NovelToon NovelToon
Mendadak Nikah Muda

Mendadak Nikah Muda

Status: tamat
Genre:Tamat / Nikahmuda / One Night Stand / Anak Kembar / Penyesalan Suami
Popularitas:402.7k
Nilai: 4.6
Nama Author: ZiOzil

Dua kali Kenan melakukan kesalahan pada Nara. Pertama menabrak dirinya dan kedua merenggut kesuciannya.
Kerena perbuatannya itu, Kenan terpaksa harus menikah dengan Nara. Namun sikap Kenan dan Mamanya sangat buruk, mereka selalu menyakiti Nara.

Bagaimana perjalanan hidup Nara?
Akankah dia mendapat kebahagiaan atau justru menderita selamanya?

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon ZiOzil, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Episode 20.

Jedeeeer.

Nara yang tertidur tiba-tiba tersentak bangun saat mendengar suara petir menyambar, dia membuka mata dan melihat ke arah ranjang yang kosong, kemudian melirik jam di dinding yang sudah menunjukkan pukul empat pagi.

Nara sedikit heran karena Kenan tidak ada di ranjang yang masih rapi tersebut, "Ke mana dia? Apa dia enggak pulang?"

Memang sejak bertemu Kenan di tangga tadi, Nara tak lagi melihat batang hidung pemuda itu, tapi Nara tak menyangka jika suaminya tersebut sampai tidak pulang begini.

Nara beranjak dari sofa lalu berjalan ke arah jendela, dia menyibak gorden dan memandang keluar. Hujan turun dengan derasnya, dan udara juga sangat dingin. Ke mana perginya bocah sombong itu?

Namun tiba-tiba Nara teringat sikap kasar dan angkuh Kenan tadi, seketika dia merasa kesal.

"Ngapain aku mikirin dia? Bodoh amat dia mau pulang atau enggak, kalau pun dia mati, aku juga enggak peduli," ujar Nara, dia lantas berbalik dan kembali merebahkan tubuhnya di atas sofa.

Namun tak berselang lama pintu kamar terbuka, Nara sontak menutup mata dan pura-pura tidur. Rupanya Kenan sudah pulang dalam keadaan basah, entah apa yang dia lakukan di luar sana?

Kenan masuk ke kamar mandi dan mengganti pakaiannya dengan yang kering, kemudian setelah itu dia buru-buru naik ke atas tempat tidur dan menarik selimut menutupi seluruh tubuhnya, dia benar-benar kedinginan.

Karena suasana hening, Nara mengintip dan hanya mendapati Kenan sudah berbaring di bawah selimut tebalnya. Dia pun kembali menutup mata dan berusaha untuk melanjutkan tidurnya.

Keesokan paginya, Nara bangun dan langsung mandi, tapi Kenan tetap bersembunyi di dalam selimutnya yang hangat.

Lima belas menit kemudian, Nara sudah selesai mandi. Dia sempat memperhatikan Kenan yang tidak bergerak, tapi akhirnya dia mengabaikan pemuda itu dan bergegas turun untuk sarapan.

Di ruang makan, Hendra sudah lebih dulu menyantap sarapannya seorang diri, karena Windy tidak ada.

"Selamat pagi, Pa," sapa Nara sembari duduk di hadapan mertuanya itu.

"Selamat pagi, Nara," balas Hendra lalu celingukan, "Kenan mana? Dia enggak ikut sarapan?"

"Dia masih tidur, Pa," jawab Nara.

"Tumben sekali dia masih tidur jam segini?" tanya Hendra bingung.

Nara bergeming, dia lebih memilih menyantap sarapannya ketimbang berkomentar tentang Kenan.

Setelah selesai sarapan, Hendra berangkat ke kantor dan Nara kembali ke kamar untuk mengambil ponselnya, karena hanya benda itulah yang dapat menghiburnya setiap hari.

Begitu masuk ke dalam kamar, Nara mendengar suara gemeretak gigi yang berlaga. Manik hitamnya seketika tertuju kepada Kenan yang tidur dengan selimut menutupi seluruh tubuh dan hanya menyisakan kepalanya saja.

Takut-takut Nara melangkah mendekati ranjang Kenan, dia memperhatikan tubuh Kenan yang menggigil, wajah pemuda itu juga terlihat pucat dengan bulir-bulir keringat di dahinya.

Dengan ragu Nara mengulurkan tangannya lalu dia letakkan di dahi Kenan. Nara terkesiap dan mendadak cemas saat kening suaminya itu terasa sangat panas.

"Astaga, dia demam!"

Nara buru-buru berlari ke dapur, tak lama kemudian dia kembali dengan membawa semangkuk air hangat dan handuk kecil untuk mengompres Kenan. Nara membasahi handuk kecil itu lalu memerasnya perlahan dan meletakkannya di dahi Kenan dengan hati-hati. Entah kenapa tiba-tiba dia merasa cemas dan panik, hingga spontan bertindak baik terhadap pemuda itu.

Merasa ada sesuatu yang hangat dan basah menempel pada keningnya, Kenan pun perlahan membuka mata. Dia terkesiap saat melihat Nara duduk di sampingnya.

"Apa yang kau lakukan?" tanya Kenan lemah.

"Kau demam, jadi aku mengompres mu dengan air hangat," jawab Nara dengan wajah datar.

"Enggak perlu, aku enggak butuh perhatian mu!" Kenan menarik handuk kecil itu dan melemparnya ke lantai.

