi pujaan hati, apa si yang nggak Meyra lakukan. Toh duduk berdua dengan seseorang yang disukainya sudah membuatnya bahagia. Belum lagi dirinya juga bisa memperhatikan Nathan dengan jarak yang begitu dekat.
Nathan fokus dengan filmnya sedangkan Meyra fokus melihat Nathan. Dirinya menatap kagum cowok itu.
Merasakan ada yang mengawasinya, Nathan menoleh ke arah samping dan dilihatnya Meyra yang menatapnya begitu dalam. Keduanya kini saling bertatapan. Nathan menyadari gadis itu makin terlihat cantik dari jarak sedekat ini. Wajahnya yang terlihat manis dan imut bersamaan. Bibirnya yang kini berwarna pink berkilau karena memakai lip balm. Ingin ia merasakannya.
"Astaga Nathan, apa yang kamu pikirin barusan." batin Nathan memutuskan tatapannya dengan Meyra dan kemudian menggelengkan kepalanya. Mengusir pemikiran aneh tersebut.
"Kamu kenapa Athan ?" tanya Meyra, karena melihat cowok itu menggeleng-gelengkan kepalanya.
"Aku nggak kenapa-kenapa, cuma agak pusing dikit." bohongnya, yang membuat Meyra malah khawatir.
"Ya ampun Athan, kamu sakit ? Kita pulang aja ya kalo gitu. Atau kamu mau aku temenin ke rumah sakit ?" Meyra bertanya dengan nada sarat akan khawatir. Satu tangannya kini menangkup pipi Nathan yang sebelah kiri.
Jantung Nathan kini rasanya ingin meledak. Merasakan tangan Meyra yang lembut nan wangi menyentuh pipinya. Selain itu, jauh dilubuk hatinya ia merasa begitu senang. Mendapatkan perhatian setelah selama ini dirinya menutup harapan itu dalam-dalam. Semua itu disebabkan perceraian kedua orang tuanya. Membuatnya terkadang merasa iri dengan keluarga orang lain yang cemara.
"Aku gak apa-apa kok Meyra, kamu gak perlu khawatir." Nathan menggenggam tangan Meyra yang tadi menyentuh pipinya, lalu menariknya pelan dan menaruhnya di atas pegangan kursi. Meyakinkan gadis itu dengan senyuman terbaiknya, bahwa dia baik-baik saja.
Malah yang tidak baik-baik saja itu jantungnya, karena perlakuan Meyra padanya barusan.
"Ya udah deh kalo gitu. Tapi nanti kalo kamu ngerasa pusing lagi bilang ke aku ya." pinta Meyra yang diangguki oleg Nathan.
"Iya Meyra"
"Abis ini kemana lagi ya ?" tanya Meyra selesai menonton film bersama Nathan.
"Kamu sendiri pengennya kemana ?" Nathan menggeleng dan balik bertanya pada Meyra.
"Kamu suka nge-game kan Athan ?" Nathan mengangguk membenarkan.
"Kalo gitu ayo ke timezone" ajaknya yang disetujui Nathan.
Keduanya bermain beberapa permainan. Senyum tak pernah lepas dari raut wajah dua manusia beda gender itu.
...🍀🍀🍀🍀🍀🍀🍀...
"Ikut gue ke apart nya Vardhan bentar ya. Mau ngambil barang yang ketinggalan di sana." ajak Gale pada Sera. Ya, kedua orang itu juga sedang malam mingguan saat ini. Siapa lagi yang mengajak kalo bukan Sera. Pokoknya Meyra dan Sera itu ugal-ugalan sekali kali ini dalam mengejar cowok yang disukainya.
"Ayo" ucap Sera menyetujui ajakan Gale.
*
"Ngapain lo kesini Gal ?" tanya Vardhan saat membuka pintu, melihat tamu yang berkunjung.
"Mau ambil barang gue yang ketinggalan tadi." dirinya memang sempat berkumpul tadi bersama Vardhan, Felix dan Caden di apartment Vardhan.
"Oh gitu, ya udah masuk aja." Vardhan mengangguk mengerti, dan mempersilahkan Gale untuk masuk ke dalam.
"Loh Sera, kok lo sama Gale ?" Vardhan baru sadar ada Sera soalnya tadi keberadaan gadis itu terhalangi oleh tubuh Gale.
"Hehehe ya emang. Gue mau malmingan sama dia." cengirnya yang malah membuat Vardhan menatap gadis itu heran.
"Bukannya lo mau keluar ya sama Meyra ?" tanya Vardhan membuat Sera seketika meneguk ludahnya.
"Waduh gue lupa lagi kalo Meyra bilang ke Vardhan mau keluar sama gue. Makanya dia nolak ajakan Vardhan." batin Sera merasa ketar-ketir.
"Meyra tiba-tiba ada acara ternyata sama keluarganya." Sera secepat mungkin memberikan alasan yang tepat. Untung saja otaknya itu bisa diajak kerja sama.
"Oh begitu ya" Sera merasa lega karena Vardhan percaya dengan alasannya barusan.
"Iya gitu"
"Ayo Sera" ajak Gale setelah mendapatkan barang yang dicari.
"Kita pamit ya Vardhan" Vardhan mengangguk mengiyakan ucapan Sera.
"Hati-hati lo bawa anak orang" peringatnya
"Iya" balas Gale singkat.
*
Meyra turun dari motor Nathan. Kini dirinya sudah sampai di rumah. Di depan rumahnya sudah ada Papa Mamanya yang menunggu.
"Makasih ya buat hari ini, aku seneng banget bisa keluar sama kamu Athan."
"Sama-sama, aku juga seneng kok."
"Serius ?" Meyra bertanya dengan penuh antusias.
"Iya serius" Nathan mengangguk dengan penuh keyakinan. Meyra sendiri sudah tersenyum manis mendengar jawaban dari Nathan barusan. Berarti kan tidak dirinya saja yang merasakan perasaan senang itu. Semoga momen tadi berkesan dan membekas di hati cowok itu, harapnya.
"Aku pamit dulu ke orang tua kamu"
"Ayo"
Meyra dan Nathan melangkah mendekat ke arah dimana Morris dan Zoe berada.
"Udah selesai ya kencannya nak ?" tanya Zoe sembari tersenyum menggoda.
"Iya tante. Kalo gitu saya pamit pulang dulu ya Om, tante." pamit Nathan dengan tersenyum malu mendengar perkataan Zoe barusan.
"Hati-hati ya anak ganteng."
"Ya hati-hati" Morris ikut berbicara namun dengan wajah datarnya.
"Aku pulang dulu ya Meyra" Nathan juga pamitan dengan gadis itu.
"Hati-hati Athan, sekali lagi makasih ya."
"Sama-sama Meyra" Nathan mengangguk sembari tersenyum. Kemudian cowok itu melangkah dan menaiki motornya. Menyalakan motornya lalu melajukannya, meninggalkan pekarangan rumah Meyra.
"Seneng banget sih anak Papa yang satu ini" Morris melihat anak bungsunya itu tak kunjung selesai tersenyum.
"Hehehe iya dong Pa"
"Namanya juga lagi jatuh cinta Pa. Kayak Papa dulu gak pernah muda aja deh." Morris langsung malu mendengar ucapan istrinya barusan.
"Udah ah ayo masuk, dingin di luar." ajak Zoe