seorang gadis desa, Monic Maheswari himawan,yang mendapatkan beasiswa di ibu kota, begitu bahagia... dan bercita cita menjadi orang sukses untuk merubah per ekonomian keluarganya.
tapi siapa sangka, cinta bisa merubah segalanya. dia di pertemukan dangan pria yang hanya ingin menjadikannya sebagai mainan saja. dan dengan polosnya si gadis desapun menerima ajakannya untuk berpacaran, tanpa dia sadar jika dirinya hanya sebuah mainan.
Reno Darmawan. pria kaya raya yang tidak memiliki hati, dan menganggap semua wanita hanya pion, dengan tega menjadikan gadis polos sebagai sebuah hiburan, tanpa dia sadar jika dirinya sudah terbiasa dengan kehadiran seorang Monic maheswari, gadis dengan kelemah lebutannya dan perhatiannya. tapi sayangnya akibat kebodohannya dia kehilangan cintanya.
apakah mereka akan kembali bersama. atau akan hidup dengan pasangan masing masing. dan apakah Monic akan memaafkan seorang Reno darmawan.
(wanita) mudah memaafkan tapi tidak mudah melupakan.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Moms_Mia, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
EPS-18
"Maaf mbak, saya gak sengaja, apa mbak gak kenapa napa?" ujar Fatih.
"Kau!! Apa matamu buta! tidak meliahat orang sebesar ini hah" bentaknya, "Apa anda tidak tau siapa saya!"
"Mbak maafkan adek saya, dia tak sengaja" Monic menunduk hormat, untuk meminta maaf untuk sang adek. "Kami permisi, sekali lagi maafkan kami" Monic pun berlalu dari sana."
"Hei! Dasar orang rendahan! main pergi saja!" Cindy tak terima, kakak beradik itu main pergi saja, dia belum puas memaki Monic,dan Fatih sang adik.
Fatih yang mendengar kata kata orang rendahan, tidak terima, dia hendak kembali mendatangi Cindy, tapi sang kakak mencegahnya. Dengan menggelengkan kepalanya, Mau tak mau Fatih menurut, dan mereka bener benar terus berjalan tanpa berniat memperpanjang masalah.
"Ada apa Cin? Suaramu itu seperti orang tak punya etika." Berang Reno, Reno bener benar tak habis pikir dengan Cindy.
Tatapan Cindy masih melihat ke arah adik kakak itu, Reno pun mengikuti pandangan Cindy.
Deg... Seprti dia, Batin Reno, "tapi sepertinya gak mungkin," gumam Reno kembali, " Sudah ayo segera kamu ingin beli apa di sini,waktuku gak banyak" lanjut Reno.
"Ayo." Cindy mengapit lengan Reno, Reno pun berhenti dan melihatnya, Cindy segera melepas tangannya dari Reno, Cindy tak ingin, pertemuannya ini menjadi gagal, Dia tak ingin Reno ilfil dengannya, bisa gagal untuk menjadi nyonya muda darmawan.
Mereka berdua berjalan, hanya Cindy yang berceloteh, Reno bahkan tak mengubrisnya sama sekali, dia hanya berjalan dengan pandangan lurus ke depan, ini sesuatu yang sangat tidak di sukai Reno, menemani belanja, yang benar saja!! jika bukan karna sang mamah, mana mau Reno begini.
" Kok ada ya kak, orang seperti itu? Kaya, tapi tak punya etitut sama sekali." sepanjang jalan Fatih muring muring, gara gara Cindy.
"sudah, tak perlu marah marah, hidup tu sudah biasa bertemu orang orang baru, entah itu baik atau buruk. yang beraneka ragam" nasehat Monic " lagian tadi juga kita yang salah, iya kan?"
"Iya sih kak, tapi kan kata katanya gak perlu kasar begitu."
"Sudah sudah, ayo kita makan, katanya mau beli bakso."
Mereka berduapun akhirnya sampai di tukang bakso. Setelah makannya selesai, Monic, beserta sang adik akhitnya pulang, Monic akan langsung ke terminal setelah mengambil barangnya di tempat sang adik, karna hari sudah mau sore.
Monic, sudah sampai di terminal kini dia tinggal menunggu bisnya untuk ke kota A.
"Hati hati ya kak, kalau sudah sampai kabari aku," tandas sang adik,
Monic hanya mengacungkan jempolnya, Mereka saling berpelukan, dan Monic pun naik ke atas bis. Siap menuju kota A. Monic pun melambaikan tangannya pada sang adik, yang masih berdiri di ruang tunggu. Monic berkaca kaca melihat sang adik.
Yakinlah, setiap perpisahan akan menyakitkan, apa lagi Monic dan Fatih sama sama di prantauan, Kakak beradik itu,sama sama jauh dari orang tuanya.
Fatih tersenyum, dia berharap sang kakak akan slalu bahagia, Fatihpun berbalik, untuk kembali ke kostnya Dia harus siap siap ke cafe, karna jam sudah menunjukkan jam 3sore.
Jam sudah menunjukkan angka 11, ini sudah tengah malam, dan Monic baru sampai di kontrakkannya.
Monic membersihkan diri sebentar, untuk menuju ke tempat Sofia, sekalian dia membawakan oleh oleh buat sahabatnya itu, Monic sudah mengirim pesan pada sang sahabat kalau mau datang, jadi Sofia pasti masih terjaga.
Tok
Tok
Tok
maaf Thor pembaca ikut sewot