Nara melirik handuk itu dengan kesal, kemudian menatap Kenan, "Baiklah kalau begitu!"

Nara beranjak, lalu memungut handuk kecil itu dan melangkah pergi sambil menggerutu, "Dasar enggak tahu diri!"

Kenan bisa mendengar ucapan Nara itu, tapi dia terlalu lemas untuk bertengkar dengan wanita tersebut, apalagi saat ini kepalanya denyut dan dia kedinginan. Dia hanya ingin tidur dan berharap segera sehat kembali.

***

Seharian ini Kenan hanya menghabiskan waktunya dengan tidur di kamar, dia masih demam dan menggigil. Sejak tadi pagi dia tak beranjak sama sekali dari atas tempat tidur, bahkan dia tak menyentuh makanan dan obat yang Bi Ani antar ke kamarnya, Kenan benar-benar seperti orang sekarat.

Nara masuk ke dalam kamar dan ingin memastikan kondisi Kenan, dia tercenung saat melihat makanan, minuman serta obat di atas meja masih utuh. Kenan tidak makan apa-apa sama sekali, padahal ini sudah sore.

Nara berjalan perlahan mendekati pemuda angkuh itu, dia mengamati wajah pucat Kenan. Tubuh Kenan yang dibalut selimut tebal masih menggigil pertanda bocah itu masih demam dan kedinginan. Nara mengembuskan napas kesal, ternyata suaminya tersebut benar-benar keras kepala.

Sebenarnya Nara kasihan pada Kenan, dia tak sampai hati membiarkan pemuda itu sakit seperti ini, tapi mengingat ucapan Kenan tadi pagi, Nara harus tega dan menguatkan hatinya. Bukankah Kenan tak butuh perhatiannya, jadi buat apa Nara peduli?

Nara memutuskan untuk menunggu Hendra pulang, biar mertuanya itu saja yang mengurus anak manja ini. Dia lantas duduk di sofa dan terus mengawasi Kenan dari jauh, namun tiba-tiba Kenan bangkit dan langsung memuntahkan cairan kuning pahit dan berbau tidak sedap ke lantai.

Melihat itu, Nara pun panik. Dia beranjak dan menghampiri Kenan yang muntah-muntah, kemudian spontan memijat tengkuk belakang suaminya itu dengan lembut.

Kenan sempat tertegun dan hendak menolak, namun rasa mual kembali menyerangnya dan dia lagi-lagi muntah.

Setelah puas mengeluarkan isi lambungnya, Kenan pun berhenti muntah.

Nara segera mengambil segelas air putih dan memberikannya pada Kenan, "Minum dulu!"

Kenan meraih gelas itu lalu meminum isinya, berharap rasa pahit dan panas di leher serta dadanya bisa hilang.

"Sudah?" tanya Nara saat Kenan mengembalikan gelas yang isinya tinggal separuh itu.

Kenan mengangguk tanpa bicara sepatah kata pun. Nara meletakkan gelas itu di meja lalu menarik selembar tisu lalu mengelap bibir Kenan yang basah dan kotor karena terkena muntah. Kenan kembali tertegun dengan semua perhatian istrinya itu.

"Ini akibatnya kalau kau enggak makan sama sekali, asam lambung mu jadi naik. Jadi makanlah walau cuma sedikit," ujar Nara dengan wajah datar.

"Aku enggak selera."

"Selera atau enggak, kau harus makan! Atau kau mau muntah lagi seperti tadi?"

Kenan tak menyahut, dia terlalu lemas dan tak bertenaga untuk berdebat dengan Nara.

Melihat Kenan bergeming, Nara mendesah frustasi, "Ya sudahlah, terserah kau saja!"

Nara berbalik dan bergegas keluar dari kamar. Kenan memandangi kepergiannya dengan tatapan tak terbaca.

***

1
Tatik Wae
mungkin ibunya Kenan dr klrg kaya raya JD begitu sifatnya..
Hasnadia Amir
ceritanya bagus lucu dan menggemaskan
D_Mayanti
Lumayan
Desna Wati Desna
Luar biasa
Meryy4321
Biasa
Meryy4321
Kecewa
Qaisaa Nazarudin
Dosa gak sih aku bahagia di atas penderitaannya Windy...👏👏👏💃💃💃
Qaisaa Nazarudin
💃💃💃💃💃 KARMA IS REAL..
Qaisaa Nazarudin
Thor bikin Suami windy selingkuh,Biar tau rasa dia..
Wayanjunipurnamiasih Puranamiasih
novelnya bagus banget,ceritanya bikin aku terharu rela bergadang bacanya thor
Marmi Febriani
kasian sekali nara
Prima Mustika
kenan ntar beneran suka sama Nara,cuma masih sok jaim aja
Prima Mustika
kisah percintaan anak remaja dimanja mama, jadinya berbuat seenaknya.
beruntung papa Hendra bersikap tegas
Ama
keren novelku thor😍 dua novel dah aku baca tamat
Titin Sundari
semakin bagus ceritanya...makasih Thor
Rieyaa Dion
sangat menarik..
Amin Srgfoo
bagus ceritanya konflik ngak bikin jenuh bacanya
Rismawati Rismawati
baru mampir kliatan nyaa sii seru🤭
Qilla
biasa
Rumi Sumbayak
Thor klau Nara sakit parah teeruuuus nitnat ngk seru buat mereka bahagia
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!