NovelToon NovelToon
Suamiku Sakit Mental

Suamiku Sakit Mental

Status: tamat
Genre:Tamat / Pengganti / Kehidupan Manis Setelah Patah Hati / Angst
Popularitas:751.8k
Nilai: 4.9
Nama Author: Rani

Jesika terpaksa menggantikan adik angkatnya untuk menikah dengan pria kaya, tapi mentalnya sakit. Namun, keterpaksaan itu membawa Jesi tahu akan seberapa tersiksanya kehidupan Jonathan dengan gangguan mental yang dia alami.

Mampukah Jesi menyembuhkan sakit mental sang suami? Lalu, bagaimana jika setelah sakit mental itu sembuh? Akankah Jona punya perasaan pada Jesi yang sudah menyembuhkannya? Atau, malah sebaliknya? Melupakan Jesi dan memilih menjauh. Temukan jawabannya di sini! Di Suamiku Sakit Mental.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Rani, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

*Episode 20

Percobaan bunuh diri pun dia lakukan ketika mendengar Sean dan Marisa bertunangan, namun tidak mengabari dirinya. Batin yang hancur membuat Jona gelap mata dan memilih jalan yang seharusnya tidak dia pilih. Untung saja, Tuhan masih sayang dan masih menginginkan dia hidup. Dia di selamatkan oleh pak Dimas dengan cepat.

...

Begitulah cerita Dana berakhir dengan Jesi yang langsung menggenggam erat tangannya sendiri karena kesal.

"Kenapa mereka sangat tega pada Jona? Apa salahnya kalau mereka bicara baik-baik dengan Jona?" Jesika berucap dengan nada kesal.

"Itulah manusia, nona. Sangat gampang memutuskan hubungan dengan sesama manusia hanya karena pikiran mereka sendiri."

"Mereka tidak memikirkan hati orang lain yang mereka sakiti. Bagi sebagian manusia, yang mereka pedulikan hanya hati mereka saja." Dana berucap lagi sambil bangun dari duduknya.

"Itu tidak adil bagi Jona. Kasihan dia yang tidak tahu apa-apa, tapi malah dikucilkan sampai seperti ini."

"Oh ya, apa mereka tidak tahu keadaan Jona saat ini? Apa mereka benar-benar tidak punya hati dan tidak peduli dengan kondisi Jona yang seperti ini?"

Jesika menghujani Dana dengan banyak pertanyaan yang membuat Dana menatap wajah Jesi lekat. Sedangkan Jesi, dia tidak peduli dengan apa yang Dana pikirkan sekarang.

"Apakah mereka benar-benar melupakan Jona hanya karena pikiran mereka saja? Mereka terlalu kejam kalau begitu," ucap Jesi lagi.

Jesi terus memperlihatkan wajah kesal. Yang dia rasakan saat ini adalah, rasa sakit hati. Sebenarnya, dia juga mengalami hal yang sama. Tapi tidak pernah ingin memperlihatkan rasa sakit seperti ini sebelumnya. Namun, saat dia memikirkan apa yang Jona alami selama ini, dia malah langsung meluapkan semua kekesalan yang dia rasakan begitu saja.

Dana yang melihat hal itu langsung menyipitkan mata. "Kamu ... beneran suka Jonathan, Nona Jesika?"

Pertanyaan itu langsung membuat Jesi mengalihkan tatapan dari Jona ke Dana. Dia tidak langsung memberikan jawaban atas apa yang Dana tanyakan, tapi melainkan, dia membisu selama beberapa saat dengan mata yang menatap lekat ke arah Dana berada.

"Kenapa? Apa ada yang salah dengan pertanyaan ku barusan?" tanya Dana lagi.

"Itu ... ti-- tidak ada. Tidak ada yang salah. Aku hanya ... hanya .... Ah, lupakan saja. Bisakah aku tahu apa alasan kamu mengatakan tidak boleh menyebut Jona dengan panggilan Nathan?"

Jesi berusaha mengalihkan topik pembicaraan dari apa yang Dana bahas. Tapi, sayangnya, Dana bukan tipe orang yang bisa dialihkan dengan mudah apa yang ingin dia ketahui.

"Aku akan jawab apa yang ingin kamu ketahui. Tapi, jawab dulu apa yang aku tanyakan padamu barusan. Apa kamu benar-benar punya rasa buat Jonathan, Nona Jesika?"

Terdiam sesaat karena pertanyaan yang sama, yang mungkin Jesi sendiri tidak tahu mau menjawab dengan jawaban apa. Tapi, Jesi sadar, dia tidak bisa menghindar dari pertanyaan itu sekarang.

"Kenapa melayangkan pertanyaan itu? Apakah itu sangat penting buat anda, dokter Dana?"

"Tidak terlalu penting. Tapi aku ingin tahu saja. Karena Jona sekarang sedang mengalami sakit mental, aku tidak ingin mentalnya semakin sakit lagi nantinya. Maka aku harus tahu, seperti apa perasaan orang yang dekat dengannya."

