NovelToon NovelToon
A Man Who Love Me

A Man Who Love Me

Status: sedang berlangsung
Genre:Romantis / Cintamanis / Cinta pada Pandangan Pertama / Romansa / Healing
Popularitas:14.5k
Nilai: 5
Nama Author: yanahn

Celia Carlisha Rory, seorang model sukses yang lelah dengan gemerlap dunia mode, memutuskan untuk mencari ketenangan di Bali. Di sana, ia bertemu dengan Adhitama Elvan Syahreza, seorang DJ dengan sikap dingin dan misterius yang baru saja pindah ke Bali. Pertemuan mereka di bandara menjadi awal dari serangkaian kebetulan yang terus mempertemukan mereka.

Celia yang ceria dan penuh rasa ingin tahu, berusaha mendekati Elvan yang cenderung pendiam dan tertutup. Di sisi lain, Elvan, yang tampaknya tidak terpengaruh oleh pesona Celia, justru merasa tertarik pada kesederhanaan dan kehangatan gadis itu.

Dengan latar keindahan alam Bali, cerita ini menggambarkan perjalanan dua hati yang berbeda menemukan titik temu di tengah ketenangan pulau dewata. Di balik perbedaan mereka, tumbuh benih-benih perasaan yang perlahan mengubah hidup keduanya.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon yanahn, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Perpisahan yang tak terucap

Keesokan harinya, Celia kembali mengunjungi rumah Elvan. Kali ini, ia datang lebih pagi dari biasanya dengan membawa sebuah sketsa yang telah ia gambar semalaman. Sketsa itu menggambarkan pantai yang sering ia kunjungi bersama Elvan, lengkap dengan bayangan dua sosok kecil yang sedang berjalan berdampingan.

“Pagi, Nek!” Celia menyapa Nenek Kinan yang sedang menyapu halaman depan.

“Pagi, Nak Celia. Kamu datang pagi sekali,” balas Nenek sambil tersenyum.

“Aku ingin menunjukkan sesuatu,” ujar Celia penuh semangat.

Ketika Celia masuk ke dalam rumah, ia melihat Elvan sedang menyeduh kopi di dapur. Kali ini, ia memutuskan untuk menyapanya dengan cara berbeda.

“Selamat pagi, Tuan Musisi,” ucap Celia dengan nada menggoda, memecah keheningan yang biasanya mengelilingi Elvan.

Elvan menoleh, ekspresinya datar, tetapi ada kilasan kecil senyum di sudut bibirnya. “Selamat pagi, tamu tak diundang.”

Celia terkekeh, lalu mengeluarkan sketsa dari tasnya dan menyerahkannya pada Elvan. Pria itu memandang gambar itu dengan seksama, ekspresinya perlahan berubah.

“Ini... kamu yang menggambar?” tanya Elvan, suara sedikit lebih lembut daripada biasanya.

Celia mengangguk, senyumnya mengembang. “Ya. Aku menggambarnya tadi malam. Menurutku, ini bisa jadi kenangan kecil untuk kita.”

Elvan menatap sketsa itu lebih lama, seolah mencoba menangkap makna di balik gambar itu. “Terima kasih,” ucapnya singkat, tapi penuh makna.

Celia tersenyum puas. “Aku senang kamu suka.”

Hari itu, Celia memutuskan untuk membantu Nenek Kinan memasak di dapur. Sementara itu, Elvan sibuk dengan laptopnya di ruang tamu. Suasana rumah terasa begitu nyaman, seperti keluarga kecil yang bahagia.

Namun, di sela-sela kebahagiaan itu, Celia menerima pesan dari Lily.

Lily: Celia, ada tawaran besar dari klien internasional. Aku butuh jawabanmu segera. Mereka hanya mau kamu.

Celia membaca pesan itu dengan perasaan campur aduk. Ia tahu tawaran itu adalah kesempatan besar dalam kariernya, tetapi ia juga merasa belum siap meninggalkan kedamaian yang ia temukan di Bali.

“Elvan,” panggil Celia sambil berjalan ke ruang tamu.

Pria itu mengangkat kepalanya dari laptop. “Ada apa?”

“Aku butuh saranmu,” ujar Celia ragu. Ia kemudian menunjukkan pesan dari Lily.

Elvan membaca pesan itu dengan seksama, lalu menatap Celia. “Kenapa kamu minta saran dariku? Bukankah ini keputusan yang harus kamu buat sendiri?”

“Aku tahu. Tapi aku bingung. Di satu sisi, aku ingin mengambil pekerjaan ini. Di sisi lain, aku merasa belum siap meninggalkan tempat ini… meninggalkan kalian,” jawab Celia dengan jujur.

