Mohon untuk tidak membaca novel ini saat bulan puasa, terutama disiang hari. Malam hari, silahkan mampir jika berkenan.
Season1
Nadira Safitri Kasim. Siswi Kelas XII yang terjebak pernikahan dini. Pertemuan yang tak disengaja dan faktor ekonomi sehingga ia harus menikah di usia yang terbilang muda. Namun pernikahan itu hanyalah sebatas kontrak, yang di mana ia akan menyandang status janda apabila kekasih suaminya telah kembali. Saat kekasih suaminya telah kembali, Nadira sudah terlanjur jatuh cinta pada suaminya.
Apakah Nadira akan menjadi janda di usia mudahnya?
Apakah mereka akan hidup bersama?
Season 2
Tidak semua orang memiliki kepintaran atau pemahaman yang cepat, dan hal itu terjadi pada Marsya. Marsya selalu dikatai bodoh oleh teman dan guru-gurunya.
Deva, saudara kembar Marsya meminta ayah dan ibunya untuk membawa Marsya ke Jerman. Seminggu sebelum kepergian Marsya, Marsya mendapat masalah hingga membuatnya terjebak dalam pernikahan dini.
Mari simak ceritnya..
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Asni J Kasim, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Awal Tanpa Cinta. Episode 20
Rian mengambil ponselnya yang diletakan di atas meja kerjanya. Kemudian menghidupkan layar ponsel lalu mencari nama seseorang di kontak. Tanpa menunggu lama, Pria itu menekan lingkaran hijau yang terdapat gambar panggilan di dalam lingkaran.
"Bawa Kaira pergi sebelum kesabaranku habis" titah Rian. Saat panggilannya terhubung dengan Angga. Urat lehernya nampak jelas, menunjukan bahwa ia sedang marah.
"Aku tidak menyangka dia akan bertindak sejauh itu" jelas Angga yang mulai frustasi.
"Akupun tidak menyangka" balas Rian sambil mengusap kasar wajahnya.
"Aku tidak bisa menjanjikan apa-apa, tapi aku pastikan Kaira tidak akan mengganggu istrimu lagi" ujar Angga.
"Aku percaya padamu" kata Rian. Lalu mengakhiri panggilan telepon. Rian kembali duduk di kursinya menatap layar komputer, dengan tangan yang kembali fokus mengutak atik keyboard.
-----
Rian meraih ponselnya mencari nomor seseorang di kontak. Istriku, itulah nama kontak yang Rian cari. Dengan gerakan cepat, Rian menghubungi istri tercintanya.
Panggilan terhubung...
"Hallo, Sayang. Aku tidak bisa menjemputmu. Aku minta kamu pulang bersama Kania. Pulang dari Perusahan aku jemput kamu di rumah Ibu" jelas Rian.
"Iya, Kak. Semangat kerjanya" balas Nadira tersenyum.
"Kamu hati-hati di situ ya. Aku matikan panggilannya" ujar Rian. Lalu memutuskan panggilan telepon.
Rian kembali fokus dengan pekerjaannya. Meeting yang mendadak membuat Rian tidak dapat menjemput istrinya. Waktu sudah menunjukan jam makan siang, Rian menatap tupperware yang ia bawa dari rumah.
"Mending aku makan dulu. Bekerja juga butuh tenaga" gumam Rian lalu membuka tapperware yang ia bawa.
Ceklek... (Pintu terbuka lebar)
"Kebiasaan kamu ya, tidak pernah mengetuk pintu!" ketus Rian menatap tajam sahabatnya.
"Ayo kita makan dulu, aku sudah sangat lapar" ajak Naix. Ia tidak memperdulikan omelan sahabatnya
"Aku membawa bekal, jadi hari ini aku makan di sini" balas Rian.
"Kamu tidak punya rencana membagi makananmu denganku?" tanya Naix dengan senyum yang sengaja ia ciptakan, berharap Rian menyetujuinya.
"Tidak! Aku tidak punya rencana berbagi makanan denganmu!" jawab Rian santai namun ia sengaja berkata seperti itu.
"Sudah aku duga, jawabanmu pasti seperti itu!" Ketus Naix.
Rian terkekeh mendengarnya, ia begitu senang mengerjai sahabatnya itu. Naix termasuk sahabat yang paling setia setelah Angga. "Cepat kesini sebelum aku berubah pikiran" ujar Rian tersenyum.
