Pelatihan SIG atau Sistem Informasi Geografi yang di lakukan Amira bersama teman-teman sebagai kegiatan dalam semester 3, siapa sangka akan mempertemukan Amira dengan seorang pria yang akan menjadi tambatan hatinya. Sang asisten Dosen pelatih yang awalnya Amira kira sangat menyebalkan namun dengan cara ajaib bisa meluluhkan hatinya, membuatnya jatuh cinta dan menerima kehadiran pria itu sebagai pemiliki hati.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Firda 236, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
NINETEEN
Aku menanti awas, menatap cemas juga takut ke sekeliling. Perasaan tak tenang membuat aku gusar di tempat duduk.
Suasana yang gelap dan semakin gelap di setiap kali aku menatap sekeliling entah kenapa membuat ku meringkuk takut. Menyalakan flash handphone sebagai tambahan penerangan, aku sekali lagi menatap sekeliling kali ini dengan cahaya flash handphone agar mengurangi ketakutan ku. Tapi tepat saat aku mengarahkan flash ke arah samping mobil dan..
"Akh! "
Aku terkejut bukan main, handphone yang semula ku genggam jatuh ke bawah sangat kontras dengan tawa Mas Fahmi yang membuka pintu mobil bagian pengemudi, menatap ke arah ku yang masih meringkuk takut dengan tangisan pelan.
"Hei hei Mi? Kok nangis?" Mas Fahmi mendekat guna memastikan keadaan ku sebelum ku rasa dia merengkuh ku ke dalam pelukanya menenangkan.
"Maaf maaf. Bercanda saya berlebihan ya? " aku mengangguk masih dalam pelukanya.
"Jangan gitu lagi.. " pinta ku yang lebih terdengar seperti anak kecil sekarang.
"Ya. Maaf in saya" aku mengangguk menarik diri dan membiarkan Mas Fahmi mengusap air mata yang tertinggal lembut.
Hingga dering handphone yang terdengar mengalihkan perhatian ku. Mas Fahmi mengambil jarak, membungkuk dan mengambil handphone ku yang jatuh, mengulurkannya pada ku yang menatap nama Alif si penelepon dengan heran. Ada apa?
"Sebentar Mas" ijin ku, Mas Fahmi mengangguk, memberi ruang untuk ku menjawab panggilan.
"Hallo, Assalamu'alaikum?"
"Hallo Walaikumsalam. Mi?" dari seberang sana Alif memastikan.
"Ya. Kenapa Lif?"
"Mi aku mau nanya soal nilai. Kenapa nilai ku buat mata kuliah Pak Tora E ya? Padahal aku UTS sama UAS masuk" aku mendesah kecil tanpa suara, menyandarkan kepala ku pada head chair dengan pijatan pelan di sekitar pelipis. Tak pernah paham perangai salah satu teman kelas ku ini.
"Hallo Mi? Kamu denger aku?" aku mengangguk walau ku yakin dia gak akan bisa liat itu.
"Ya" aku sekali lagi terdiam.
"Jadi gimana Mi?"
"Kamu udah cek keterangan tambahan buat mata kuliah Pak Tora?" tanya ku. Kami memang diberikan kemudahan untuk mengecek nilai pada laman web kampus dengan memasukan gmail yang sudah kita cantumkan saat pendaftaran masuk juga nomor induk Mahasiswa, bukan hanya nilai, kita juga bisa melihat hal lain seperti pembayaran apa yang belum di bayar, jumlah kehadiran, bahkan jadwal pelajaran dari sana.
"Belum"
"Coba cek dulu ada tulisan apa disana?" jeda sebentar aku masih menunggu, masih dalam posisi sama namun kali ini dengan pejaman mata.
"Di sini tulisannya, kurangnya kehadiran dan partisipasi di kelas. Tapi aku kan ngerjain UTS Mi, kok bisa E? Seenggaknya kan C? " tawarnya yang ku rasa tak bisa dibenarkan kali ini.
"Terus mau kamu gimana Lif?" tanya ku yang mulai sedikit kesal meladeninya.
"Aku gak tau Mi" aku kembali memijat pelipis ku.
"Ya udah selasa besok aku temenin ke Pak Tora tanya kejelasan juga bisa pergantian nilai atau enggak"
"Kenapa gak senin aja? " aku sudah menahan dongkol, meremat tangan ku sebai bentuk kekesalan.
"Pak Tora ada di kampus mulai dari hari selasa Lif" dia menjawab dengan 'oh' panjang. Astaga!
"Ya udah aku tutup ya? Assalamu'alaikum"
"Walaikumsalam" putusnya.
Aku mendesah kesal. Masih memejamkan mata dengan usapan pada rambutku setelahnya.