[Peringatan!! Judul Novel Tidak Sesuai Dengan Isi Ceritanya]
Tumbuhnya Tujuh Buah Surgawi sejak sekian lama berhasil menggemparkan dunia persilatan.
Tujuh Buah Surgawi bukanlah buah biasa, siapapun yang memakan walau hanya salah satu dari ketujuhnya maka dia akan menjadi pendekar yang tak tertandingi.
Sehingga tidak mengherankan jika buah itu tumbuh banyak pendekar yang menginginkannya, perebutan hingga saling membunuh dan membantai bukanlah sesuatu yang asing.
Zhou Yuan adalah salah satu pemakan Buah Surgawi kedelapan yang tidak dicatat dalam sejarah, buah kedelapan itu dinamai buah kematian, sesaat ia hendak memakannya banyak orang yang menginginkannya hingga suatu ketika Zhou Yuan harus di kepung oleh banyak pendekar yang membuatnya terbunuh.
Sebelum kematiannya, Zhou Yuan memakan Buah Kematian, buah itu membuat Zhou Yuan berengkarnasi setelah seratus tahun kematiannya. Zhou Yuan berniat membalaskan dendam kematiannya di kehidupan pertamanya.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon secrednaomi, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Eps. 9 — Xiao Rou
"Rou'er, bisa kau tunjukkan sedikit teknik pedang Kakek pada mereka?"
Melihat Zhou Bing dan Zhou Yao masih ragu dengan perkataannya, Xiao Fan meminta cucunya itu menunjukkan kemampuannya.
Xiao Rou mengangguk, karena ruangan jamuan mereka cukup luas dan besar sehingga Xiao Rou mempunyai tempat untuk memainkan pedangnya di ruangan itu.
Xiao Rou mengambil jarak dengan yang lainnya sebelum mencabut pedang yang tersarung di pinggangnya, mata pedang gadis tersebut berwarna merah, persis dengan warna sarungnya.
Kemudian Xiao Rou mulai bergerak memainkan pedang tersebut dengan lincah, permainan pedangnya cukup lentur namun memiliki gerakan yang indah.
Gerakan pedang tersebut seperti air yang mengalir, lembut iramanya tetapi tetap mematikan.
"Senior Xiao, apakah cucumu sudah semahir ini?" Zhou Yao terkejut lalu bertanya setelah Xiao Rou menyudahi gerakannya.
Xiao Fan mengangguk. "Benar Saudara Yao, dalam kekuatan, cucuku memang tidak bisa disandingkan denganku namun dalam perihal permainan pedang, kemampuan Rou'er hampir dekat menyamaiku."
Kini Zhou Bing dan Zhou Yao mengerti alasan kenapa Xiao Rou, gadis berusia 10 tahun itu disebut gadis yang sangat berbakat oleh kakeknya.
Gerakan pedang sebelumnya merupakan teknik pedang klan Xiao yang sulit dipelajari bahkan oleh orang dewasa sekalipun, melihat Xiao Rou dapat melakukannya dengan hampir sempurna di usia 10 tahun menunjukkan kecerdasannya yang di tahap berbeda.
"Rou'er telah aku ajari banyak hal dan itu cukup untuk mengajari cucumu bisa bermain pedang, setidaknya dia akan bisa melindungi dirinya dengan kemampuan berpedangnya itu." Tambah Xiao Fan meyakinkan.
Zhou Yao dan Zhao Bing saling pandang sebelum keduanya mengangguk pelan, mereka akhirnya setuju agar Zhou Yuan diajarkan oleh Xiao Rou.
'Hm, kalau dipikir-pikir Yuan'er belum punya teman sejak ia kecil, mungkin bersama gadis ini dia bisa menjalin hubungan pertemanan.' Zhou Yao bergumam dalam hatinya.
Disebabkan karena status Zhou Yuan sebagai cucu Ketua Keluarga membuat ia disegani oleh anak-anak kebanyakan.
Belum lagi Zhou Yuan juga sejak kecil di didik secara berbeda sebagai seorang bangsawan, membuat ia tidak pernah keluar dari kediaman Zhou.
Lagi pula jika menyampingkan itu semua, Zhou Yuan selalu berpikir dewasa, dia bahkan tidak tertarik dengan permainan seusianya. Sebaliknya Zhou Yuan justru selalu menghabiskan waktunya di perpustakaan dengan membaca buku.
Xiao Fan kemudian mengatakan bahwa Xiao Rou akan tinggal di kediaman Keluarga Zhou selama tiga tahun ke depan, selain menjadi guru Zhou Yuan, ini juga permintaan untuknya pada Zhou Bing.
"Apa kau yakin, Fan, dia masih anak-anak, dia masih membutuhkan didikanmu?" Zhou Bing sedikit mengingatkan setelah mendengar keputusan teman lamanya itu.
Xiao Fan tersenyum tipis. "Kau sendiri juga mengetahui bukan tentang keadaan klanku beberapa hari ini, situasi sedikit kacau, aku selalu mengkhawatirkan Rou'er jika dia disana, sebaliknya jika dia disini justru aku merasa aman."
Xiao Fan mengerti apa yang harus dirinya lakukan dan menurutnya tindakan ia sekarang pada cucunya merupakan tindakan yang paling tepat.