"Aku ingin tahu karena aku bisa mempertimbangkan, apakah aku bisa bekerja sama, atau tidak dengan orang yang berstatus istri dari sahabat sekaligus pasien yang aku rawat dengan susah payah ini," kata Dana lagi.

Jesi terdiam. Benaknya mencoba mencerna dengan baik apa yang Dana katakan barusan. Beberapa menit kemudian, Jesi punya jawaban atas pertanyaan itu meski dia ragu dengan apa yang akan dia jawabkan.

"Aku dikirim ke sini hanya untuk menjaga Jona dengan baik, Dokter. Layaknya pembantu yang didatangkan untuk menjaga majikan, seperti itulah aku."

'Meskipun pada kenyataanya aku suka dia. Tapi sepertinya, antara aku dengan dia ada jaraknya membatasi kami,' kata Jesi dalam hati dengan mata yang melirik Jonathan dengan penuh perasaan.

Jawaban yang Jesi berikan membuat Daja terdiam. Dia tidak lagi memberikan jawaban atas apa yang Jesi ucapkan barusan. Sebaliknya, Jona malah ingin beranjak meninggalkan kamar tersebut sekarang.

Melihat Dana ingin pergi, Jesi langsung bangun dari duduknya sambil berucap. "Tunggu! Kenapa ingin pergi sekarang? Kamu masih belum menjawab apa yang aku tanyakan tadi."

"Tugasku di sini sudah selesai sebenarnya. Untuk pertanyaan yang ingin kamu ketahui, itu tentu saja karena Jona dulu di panggil Nathan oleh Marisa. Jadi, jangan panggil nama itu karena Jona pasti akan sedih. Kesedihan itu bisa memicu tekanan batin yang besar. Akibatnya, kejadian hari ini akan terulang lagi. Itu tidak baik buat Jonathan."

Setelah penjelasan itu Dana berikan, Dana pun langsung beranjak. Jesika tidak bisa menahan pria itu lagi. Meski masih ada banyak hal yang ingin dia bicarakan, tapi dia memilih menahan hati.

1
Bara Athallah
bagus papa jona. aq jg benci dg mamah jona
Syarifah Syarifah
Luar biasa
Rani: makasih banyak
total 1 replies
Kintan Ibrahim
iya saya pon sama ingatkan cewek rupanya cowok 😅😅
budak jambi
oi sadar sean km tu hanya ank angkt tdk ada hak nya atur ortu jesi buat jesi bahagia.walau nikh sm org sakit mental skalipun dr pd km dan marisa yg waras tp tdk punya hati sm skali
budak jambi
dasar wanita gila t mm jona dan mila.semoga mm jona menyesal sdh jaht pd jesika
Sandi Sanjaya
jadi penasaran
Sandi Sanjaya
Mereka pasti menyesal
Sandi Sanjaya
semoga berhasil si jaka
Sandi Sanjaya
Bagus
Jue
Kalau orang Islam menikah dengan orang yang tidak cukup akal itu tidak sah , Nikah tanpa wali juga tidak sah , Orang yang kesihatan mental nya sihat sewaktu menjabat tangan wali mahupun imam maka pernikahan itu baru dikira sah .
Rani: iyah. makanya terkadang aku kalo bikin karya itu jarang mencantumkan agama mereka. soalnya, sulit untuk di jelaskan terkadang. biar pake imajinasi pembaca masing2 aja
total 1 replies
A&R
👍
Ryan Jacob
semangat Thor
Rani: makasih banyak🥰🥰🥰🥰🥰
total 1 replies
Anggun Ramadhani
hahaha
Aily Iad
Luar biasa
Rani: makasih banyak😘😘😘
total 1 replies
Aily Iad
Lumayan
Rani: thank
total 1 replies
Aily Iad
Halah, kunu mamae yo garek ongkong ongkong sikil tok ae kok
Eric ardy Yahya
itu hukuman yang pantas buat kamu Marissa . dasar wanita munafik , ternyata kamu awal mula hancurnya persahabatan Sean dan Jonathan.
Eric ardy Yahya
gak usah kamu sok tersakiti, dasar wanita gila. kamu tuh sama kayak ibu kamu , mau ada materi kemudian habiskan biar gak dibilang wanita matre. memang penjara adalah tempat yang cocok buat kamu .
Eric ardy Yahya
padahl kan kalau kamu gak gengsi , pasti gak akan kejadian seperti ini , eh kamu baru sadar sekarang ? di mana otak kamu ketika kamu merasa Jesika salah wanita yang jahat dan jadi benalu ? di mana otak kamu ketika kamu gak mengetahui , Mila adalah wanita pemalas ? semuanya sudah terlambat .
Eric ardy Yahya
Gak usah PD deh MILA . kamu tuh wanita gila yang tidak tau diri , palingan kamu yang akan dipermalukan sekarang .
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!