Rini terpaksa harus menikah dengan seorang pria koma demi menyelamatkan anaknya yang di sekap oleh ibu tirinya, namun siapa sangka jika pria tersebut adalah seorang yang dulu menghamilinya. Bagaimana kisah Rini selanjutnya???
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Its Zahra CHAN Gacha, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
I'm with you
Wajah Salma tiba-tiba berubah saat melihat Rini keluar dari kamar kekasihnya. Ia pun buru-buru menghampirinya, "Sepertinya kamu lelah, biar aku saja yang mengantar Alen ke meja makan," ucap Salma
Rini pun tak keberatan dan segera melepaskan tangannya dari pegangan kursi roda.
Salma dengan sumringah langsung menempatkan dirinya bersama sang pujaan hati, "Thanks,"
Namun tiba-tiba saja Carlen justru menolak dan meminta Rini untuk mengantarnya ke meja makan.
"Maaf Salma, sepertinya aku sudah terbiasa dengan istriku, so sorry," ucap Carlen seketika membuat wajah wanita itu memerah karena malu.
Tak jauh dari mereka Maudy dan Gala terlihat beradu tos. Tentu saja itu membuat Salma semakin kesal. Ia buru-buru menuju ke meja makan.
Gala dan Maudy kembali menyantap makanan saat Salma duduk di depan mereka. Salma pun mencebikkan bibirnya saat melihat keduanya sengaja mengacuhkannya.
Salma pun sengaja mengambil makanan dengan penuh emosi membuat Maudy dan Gala menertawakannya.
"Selamat pagi mamah?" sapa Gala berubah manis saat melihat Rini mendorong kursi roda sang ayah.
"Pagi sayang," jawab Rini
Gala pun segera berdiri untuk menarikkan kursi untuknya, namun Rini menolak.
"Nanti dulu ya sayang, mamah mau ajak Caca buat gabung sarapan," ucap Rini
"Ok mamah,"
Rini mengusap kepala Gala kemudian pergi menuju ke kamar Caca.
Saat semua orang tengah asik menikmati sarapannya justru Salma sengaja melancarkan serangannya. Wanita itu sengaja mendekati Carlen dan mengintimidasinya.
"Aku tahu kamu marah karena aku sudah meninggal mu waktu itu dan anak kita. Tapi ingat apapun yang terjadi aku tetap ibu kandung Gala dan kamu tidak bisa mengabaikan aku," ucap Salma
"Kalau kamu ingin bersama istri kontrak mu itu silakan, karena aku akan membawa Gala pergi bersamaku," imbuhnya
Seketika Carlen menghentikan makannya dan menoleh kearahnya.
"Apa yang kamu inginkan?" tanyanya
"Tetaplah menjadi kekasihku dan kita bisa menikah setelah kamu menyelesaikan nikah kontrak mu dengan wanita itu!" jawab Salma menatap nyalang kearah Rini yang baru saja tiba bersama Caca
Carlen hanya terdiam mendengar jawaban kekasihnya itu.
"Ok, aku anggap diam mu itu adalah iya," ucap Salma kemudian menciumnya
Rini melirik kearah keduanya, dan Salma pun sengaja memanasinya dengan menyuapi Carlen.
"Mamah aku mau di suapin juga," ucap Gala saat melihat Rini menyuapi Caca
"Ok," jawab Rini
Wanita itu pun bergantian menyuapi kedua anaknya itu.
Selesai sarapan Rini pun bergegas untuk berangkat bekerja, begitu pun dengan Carlen. Namun pagi itu Salma sengaja mengikutinya. Wanita itu sengaja selalu menempel padanya untuk membuat Rini kesal padanya.
Namun Rini justru cuek. Melihat kemesraan yang dipamerkan olehnya.
"Sampai kapanpun aku tidak akan pernah membiarkan Carlen menjadi milik wanita udik itu. Dia adalah milikku dan hanya aku yang boleh menjadi istrinya," ucap Salma dalam hati
Sebenarnya Carlen merasa risih saat Salma terus mengikutinya kemana-mana. Bahkan saat rapat pun wanita itu selalu mendampinginya. Tentu saja hal itu membuat Carlen berusaha mencari cara untuk membuat wanita itu menjauh darinya.
Ia pun mengeluarkan sebuah kartu kredit dan memberikan kepadanya.
"Sayang, hari ini aku harus menemui klien penting dan dia hanya mau berbicara dengan berbicara empat Mata denganku tanpa adanya orang lain. Jadi please, aku mohon kamu bisa ngertiin aku. Kamu bisa belanja apapun sebanyak yang kamu mau," ucap Carlen membujuknya
Salma pun begitu senang saat mendapatkan kredit card no limit milik Carlen. Ia pun tersenyum sumringah dan mengangguk setuju.
"Ok sayang, kamu memang pengertian, thanks honey!" ucap Salma
Ia pun mencium pipi Carlen kemudian pergi meninggalkannya.