Xiao Fan meminta pada Zhou Bing agar merawat cucunya itu dengan baik disini.
"Kau tidak perlu khawatir, aku yang akan menjamin cucumu sangat aman disini." Zhou Bing menepuk pundak Xiao Fan pelan.
Xiao Fan menjawabnya dengan senyuman tipis, ia kemudian beralih pada Xiao Rou lalu berpamitan pada cucunya itu. Xiao Fan tidak bisa pergi terlalu lama meninggalkan klannya dengan jabatannya sekarang.
"Rou'er, sebelum pergi Kakek akan memberikan ini untukmu, sudah saatnya kau mempelajari teknik pedang klan kita lebih dalam..." Xiao Fan memberikan sebuah kitab pada Xiao Rou.
"Kakek..."
Untuk pertama kalinya gadis cantik berambut merah itu bersuara. Nadanya merdu dan halus, cocok dengan wajahnya yang begitu manis.
"Rou'er, kau akan disini selama tiga tahun ke depan, jadilah wanita yang baik..." Xiao Fan mengelus rambut cucunya tersebut.
"Kakek, aku mengerti, terimakasih." Xiao Rou mengangguk, memeluk kakeknya terakhir kali.
Xiao Fan kemudian kembali menaiki kudanya sebelum berpamitan pergi dari kediaman Keluarga Zhou.
Zhou Yuan bisa melihat meski Xiao Rou tetap berekspresi datar ketika memandang kepergian kakeknya namun di dalam sorot matanya tersirat kesedihan.
Untuk menghormati pertemanan dengan Xiao Fan, Zhou Bing memberikan kediaman yang bagus bagi Xiao Rou di keluarga Zhou lengkap dengan halaman rumahnya, ia juga menugaskan pelayan pribadi untuk melayaninya selama ia di sini.
***
Keesokan harinya, Zhou Yuan mendatangi halaman kediaman Xiao Rou sesuai yang diinstruksikan orang tua dan kakeknya.
"Ini sedikit lucu aku harus menjadi seorang murid dari anak kecil..." Menyadari fakta tersebut Zhou Yuan hanya bisa menerimanya dengan sedikit canggung.
Bagi Zhou Yuan, meski umurnya di kehidupan ini lebih muda dari gadis itu tetapi tetap saja ia memandang Xiao Rou seperti anak kecil mengingat mentalnya berusia empat puluh tahunan.
Zhou Yuan kemudian tiba di kediaman Xiao Rou, ia ternyata sedang berada di halaman rumahnya sambil berlatih memainkan pedang.
Zhou Yuan yang ingin menyapanya menjadi urung, ia membiarkan gadis itu memainkan teknik pedangnya yang indah. Sesekali Zhou Yuan berdecak kagum.
"Harus kuakui gadis ini memang sangat berbakat, di masa depan jika tidak ada yang menghambatnya, dia bisa jadi pendekar ternama di dunia persilatan..." Zhou Yuan mengamati kemampuan gadis itu lebih dalam.
"Apa kau sudah puas melihatnya?"
Xiao Rou tiba-tiba menghentikan gerakan pedangnya lalu menoleh ke arah Zhou Yuan. Gadis itu ternyata sudah menyadari Zhou Yuan yang mengamatinya dari jauh.
"Maaf Nona Xiao, aku tidak bermaksud mengganggu latihanmu..." Zhou Yuan menyatukan kedua tangannya, meminta maaf.
Xiao Rou mengangguk pelan, ia kemudian teringat tugasnya yang harus menjadi guru Zhou Yuan.
"Seberapa bisa anda memainkan pedang?" Tanya Xiao Rou.
"Tidak terlalu handal... Setidaknya cukup bisa untuk mengayunkan pedang dan menebas sesuatu." Zhou Yuan tersenyum tipis.
Zhou Yuan sebenarnya adalah seorang ahli pedang di kehidupan pertama, ia merupakan murid dari pendekar pedang yang melegenda.
Andai gadis itu mengetahui kemampuannya dalam berpedang cukup tinggi mungkin ia akan meminta diajari olehnya.
Xiao Rou mengangguk lalu kemudian melemparkan pedang kayu untuk Zhou Yuan pakai sementara dirinya bersiap memasang kuda-kuda.
Tanpa harus berbicara banyak, Xiao Rou memainkan pedangnya dengan salah satu teknik pedang yang cukup sederhana, ia mengulangnya beberapa kali agar Zhou Yuan bisa menghafalnya lebih jelas.
"Ehm, apa aku harus meniru gerakanmu?" Tanya Zhou Yuan pada gadis itu.
Xiao Rou mengangguk, dia sengaja menunjukkan permainan pedangnya agar Zhou Yuan bisa mencontohnya.
Sebenarnya Xiao Rou bingung harus mengajar Zhou Yuan seperti apa, dirinya tidak pandai dalam berbicara jadi dia hanya menunjukkan kemampuan berpedangnya pada laki-laki itu.
Teknik pedang yang dilakukan Xiao Rou tadi merupakan teknik pedang paling mudah untuk dipelajari pemula seperti Zhou Yuan.