Elvan terdiam sejenak sebelum menjawab, “Celia, kamu datang ke sini untuk mencari jati dirimu, bukan untuk lari dari tanggung jawab. Jika pekerjaan itu penting bagimu, maka ambillah. Kami tidak akan ke mana-mana.”

Jawaban Elvan membuat hati Celia terasa hangat. Ia menyadari bahwa Elvan, meskipun terlihat dingin, tapi sebenarnya dia peduli dengannya.

“Aku akan memikirkannya,” ujar Celia pelan. “Terima kasih, Elvan.”

Elvan hanya mengangguk, lalu kembali fokus pada pekerjaannya. Namun, dalam hatinya, ia merasa sedikit berat jika Celia harus pergi.

Malam harinya, Celia duduk di teras bersama Nenek Kinan. Ia menceritakan tentang tawaran pekerjaan itu dan kegelisahannya.

“Nak Celia, hidup ini adalah tentang membuat pilihan. Tapi apa pun yang kamu pilih, pastikan itu adalah sesuatu yang tidak akan kamu sesali,” ujar Nenek dengan bijak.

Kata-kata itu terus terngiang di kepala Celia hingga ia kembali ke vila. Ia tahu keputusan ini akan mengubah banyak hal, tetapi ia juga tahu bahwa ia tidak bisa selamanya tinggal di Bali.

Esok harinya, Celia memutuskan untuk memberi kabar kepada Lily bahwa ia akan menerima tawaran itu. Namun, sebelum meninggalkan Bali, ia ingin menghabiskan satu hari terakhir bersama Elvan dan Nenek Kinan.

Pagi itu, Celia tiba di rumah Elvan. Ia membawa keranjang berisi bahan makanan segar yang ia beli di pasar pagi. Hari itu, ia ingin memasak sesuatu yang istimewa untuk Elvan dan Nenek Kinan, sebagai bentuk terima kasihnya sebelum ia pergi.

“Pagi, Nek!” sapa Celia ceria saat melihat Nenek Kinan sedang menyiram tanaman.

“Pagi, Nak. Wah, apa itu?” tanya Nenek Kinan sambil melirik keranjang yang dibawa Celia.

“Aku ingin masak sesuatu untuk kalian hari ini. Boleh, kan, Nek?”

Nenek Kinan tersenyum hangat. “Tentu saja boleh. Dapur kami adalah dapurmu juga.”

Saat Celia masuk ke dapur, ia melihat Elvan sedang menuang kopi ke cangkir. Pria itu menoleh sekilas, lalu kembali fokus pada pekerjaannya.

“Pagi-pagi sudah bertamu," komentar Elvan.

Celia tersenyum. “Aku punya kejutan untuk kalian. Hari ini aku akan masak makanan spesial.”

Elvan hanya mengangguk kecil. “Semoga tidak membuat dapurku berantakan.”

Celia mendengus. “Percayalah, aku bukan cuma model, tapi aku juga koki yang handal.”

Elvan tersenyum tipis mendengar celotehan Celia, meskipun ia tidak menjawab.

Selama beberapa jam, Celia sibuk di dapur bersama Nenek Kinan. Ia memasak beberapa hidangan khas Bali yang ia pelajari dari warga lokal. Sementara itu, Elvan tetap berada di ruang tamu, sesekali mencuri pandang ke arah Celia.

Ketika makan siang tiba, mereka duduk bersama di meja makan. Celia merasa bangga melihat kedua tamunya menikmati makanan yang ia masak.

“Ini enak sekali, Nak,” puji Nenek Kinan sambil menyendokkan sup ke mulutnya.

Elvan, meskipun tidak banyak bicara, mengangguk setuju. “Lumayan.”

“Lumayan?” Celia pura-pura kesal. “Hei, itu pujian atau kritik?”

“Itu pujian versi saya,” jawab Elvan sambil menyembunyikan senyumnya.

Percakapan mereka mengalir dengan ringan. Namun, di tengah kebahagiaan itu, Celia menyadari bahwa ini mungkin menjadi makan siang terakhirnya bersama mereka sebelum ia kembali ke Jakarta.

“Nenek, Elvan,” ujar Celia tiba-tiba. Ia menatap keduanya dengan ekspresi serius.

“Ada apa, Nak?” tanya Nenek Kinan lembut.

“Aku ingin berterima kasih untuk semuanya. Kebaikan kalian, kebersamaan ini… Aku tidak akan melupakan waktu yang aku habiskan di sini,” ucap Celia dengan tulus.

Nenek Kinan memegang tangan Celia dengan lembut. “Kamu selalu diterima di rumah ini, Nak. Jangan merasa perlu mengucapkan selamat tinggal.”

