Tak ada yang bisa menebak akhir dari sebuah perjalanan Cinta, bahkan kadang buta akan Serigala berbulu Domba.
Tak pernah menyangka akan akhir yang begitu tragis, sebuah pengkhianatan dari orang yang dicintai, bahkan bertahun-tahun menjalin ikatan, namun nyatanya hanya sebuah tipuan.
Apalagi kalau bukan demi harta dan tahta, itulah yang menjadi tujuan utama, tidak perduli akan kasih dan sayang yang di utarakan, dan Luka akan tetap Sakit pada Akhirnya.
Jangan bilang Tuhan tidak pernah adil pada kehidupan, pada kenyataannya DIA membuat apa yang di Tanam akan di Tuai, Sakit yang dirasakan tak akan sia-sia, luka yang tertoreh pasti akan ada obatnya, terkadang rasa sakit membuat kita menjadi Luar biasa.
Begitulah keajaiban kehidupan, akan tertulis dalam Novel you're AMAZING, perjalanan seorang wanita dengan semua lukanya, mampu bangkit dan berdiri kembali bersama dengan Laki-laki yang luar Biasa.
Salam sehat, semangat dan jangan lupa bahagia...Sinho.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Sinho, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Terjebak
Amelia bukan kembali ke ruangannya, melainkan menuju ke tempat dimana kekasihnya berada.
"Maaf, saya ada perlu dengan pak Hans" ucapnya setelah mengetuk pintu dan membukanya.
Hans terkejut, tak menyangka jika ternyata Amelia akan datang padanya di saat dirinya sedang membantu Dira menyelesaikan tugas yang baru saja diberikan.
"Apa tidak bisa ditunda Nona Amelia?, Hans dan saya sibuk menyelesaikan satu tugas yang di beri oleh ibu Sifa"
Amelia bukannya pergi, malah maju satu langkah dan kini berada di dalam, melihat dengan tajam Dira.
"Hans?, begitulah kamu memanggil orang yang lebih tua di perusahaan ini Nona Dira?, dimana sopan santun mu?"
"Maaf, apa maksud anda, saya_"
"Hans kekasihku, kami bahkan tinggal satu atap, dan aku tidak suka jika kau terlalu dekat bahkan soal panggilan!" Sahut Amelia yang tak tahan.
"Beb_?!" Seketika, Hans menghalangi Amelia, berharap masalah tidak semakin rumit, lalu membawa kekasihnya itu keluar dari ruangan sekretaris.
"Kau membelanya?!" Teriak Amelia.
"Beb, dia masih muda, aku hanya mengajari saja, setelah dia bisa sendiri, aku tak akan lagi bekerja dengannya" Hans berusaha menjelaskan.
"Tapi aku tidak suka, memanggilmu dengan nama saja, menjijikkan!"
"Oke oke, nanti aku beri tahu Nona Dira, sekarang bekerjalah dengan baik, posisimu sangat bagus, jangan sampai mengecewakan okey, kita butuh mengembalikan keuangan, apalagi kamu tau aku harus mengganti rugi uang perusahaan bukan?"
"Ck, itu semua kesalahan mu, kenapa selalu aku yang harus menanggungnya?"
"Kita sepasang kekasih bukan, apa kau lupa, hem?"
Hans mulai merayu, dia tau sumber keuangan yang besar kini kembali ada pada Amelia, tidak mungkin membuatnya marah walaupun sebenarnya Hans sangat muak dengan sikap arogannya.
Satu ciuman lembut diberikan oleh Hans, dan cukup ampuh membungkam Amelia, hingga akhirnya mau mengerti hubungan Hans dan Dira saat ini.
Hans kembali ke tempatnya bersama dengan Dira.
"Jadi benar Nona Amelia adalah kekasih mu?" Tanya Dira.
"Em, sebenarnya buka seperti itu, hubungan kamu rumit, lain kali aku jelaskan, Amelia bukan hal penting di hidupku"
"Oh, jadi begitu" Dira tersenyum.
Begitu juga dengan Hans, duduk begitu dekat dan memberikan senyuman, mengambilkan minuman Dira dan menyodorkannya, perlakuan Hans semanis madu, memperlakukan Dira bak Ratu, hingga membuat wanita muda itu merasa tersanjung dan nyaman.
Mereka tak menyadari, rupanya ada sosok lain memperhatikan ruangan itu dan menyaksikan semuanya, sengaja terdiam dan hanya mengamati saja.
"Ehem!"
Keduanya terkejut, lalu membalikkan badan dan segera berdiri menyambut.
"Ibu Direktur?" Ucap Dira.
"Aku ingin memberitahukan, tentang masalah pengaduan yang Amelia tuliskan, jangan melibatkan ku, ada bagian kepengurusan pegawai perusahaan, limpahkan masalah itu secepatnya dan aku tidak mau mendengar lagi ada masalah antara Amelia dan Hena, akan mengganggu kestabilan pekerjaan perusahaan, kalian mengerti?" Ucap Sifa.
"Siap Bu, saya mengerti" jawab Dira, begitu juga Hans yang mengangguk.
