Rangga adalah seorang pemuda yang mendapatkan warisan sepasang mata sakti. mata sakti mampu menembus benda apapun, juga memberikan kemampuan medis dan ilmu beladiri.
Namun untuk mendapatkan mata sakti itu, Rangga menjadi bisu selama 5 tahun. tanpa di duga dia menikahi seorang wanita yang sangat cantik. Namun istrinya tidak mencintainya sama sekali.
Namun dirinya selalu di rendahkan oleh keluarga istrinya karena bisu dan tidak berguna.
Setelah 5 tahun berlalu, Rangga akan menggunakan mata saktinya untuk merubah takdirnya dan mendapatkan hati istrinya.
Bagaimana kelanjutannya bisa di baca di novel ini ya !!!!
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Agus budianto, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
episode 9 SALAH PAHAM
Mendengar perkataan Deri ini, Dion bisa kembali tenang dan menghela nafasnya. Dion bisa lega karena Deri sepertinya tidak mengetahui bahwa barang tersebut adalah barang palsu dengan kualitas terbaik.
"Tuan Deri, sudah pasti barang itu asli, aku menghabiskan banyak uang untuk membelinya," ujar Dion.
Namun Rangga tidak puas dengan apa yang Deri katakan. Menurut Rangga barang itu adalah palsu dan matanya tidak mungkin melakukan kesalahan.
"Apakah anda merasa barang ini juga asli?" tanya Rangga tidak puas kepada Deri.
"Apakah kamu sedang meragukan kemampuan ku?" tanya balik Deri.
Terlihat Deri menatap tajam ke arah Rangga seolah dirinya tidak terima dengan ucapan Rangga ini. Tapi sesaat kemudian terlihat sebuah senyuman di sudut bibir Deri.
"Haha... akhirnya aku tahu alasan mengapa gubernur Zainal begitu memujimu," ujar Deri tertawa lepas sambil menepuk pundak Rangga.
"Gelas porselin ini adalah barang palsu," sambung Deri.
Sontak saja semua orang menjadi terkejut mendengar perkataan Deri ini. Ternyata menurut Deri gelas porselin ini adalah barang palsu sama seperti yang di katakan oleh Rangga sebelumnya.
Kemudian Deri mulai menjelaskan bahwa gelas porselin ini memang terlihat asli, namun kalau di lihat dari dekat ada bekas lama pada lapisan kacanya. Meskipun teknik penggambarannya sangat canggih, tapi bila diperhatikan dengan jeli masih ada bekas cat baru di sana.
"Ini adalah barang palsu imitasi dengan kwalitas terbaik," ujar Deri.
"Di tambah lagi barang ini sudah berada di dalam kuburan dalam waktu yang lama, sehingga akan menimbulkan kemalangan bagi pemiliknya," sambung Deri.
"Apa?" seketika semua orang semakin terkejut.
Orang-orang juga mulai menyalakan Dion yang beraninya memberikan barang mengerikan seperti itu. Dion juga hanya tertunduk malu dan kehilangan harga dirinya.
"Bocah, namamu Rangga bukan, barang ini sangat mirip dengan aslinya, kamu hebat juga," ujar Deri kepada Rangga dengan sangat kagum.
Jika bukan karena pengalamannya selama puluhan tahun dalam dunia barang antik, Deri juga tidak akan tahu letak kepalsuan pada gelas porselin itu.
"Aku sudah bilang sebelumnya, Rangga ini sangat istimewa," ujar Zainal.
"Sejujurnya aku hanya ingin bertemu dengan Rangga untuk membicarakan sesuatu," sambung Zainal.
Kemudian Zainal mengajak Rangga untuk pergi bersamanya. Zainal, Deri dan Rangga juga mulai berjalan pergi dari sana.
Anggota keluarga tampak terkejut mengetahui bahwa ternyata Rangga mengenal gubernur Zainal, padahal Rangga hanyalah seorang menantu yang tidak berguna.
"Wah ternyata Rangga memiliki hubungan baik dengan gubernur Zainal," ujar salah seorang anggota keluarga Darmawan.
"Kami hanya tidak mau untuk menceritakannya, siapa sangka gubernur Zainal datang khusus untuk menemui Rangga," balas Ratih untuk menyombongkan diri.
Walaupun Ratih tidak menyukai Rangga, namun ini adalah kesempatan untuk menyombongkan keluarga mereka di depan hadapan Anggota keluarga Darmawan yang lain.
Sementara di luar ruangan Zainal menyampaikan niatnya untuk mengundang Rangga datang ke rumahnya. Rangga juga tidak menolak undangan dari Zainal dan ikut pergi bersama Zainal.
Beberapa jam kemudian malam juga telah larut. Rangga juga sedang menaiki taksi pulang dari rumah Zainal.
Dari dalam mobil, Rangga seperti melihat sosok Miranda yang tidak sadarkan diri sedang di papah oleh seorang pria menuju ke pintu masuk sebuah hotel.
"Pak sopir berhenti!" ujar Rangga dengan segera.
Rangga mulai mengeluarkan kekuatan matanya. Seketika cahaya keemasan mulai terlintas di kedua matanya. Rangga langsung menatap ke arah orang yang mirip dengan Miranda itu.
Seketika Rangga dapat melihat dengan sangat jelas, seolah hanya berjarak satu meter saja dari orang tersebut. Rangga langsung mengetahui bahwa itu adalah benar Miranda istrinya. Sedangkan pria yang sedang memapahnya adalah Lukas.