"Syukurlah akhirnya dia pergi juga!" ucap Carlen lega iapun segera meminta Reynold untuk mengantarnya ke tempat praktik Rini.
Carlen meminta Reynold untuk meninggalkannya, saat mereka sudah tiba di tempat praktik Rini.
Pria itu memilih mengantre bersama pasien lainnya. Ia tampak pangling saat melihat Rini berpakaian dokter. Ia memang terlihat berbeda dengan menggunakan seragam dokter dan merias wajahnya. Sama seperti dokter Hanggarini yang ia temui saat ia membuka sebuah tempat praktik baru di pusat kota.
Rini yang sehari-hari tak berdandan terlihat seperti orang yang berbeda saat memakai riasan. Dilengkapi kacamata dan pakaian dokter ia terlihat lebih cantik dan elegan.
"Pasien atas nama Tuan Carlen Wibisono!"
Carlen masih terpaku menatap kecantikan Rini, hingga membuatnya tak mendengar saat seorang perawat memanggil namanya.
"Tuan Carlen Wibisono!"
"Sekali lagi ya, kalau tidak ada maka saya ganti dengan pasien berikutnya!" seru sang perawat
"Tuan Carlen Wibisono!" seru perawat itu lagi
"Tuan!" seru Reynold buru-buru menghampirinya
Carlen langsung mengangkat tangannya.
"Iya saya!" ucapnya gagap
"Silakan masuk ke ruang pemeriksaan!" jawab wanita itu
Reynold langsung mendorong kursi rodanya dan meninggalkannya di ruangan tersebut.
"Selamat si...ang?" Rini tampak terkejut saat melihat Carlen di ruang kerjanya
"Pagi dok," jawab Carlen dengan senyuman manisnya
"Aku tidak menyangka jika kamu akan datang sekarang Aku pikir kamu akan datang saat jam-jam pulang kerja atau saat aku tidak sibuk," ucap Rini
"Aku hanya ingin tahu bagaimana istriku bekerja, dan sekarang aku tahu kenapa kamu itu selalu kelelahan saat pulang ke rumah. Aku sangat bangga padamu, istriku!" jawab Carlen
"Istriku??" Rini tampak mengernyit keningnya mendengar kalimat itu
Bagaimanapun juga Ia masih merasa canggung saat Carlen memanggilnya dengan sebutan istri. Karena ia tahu jika hubungan mereka hanyalah sebatas nikah kontrak tidak lebih.
"Yups, memangnya ada yang salah?" tanya Carlen
"Tidak, hanya saja aku tidak terbiasa, mungkin akan lebih nyaman jika kamu panggil aku Rini saja,_"
"Ok dokter Rini," jawabnya
Rini pun menyunggingkan senyumnya. Ia kemudian mengambil peralatan medisnya dan mulai memeriksa kaki suaminya.
Ia mulai dengan menyentuh kaki Carlen dan menanyakan reaksinya.
"Bagaimana apa sudah bisa merasakan sesuatu?" tanya Rini
Carlen menggeleng.
Rini pun mulai melakukan beberapa treatment.
"Sekarang gimana," ucap Rini sengaja mencubit kaki Carlen
"Aw sakit!" seru pria itu
Rini pun tersenyum senang saat mengetahui Carlen mulai bisa merasakan sakit.
Rini kemudian membungkuk dan memegangi lutut Carlen.
"Good, sekarang ayo coba gerakan kakinya?"
Dengan wajah tegang Carlen pun menggerakkan kakinya perlahan.
"Yeay, akhirnya bisa!" seru Rini bersorak kegirangan saat melihat kemajuan Carlen.
"Sekarang ayo coba berdiri," ucap Rini
"Jangan takut, ada aku disini!" ucap Rini saat melihat wajah takut Carlen.
"Ayo semangat!" seru Rini lagi
Dengan wajah tegang dan keringat bercucuran membasahi dahinya, ia berusaha untuk berdiri. tak jauh berbeda dengannya hari ini pun mengalami hal yang sama wanita itu terlihat gugup bercampur tegang saat melihat suaminya perlahan bangun dari kursi rodanya.
kamu seeh Rin....
pake acara mancing singa yang lagi tidur alhasil Rini langsung di terkam deeeh
Carlen langsung kepikiran ama perkataan Rini barusan
lihat aja tuuh, saat ini Carlen langsung mendadak ketakutan dengan analisa yang kamu berikan padanya
karena yang ada di kamar itu kan cuman mereka berdua aja seeeh
haaayoooo kamu emang mau ngapain ama Rini tuuuh Len....🤣🤣🤣
mana ada yang lupa jika udah menyangkut masalah gituan seeeh
itu kayaknya udah alami mengalir aja deeeh saat suasana udah mendukung 🤣🤭
sabar donk kek....
mungkin saat ini Carlen masih gak percaya aja karena barusan lamar Rini secara resmi di depan keluarga besar Wibisono gitu begitu juga yang dirasakan oleh Rini