Sifa pergi dengan senyuman misteri, melanjutkan urusan yang lebih penting di mana seorang laki-laki tengah menunggunya dengan perasaan yang membuatnya bingung di sebuah Restoran.
"Aku kira ciuman itu hanya sebatas menyatukan bibir saja, tapi_, kenapa ada perasaan yang tak biasa?" Batinnya dalam hati dan tanpa disadari satu tangan kanannya mengusap dadanya.
Begitulah yang terjadi dengan Than saat ini, sulit memahami dirinya sendiri, bagi orang yang tak pernah tertarik dengan wanita manapun selama hidupnya, perasaan yang sekarang dia rasakan membuat kegalauan yang luar biasa.
Akhirnya wanita yang ditunggunya datang, Sifa duduk tepat didepannya dan langsung memesan makan siang.
"Semua rencanaku berjalan lancar, dan seperti yang aku duga, laki-laki brengsek itu memang tidak berubah, kesana kemari menebar pesona dan mempermainkan perasaan wanita yang dianggap menguntungkan baginya"
Celoteh Sifa yang masih ditanggapi dengan diam oleh Than yang hanya menatapnya saja, merasa tak ada satu patah katapun didengar dari lawan bicaranya, Sifa baru menyadari ada sesuatu yang sedang terjadi.
"Maaf, apa ada sesuatu terjadi, kanapa hanya diam saja?" Tanya Sifa.
"Ciuman semalam" ucap Than.
Uhuk uhuk
Sifa langsung tersedak saat meminum air dalam gelasnya.
"Maaf, aku anggap itu kekhilafan saja, jangan khawatir" ucap Sifa setelah tenang.
"Bukan, aku merasakan hal lain, dan aku rasa nantinya bisa menjadi Cinta, karena aku masih belum pernah mengenal cinta pada pasangan"
"Apa?!" Sifa terkejut, tak percaya dengan penjelasan Than, yang dengan santai mengatakan tidak pernah jatuh cinta ,diusia yang sudah matang saat ini, bukankah ini memalukan, tapi nyatanya ekspresi Than biasa saja.
"Aku heran, sebenarnya seorang laki-laki hebat bernama Than ini lahir di bumi atau di planet lain?" Ucap Sifa.
"Pertanyaan konyol" jawab Than yang kini menyandarkan punggungnya di kursi.
"Justru pernyataan mu tadi lebih konyol, jangan bercanda, seorang Tuan Than tidak pernah jatuh cinta?, my God, diluar sana ribuan wanita memujamu, bagaimana mungkin tidak ada wanita yang mengejar mu?"
"Banyaknya wanita yang mengejar-ngejar, tapi soal aku jatuh Cinta, itu sudah beda cerita, tidak ada hubungannya"
"Iya tapi_"
"Sudahlah, fokus pada masalahku saja, kita menikah, siapkan satu bulan lagi, bicaralah pada orang tuamu, kita lakukan secara tertutup di hotel keluarga ku, setelah itu, tinggallah di Mansion ku"
"Apa?!, tidak bisa, aku tidak merasakan perasaan apapun, kita tidak bisa menikah betulan, dan tinggal bersama mu, astaga, terakhir aku datang ke Mansion mu, hampir saja mati kau hajar!" Tolak keras Sifa.
"Masih mending aku yang mrnghajarmu, semua permintaan menikah yang ku ucapkan sudah aku rekam, begitu juga dengan penolakanmu, hal ini aku jadikan bukti, jika kau lah yang mempermainkan hubungan jika tidak setuju menikah"
"What!" Sifa terkejut dan berusaha menyambar ponsel Than, dan tentu saja tak mendapatkan.
"Tentunya kamu bisa membayangkan bagaimana keluarga ku kan Honey, dan_"
"Kamu menjebak ku!" Potong Sifa.
Than hanya tersenyum sambil menikmati makanan, sedangkan Sifa langsung kehilangan selera, mau tidak mau, dia pun harus mengikuti rencana Than, melawan Than saja dia tidak bisa, apalagi keluarganya, tentu nyalinya seketika tidak ada.
Sifa sudah kembali ke Apartemen, melemparkan Tas nya dan berteriak diatas kasur dengan keras, meluapkan beban pikirannya.
"Kamu harus kuat Sifa, hidupmu sudah begitu banyak masalah, Than banyak membantu walaupun dengan syarat yang mengerikan, nasi sudah menjadi bubur, memangnya kenapa dengan tinggal bersama, Mansion itu cukup luas, kalau dia berbuat kasar, aku bisa lari dan sembunyi, beres!" Begitulah Sifa bicara sendiri untuk menenangkan pikirannya yang terasa mau meledak.
Waktu satu bulan masih membuat Sifa sedikit lega, setidaknya misi untuk berbicara ke orang tuanya ada cukup waktu.
"Ya Tuhan, laki-laki ini membuatku gila, kenapa juga harus dia yang bisa membantu semua masalah ku" gerutu Sifa, antara menyesal dan bingung memulai rencananya dari mana.
Jangan lupa waktunya kasih VOTE
Bersambung.
kyknya hrs memunculkan pesaing biar mereka sadar akan perasaannya..