Jelita Putri Maharani adalah seorang perempuan cantik berumur 27 tahun yang menjadi piatu sejak dia masih duduk di kelas V SD.
Suatu ketika, papa Jelita sakit keras dan sebelum meninggal dia meminta putri kesayangannya itu untuk menikah dengan Rico Putra Permana, pria tampan berumur 30 tahun anak dari sahabat papanya dengan maksud agar Jelita ada yang menjaga.
Namun siapa sangka, 2 bulanan setelah pernikahan, Jelita mulai melihat sifat asli suami, mertua dan adik iparnya yang membuat emosi Jelita makin lama makin naik.
Bagaimanakah kisah selengkapnya? Yuk simak novel ini...
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Zia Ni, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Episode 12 Elvira Bertemu Jelita
2 hari kemudian...
Setelah bertanya dan memberi uang tutup mulut sebesar 200 ribu ke teman Rico yang dia kenal, akhirnya Elvira pun mendapat sedikit informasi tentang Jelita.
Dengan niat yang baik, sore ini Elvira menunggu kepulangan Jelita di samping toko sembako yang biasa dihandle oleh Jelita.
"Mbak Jelita!"
Jelita yang baru saja melangkah ke luar dari pintu toko nya pun berhenti lalu menoleh ke arah sumber suara yang memanggil namanya, yakni seorang perempuan bermasker yang penampilannya terkesan anggun dengan rambut hitam panjang lurus sepinggang berkilau mirip bintang iklan shampo, yang sebelas dua belas dengannya.
"Iya Mbak, ada apa ya memanggilku?" tanya Jelita keheranan setelah perempuan itu menghampirinya.
"Sebelumnya saya minta maaf kalau sudah mengganggu kesibukan Mbak Jelita. Mbak ada waktu? Ada hal penting yang ingin saya bicarakan tentang Rico dan keluarganya?" balas Elvira.
Mendengar perempuan itu menyebut nama Rico dan keluarganya, Jelita pun penasaran.
"Mbak kenal dengan Rico?" selidik perempuan cantik berumur 27 tahun tersebut.
"Bukan hanya kenal Mbak, saya mantan pacarnya Rico," sahut Elvira terus terang.
Karena tempat terbaik untuk ngobrol adalah di dalam toko, maka Jelita pun menyuruh beberapa pegawainya untuk segera pulang, namun sebelumnya mereka diminta untuk menutup 3/4 rolling door tokonya terlebih dahulu.
Setelah berada di dalam toko dan dipersilahkan duduk, Elvira pun langsung melepas maskernya yang memperlihatkan wajahnya yang cantik namun tampak pucat karena baru saja aborsi dan masih mengalami pendarahan layaknya sedang haid.
"Kamu ingin bicara apa soal Rico dan keluarganya?" tanya Jelita tidak sabaran karena sebenarnya dia sudah punya rencana menyuruh Pak Seno untuk mencari informasi tentang Baskoro dan keluarganya.
"Sebelumnya kenalkan dulu Mbak, nama saya Elvira. Saya harap Mbak Jelita nanti gak akan marah setelah saya cerita," jawab Elvira.
"Jangan khawatir aku bukan tipe orang yang mudah tersulut emosi," ucap Jelita.
"Jadi begini Mbak, maksud saya menemui Mbak Jelita karena saya ingin memperingatkan Mbak agar hati-hati dengan Rico dan keluarganya. Mereka bukan orang baik-baik Mbak," jelas mantan pacarnya Rico.
"Mereka bukan orang baik-baik? Maksudnya?" perempuan berumur 27 tahun itu penasaran.
"Waktu Rico menikah dengan Mbak Jelita, sebenarnya saya sedang hamil anaknya Rico, Mbak. Malam minggu kemarin Rico nyuruh saya untuk aborsi," jelas Elvira terus terang yang membuat Jelita lumayan kaget tapi tetap bisa menguasai dirinya.
"Beneran?" Jelita ingin memastikan kebenaran dari informasi yang dia dengar dari mulut Elvira.
"Sumpah demi Tuhan Mbak, saya gak bohong. Malam minggu kemarin Mbak Jelita dapat pesan dari Rico kalau dia gak akan pulang ke rumah karena ada orang tua temen dekatnya yang meninggal kan?" ujar mantan pacarnya Rico.
"Iya, aku dapat pesan seperti itu dari dia. Berarti dia bohong begitu kan?" perempuan berumur 27 tahun tersebut mulai paham.
"Iya Mbak, sebenarnya malam minggu kemarin Rico nemenin saya karena baru melakukan aborsi, takutnya malamnya saya kenapa-napa, apalagi saya tinggal sendirian di rumah kontrakan. Saya minta maaf soal itu, Mbak," jujur Elvira.
"Terus soal keluarganya Rico itu gak baiknya kenapa?" selidik Jelita.