Rangga segera turun dari mobil dan dengan buru-buru mengejar mereka. Rangga merasakan adanya firasat buruk yang akan menimpa Miranda.
Sebelumnya setelah selesai acara pesta keluarga Darmawan, sebagian besar anggota keluarga pada mabuk, termasuk orang tua Miranda.
Miranda mencarikan taksi untuk keluarganya agar bisa kembali dengan aman. karena taksi tidak muat bila dirinya ikut naik, maka Miranda menunggu taksi yang lain. Tapi kemudian seorang pria tiba-tiba muncul dari belakang dan langsung membius Miranda. Pria tersebut ternyata adalah Lukas.
Lukas langsung membawa Miranda yang sudah tidak sadarkan diri masuk ke dalam mobilnya. Lukas membawa Miranda menuju ke sebuah hotel yang sudah dia pesan sebelumnya.
Sampai di kamar hotel, Lukas langsung membaringkan tubuh Miranda di atas ranjang.
Lukas mulai menatap tubuh Miranda dengan tatapan mesum. Terlihat Miranda sangat cantik dan menggoda sehingga membuat Lukas menelan ludahnya sendiri.
"Si brengsek itu memang sudah menikah denganmu, tapi aku tahu kalian belum pernah melakukannya," ucap Lukas.
"Siapa suruh kamu sangat cantik dan malah menikah dengan pria sampah itu, aku juga tidak punya cara lain," sambung Lukas.
Lukas kemudian mulai memasang sebuah kamera di sudut kamar. Lukas berencana untuk merekam apa yang akan dia lakukan kepada Miranda. Rekaman itu akan Lukas gunakan untuk mengancam Miranda agar tidak berani membocorkan kejadian malam ini.
Setelah kamera terpasang dan hidup, Lukas mulai mendekati tubuh Miranda. Lukas hendak melepas kancing bajunya, namun tiba-tiba saja pintu kamarnya di gedor dari luar.
"Siapa?" tanya Lukas.
"Aku petugas hotel yang mengantarkan alat pengaman," jawab orang di luar.
Lukas tidak menyangka bahwa ternyata petugas di hotel di sini sangat mengerti dengan keperluan para tamunya. Kebetulan dirinya juga memerlukan barang itu sekarang.
Lukas segera membukakan pintu kamarnya, namun dia langsung terkejut karena yang datang adalah Rangga dan bukanlah petugas hotel.
"Kamu..." ujar Lukas kaget.
Rangga langsung melihat tubuh Miranda yang sedang terbaring di atas ranjang dalam keadaan tidak sadarkan diri. Seketika Rangga menjadi marah dan menggertakkan giginya. Sekilas bola api muncul di kedua mata Rangga.
"Buk," Rangga langsung meninju wajah Lukas dengan keras.
Seketika tubuh Lukas langsung terpental dan menabrak dinding dengan keras. Lukas langsung memegangi mulutnya dan mendapati tiga giginya yang telah tanggal. Darah segar juga mulai keluar dari mulut Lukas.
Lukas sekarang begitu ketakutan, dia tidak menyangka bahwa Rangga juga hebat dalam berkelahi. Satu pukulan dari Rangga sudah membuatnya seperti ini.
"Tolong lepaskan aku," ujar lukas sambil berlutut di hadapan Rangga.
Rangga langsung berjongkok dan menarik kerah baju Lukas dan menyeretnya keluar kamar dari kamar.
Di luar kamar Rangga langsung melemparkan tubuh Lukas dengan kuat. Alhasil Lukas terbang jauh dan kembali menabrak dinding dengan keras.
Lukas kembali memuntahkan seteguk darah segar dan kemudian langsung tidak sadarkan diri.
Rangga kembali masuk ke dalam kamar dan melihat tubuh istrinya di atas ranjang. Ekspresi Rangga terlihat sedih melihat istrinya dalam kondisi seperti ini yang hampir saja di lecehkan.
Rangga mulai mengeluarkan sebuah jarum perak dan menusukkannya ke pergelangan tangan Miranda. Energi spiritual mulai masuk menetralkan obat bius yang ada di dalam tubuh Miranda.
Sesaat kemudian Miranda juga mulai tersadar dan membuka matanya. Rangga juga mencabut jarum peraknya dan memasukkan kembali ke dalam sakunya.
"Miranda kamu sudah bangun, bagaimana perasaanmu?" tanya Rangga.
Miranda yang sudah membuka matanya tampak bingung mendapati dirinya sedang berada di kamar hotel dan ada Rangga di hadapannya.
"Plak," Miranda langsung reflek menampar Rangga.
"Dasar biadab," maki Miranda.
Miranda beranggapan bahwa Rangga hendak berbuat senonoh kepada dirinya. Miranda juga langsung memeriksa dirinya dan merasa lega karena tidak terjadi apa-apa pada tubuhnya.
"Barusan aku menyelamatkan mu, kenapa kamu malah menamparku?" tanya Rangga sambil memegangi pipinya yang panas.
"Menyelamatkan ku?" ulang Miranda.
"Jelas-jelas kamu mau melecehkan ku dan masih bilang ingin menyelamatkan ku," ujar Miranda dengan marah.
"Aku tidak akan percaya pada omongan mu," sambung Miranda.