Celia tersenyum kecil, tetapi di balik senyum itu, ada rasa berat yang menggantung di hatinya.

Setelah makan siang, Celia memutuskan untuk berjalan-jalan di pantai bersama Elvan. Mereka berjalan dalam diam, hanya ditemani suara deburan ombak.

“Elvan,” panggil Celia pelan.

“Hm?” Elvan menoleh sedikit.

“Aku akan kembali ke Jakarta besok.”

Langkah Elvan terhenti sejenak. Ia menatap Celia, mencoba membaca ekspresi wanita itu.

“Sudah waktunya, ya?” tanyanya dengan nada datar, meskipun ada sedikit nada kehilangan di suaranya.

Celia mengangguk. “Aku tidak bisa terus-menerus tinggal di sini. Tapi aku ingin kamu tahu, tempat ini, kamu dan Nenek, telah menjadi bagian penting dalam hidupku.”

Elvan terdiam. Ia ingin mengatakan sesuatu, tetapi seperti biasa, kata-kata sulit keluar darinya.

“Aku harap kamu tidak lupa pada kami,” ujarnya akhirnya.

Celia tersenyum. “Bagaimana mungkin aku bisa lupa?”

Saat matahari mulai tenggelam, mereka kembali ke rumah. Celia membantu Nenek Kinan menyiapkan teh sore, sementara Elvan menghilang ke ruang tamu, seperti sedang tenggelam dalam pikirannya.

Malam itu, Celia duduk di teras bersama Nenek Kinan. Wanita tua itu memandang Celia dengan mata penuh kasih.

“Nak, tidak peduli ke mana pun kamu pergi, ingatlah bahwa kamu selalu punya rumah di sini,” ujar Nenek dengan suara lembut.

Air mata Celia hampir jatuh mendengar kata-kata itu. “Terima kasih, Nek. Aku tidak tahu apa yang akan kulakukan tanpa kalian.”

Esok harinya, Celia mengemasi barang-barangnya dan bersiap untuk pergi. Ketika ia tiba di rumah Elvan untuk mengucapkan perpisahan, Nenek Kinan memeluknya erat.

“Jaga dirimu baik-baik, Nak,” ujar Nenek dengan mata berkaca-kaca.

Elvan mengantar Celia ke mobil yang akan membawanya ke bandara. Ia tidak banyak bicara, hanya membantu membawa koper Celia.

“Sampai jumpa, Elvan." ucap Celia sambil melambaikan tangannya.

Elvan hanya mengangguk.

1
Author GG
Bintang buat kakaknya, biar semangat 🌹🙇‍♂️
Author GG: masama, /Sneer/
yanah~: terimakasih banyak kak 🤗💪
total 2 replies
codefive_
Laaanjuuut🙌🏻
codefive_
Who’s thaaaaat🫣
codefive_
HAHAHA DIEM GA CALEB🤏🏻
codefive_
AAAAAK PERGULATAN👌🏻👌🏻
codefive_
Emeshhh🤏🏻
yanah~: cubit akak 🤭🤣
total 1 replies
codefive_
Moowninggg ayang🥰
chipsz🌙
waduh suasana macam apa ini 😭😭😭🌊🌊🌊🌊🌊
chipsz🌙
suka kehebohan ya keluarga Mo ini 😌😌😌😌😌
chipsz🌙
aku suka pantai, baca bagian ini jd tenang banget 🏖️🌊🥰
yanah~: Ayuklah kak, kapan2 mantai bareng 🤭🤣
total 1 replies
codefive_
Chapter kali ini bener2 hotttt🫣🔥
codefive_
Move on ya tristaaan
yanah~: Siap kak 🤗
total 1 replies
codefive_
Sabar yaaa 🙃
yanah~: iya kak 😊
total 1 replies
codefive_
WOYYY HELP, GABISA…. INI TERLALU BAGUS DAN HOTTTT HAHAHA AAAAAAK🫶🏻🫶🏻🫶🏻🫶🏻🫶🏻
yanah~: Hot jeletot setelah swadikakap 🤭🤣
total 1 replies
codefive_
Here we goooo🫣🥰🥰🥰🥰
codefive_
KYAAAA aku nyengir2 bacanyaaaa!!!!
codefive_
Poor you🥲
yanah~: Gpp kak, nanti dapat penggantinya kok 🤭
total 1 replies
codefive_
Aku turut bahagia lho atas pernikahan kaliannn 🫶🏻🫶🏻✨✨✨
yanah~: Terimakasih kak, ditunggu amplop kondangannya 🤭😊
total 1 replies
codefive_
AKKKKKK HOW ROMANTIC 🫶🏻😭
codefive_
Cintanya daddyyyy🥹🥹🫶🏻🫶🏻
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!