"Mbak Jelita sudah tahu belum alasan Papanya Mbak jodohin Mbak dengan Rico?" tanya perempuan berumur 25 tahun itu.
"Sampai sekarang aku masih belum tahu apa alasan Papaku kok tega menjodohkan aku dengan Rico yang keluarganya modelan seperti itu. Memangnya kamu tahu?" sahut Jelita.
"Saya juga baru diberitahu Rico malam minggu kemarin sehabis aborsi, Mbak. Jadi sebenarnya Bapaknya Rico itu punya hutang puluhan juta ke Papanya Mbak dan gak sanggup bayar, makanya Papanya Mbak jodohin Mbak sama Rico supaya Mbak ada jaga dan nglindungi karena Mbak gak punya kerabat lain," terang Elvira.
"Jadi bener dugaanku selama ini. Mereka bener-bener sudah nipu aku dan Papaku," rutuk perempuan berumur 27 tahun tersebut.
"Tapi masalah hutang Pak Baskoro itu cuma diceritakan ke Rico Mbak, kalau Ibuknya dan Adiknya sama sekali gak tahu menahu. Termasuk Rico pacaran sampai ngehamilin aku, dia juga merahasiakan dari anggota keluarganya. Dia bilang takut kalau orang tuanya ngamuk ke dia," tambah Elvira yang membuat Jelita semakin jengkel dengan Rico dan keluarganya.
"Maaf Mbak kalau saya cerita terus terang. Sebagai sesama perempuan, saya perlu memberitahu soal ini ke Mbak Jelita biar Mbak gak ditipu dan dimanfaatin sama mereka. Saya sendiri juga nyesel banget setelah tahu kalau Rico itu orangnya brengsek, apalagi saya sudah kehilangan keperawanan sampai melakukan aborsi. Rasanya saya bersalah banget karena sudah membunuh janin yang gak berdosa," imbuh perempuan berumur 25 itu terus terang.
"Kamu gak pingin menikah sama Rico?" telisik Jelita.
"Gak Mbak, perasaan saya ke dia sudah mati. Rencananya saya mau pulang kampung saja biar gak ketemu lagi sama dia. Baru aborsi saja dia masih doyan nggrayangi tubuh saya, jangan-jangan ke depannya dia maksa saya lagi untuk melakukan hubungan badan sama dia," jujur Elvira yang membuat Jelita tambah jijik dengan Rico.
"Rumahmu ada di luar kota?" tanya perempuan berumur 27 tahun tersebut.
"Iya Mbak, saya dari Nganjuk. Saya kerja di kota ini jadi karyawan bank selama 2 tahunan trus kenal dengan Rico. Waktu tahu saya hamil, saya terpaksa resign. Saya benar-benar nyesel sekarang, ngorbankan kerjaan yang lumayan mapan gegara kena bujuk rayuan Rico. Entah bagaimana reaksi orang tua saya kalau sampai tahu saya sudah gak perawan bahkan sampai hamil dan aborsi," untuk kesekian kalinya Elvira mengakui penyesalannya.
"Bagaimana kalau aku minta kamu jangan pulang kampung dulu? Aku butuh kamu sebagai bukti dan saksi untuk proses perceraianku dengan Rico," pinta Jelita.
"Mbak Jelita mau menceraikan Rico?" tanya Elvira.
"Ya iyalah, siapa juga yang mau tinggal bareng sama laki model begituan dan keluarganya yang gak beres," timpal Jelita terang-terangan yang membuat mantan pacarnya Rico lumayan kaget.
"Keluarganya Rico juga tinggal sama Mbak Jelita?" lanjut Elvira.
"Iya hampir 1 bulanan, alasannya sewa rumahnya habis sekalian mau jagain aku. Awalnya aku gak enak nglarang terang-terangan mereka untuk tinggal bareng sama aku. Setelah tinggal satu atap kok aslinya malah bikin jengkel," sahut perempuan berumur 27 tahun itu sambil menggerutu.
"Bikin jengkel gimana, Mbak?" mantan pacarnya Rico penasaran.
"Masa' Rico cuma ngasih uang ke aku 500 ribu untuk sebulan, Ibuknya sama Adiknya bolak balik komplain masalah lauk. Pinginnya makan pakai lauk yang enak-enak, gak trima dikasih lauk tahu tempe goreng. Bukan cuma itu saja, mereka juga ngremehin, menghina dan mrintah-mrintah ART ku, padahal ya gak ikut gaji," sungut Jelita terus terang.
"500 ribu sebulan untuk biaya hidup 4 orang? Benar-benar keterlaluan. Untung-untung saya gak jadi nikah sama Rico. Bisa mati berdiri saya kalau tinggal dengan orang kayak mereka. Amit-amiit," Elvira merasa prihatin dengan Jelita sekaligus beruntung sekali tidak jadi menikah dengan Rico setelah tahu keburukan lain mantan pacarnya dan keluarganya.