Dengan senyum mengembang, Naix menghampiri sahabatnya. Mereka berdua makan bersama di dalam ruangan sang CEO.
"Kapan istrimu akan melahirkan? tanya Rian saat mereka sedang makan.
"Bulan depan. Aku takut sekali istriku kenapa-napa" balas Naix.
"Jika kamu membutuhkan bantuan, baik dalam bentuk apapun itu, jangan sungkan untuk menghubungiku. Aku siap membantu" ujar Rian.
"Tidak perlu, Rian. Gaji yang kamu berikan padaku cukup besar" jelas Naix.
"Untuk wanita yang lain!" sambung Rian.
Naix membulatkan matanya, "Jangan bicara sembarangan kamu. Aku takut istriku tahu dan aku..." ucapannya terhenti, "aku akan diusir dari rumah" lanjutnya.
"Hahahahahahaha" Rian tertawa lepas mendengarnya.
Raut wajah Naix berubah saat mendengarnya. Perubahan itu bukan karena ia betulan selingkuh melainkan ia tidak menyangkah Rian akan mengetahui hubungannya dengan Rana. Rana adalah adik dari ibunya Naix. Hanya saja Rana seumuran dengan mereka. Rana masih menganggur hingga hidupnya ditanggung oleh Naix. Tentuh saja tanpa sepengetahuan Nasya, istrinya Naix.
"Tapi kamu tahu dari mana?" tanya Naix menyelidik.
"Aku pernah melihatmu bertemu dengannya," jawab Rian.
Sekolah 15:12 PM
Nadira terlihat mondar mandir di depan ruang Kepala Sekolah. Menunggu Kania keluar dari dalam. "Nadira!" panggil Kania saat keluar dari ruang Kepala Sekolah.
"Kamu nungguin aku?" tanya Kania.
"Iya, Kania. Kak Rian memintaku pulang ke rumah Ibu" jelas Nadira.
"Aku sudah tahu kok. Tadi Kak Rian menghubungiku. Ayo kita pulang!" jelas Kania sembari memeluk tangan kanan sahabatnya, kemudian berjalan menuju gerbang sekolah.
Supir yang menjemput Kania dan Nadira sudah menunggu mereka sedari tadi. Kania dan Nadira menghampiri dan masuk ke dalam mobil. Mobil meleset pergi meninggalkan area sekolah.
Nadira menatap Kania yang kini sedang bermain game. Ia menggeleng kepala melihat sahabatnya itu, bukannya belajar tapi malah bermain game.
"Nadira" panggil Kania tanpa menatap Nadira.
"Iya" sahut Nadira menoleh menatap sahabatnya.
"Kapan kamu akan memberiku keponakan? Aku ingin melihat bayi kecil" tanya Kania menatap Nadira.
"A-apa maksud kamu?" tanya Nadira terbata-bata.
"Jangan-jangan kamu....." Kania menghentikan kalimatnya lalu menutup mulutnya sendiri.
"Apa kamu belum melakukannya?" tanya Kania berbisik ditelinga Nadira.
"Apa-apa sih kamu!" ketus Nadira menahan malu
"Cieee yang sudah menikah tapi masih utuh" ledek Kania.
"Aku harus menjaga kehormatanku untuk suami yang mencintaiku" balas Nadira dengan bangga.
"Apa! Jadi maksud kamu, kamu belum melakukannya karena Kak Rian tidak menyukaimu! Aku tidak percaya ini" ujar Kania menatap lekat sahabatnya.
Nadira menunduk kemudian memeluk Kania. Ia menangis dalam pelukan Kania. Sekalipun Rian perhatian padanya tapi Rian tidak pernah mengatakan cinta pada Nadira. Hal itu membuat Nadira berpikir bahwa Rian hanya mengasihaninya bukan karena mecintainya.
"Aku mengenal Kakakku. Tidak mungkin Kak Rian menikahi Nadira jika dia tidak mencintai Nadira. Aku harus melakukan sesuatu, aku ingin tahu bagaimana perasaan Kak Rian yang sebenarnya" batin Kania.
Kania tersenyum, ia tahu apa yang harus ia lakukan. "Aku tidak sabar menjalankan misiku" batin Kania.
Modus Lu Yan