NovelToon NovelToon
Transmigrasi Ke Tubuh Ibu Kejam

Transmigrasi Ke Tubuh Ibu Kejam

Status: tamat
Genre:Tamat / Reinkarnasi / Romansa Fantasi / Time Travel / Anak Genius / Ibu Pengganti / Mengubah Takdir / Cinta Istana/Kuno
Popularitas:1.1M
Nilai: 4.9
Nama Author: aif04

Melisa, seorang gadis biasa yang sedang mencari pekerjaan, tiba-tiba terjebak dalam tubuh seorang wanita jahat yang telah menelantarkan anaknya.

Saat Melisa mulai menerima keadaan dan bertransformasi menjadi ibu yang baik, dia dihadapkan pada kenyataan bahwa dunia ini penuh dengan bahaya. Monster dan makhluk jahat mengancam keselamatannya dan putranya, membuatnya harus terus berjuang untuk hidup mereka. Tantangan lainnya adalah menghindari ayah kandung putranya, yang merupakan musuh bebuyutan dari tubuh asli Melisa.

Dapatkah Melisa mengungkap misteri yang mengelilinginya dan melindungi dirinya serta putranya dari bahaya?

Temukan jawabannya dalam novel ini, yang penuh dengan misteri, romansa, dan komedi!

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon aif04, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Ibu yang jahat

Di sebuah kota besar yang dipenuhi dengan berbagai kesibukan manusia, seorang gadis berjalan dengan membawa sebuah map berwarna coklat tua yang telah usang. Wajahnya terlihat lelah dan kusam karena berkeliling kota di tengah cuaca yang sangat buruk. Rintik hujan kecil yang tidak berhenti membuat langkahnya semakin berat dan tergesa-gesa. Gadis itu menghela napas dalam-dalam, berharap cuaca segera membaik dan menghilangkan kelelahan yang telah menumpuk sepanjang hari.

Melisa memandang langit yang mendung dengan wajah yang lelah dan sedih. "Akhh, dimana lagi aku harus mencari pekerjaan? Ya, Tuhan, kirimkan saja uang dari langit," ujarnya dengan nada begitu kesal di balut dengan keputusasaan.

Ia memutuskan untuk beristirahat di sebuah toserba yang nyaman dan hangat, berharap dapat menghilangkan kelelahan dan kesedihan yang telah menumpuk sepanjang hari. "Bu, beli air minum saja satu," ujarnya kepada penjaga toko yang sedang menyusun beberapa barang di tokonya.

"Ambil saja di sana," pintanya, sambil menunjuk setumpuk minuman yang segar dan dingin, membuat Melisa merasa sedikit lebih baik.

"Berapa, Bu?" tanyanya dengan sopan dan hormat, berharap dapat membeli air minum yang dapat menghilangkan dahaganya.

"5000," jawab wanita itu dengan senyum yang hangat dan ramah.

Melisa mengeluarkan selembar uang, lalu memberikan uang tersebut kepada penjaga toko. Setelahnya, ia duduk di kursi pada teras toko, menikmati suasana yang tenang dan nyaman.

Melisa menghela napas dalam-dalam, merasa lelah dan putus asa. "Huh, lelah sekali. Kenapa hidup di tempat ini benar-benar sulit? Ingin kerja saja susah... Andai aku menjadi anak orang kaya, pasti sangat mudah menjalani hidup yang segalanya membutuhkan uang," gumamnya dengan melihat beberapa orang yang masih berlalu lalang di saat hujan.

Melisa membuka segel minuman tersebut, lalu meneguknya beberapa kali. Suara botol yang dibuka dan suara minuman yang ditelan membuatnya merasa sedikit lebih baik. Tiba-tiba, terdengar suara teriakan yang jelas dari dalam toko. "Eh, Akh... tolong!!"

"Apa yang terjadi?" gumam Melisa, lalu ia mengintip melalui jendela depan. Gadis itu terkejut saat melihat bagaimana sosok pria yang saat ini tengah menodongkan pisau pada wanita paruh baya itu. Wanita itu berteriak dan berusaha untuk melepaskan diri, tapi pria itu terlalu kuat.

"Astaga, ini masih tengah hari tapi ada saja kejahatan. Apa sebegitunya orang butuh uang?" gumam Melisa, jujur saja ia merasa sangat takut saat ini. Tapi walaupun begitu Ia langsung menelpon polisi untuk segera datang ke tempat kejadian.

"Sekarang lebih baik aku pergi," ujarnya saat melihat mobil polisi telah mengarah ke toko tersebut. Suara sirine mobil polisi membuat Melisa merasa sedikit lebih aman.

Sedangkan di dalam, pria itu mulai panik mendengar suara sirine mobil polisi. "Sialan!" umpatnya. Tapi dia tidak perduli, pria itu justru semakin cepat memasukkan uang ke dalam tas miliknya, lalu melarikan diri melalui pintu belakang toko sebelum polisi datang.

Sedangkan Melisa, yang sudah pergi meninggalkan toko, berjalan santai menyusuri trotoar hingga matanya melihat sesuatu yang tidak terduga. "Bagaimana dia ada di sini?" ujarnya dengan menatap pria yang sedang berlari dengan tas di tangannya itu. Pria itu berlari dengan cepat, tapi Melisa dapat melihat wajahnya dengan jelas.

"Berhenti ! Hei jika tidak berhenti maka akan di tembak !!" Teriak seorang polisi yang mengejar pencuri itu bersama dengan rekan-rekannya.

"Akh!" "Bruk!" Orang-orang berteriak panik saat menyaksikan kejadian itu, sedangkan Melisa mencoba untuk ikut mengamankan diri, tapi siapa sangka nasib sial mengarah padanya. Suasana menjadi semakin tegang dan menakutkan, dengan orang-orang berlari ke segala arah untuk menghindari kejahatan.

"Kalian berhenti! Atau kubunuh dia!" ancam pria itu dengan meletakkan pisau di leher Melisa. Melisa merasa jantungnya berhenti berdetak, dan napasnya menjadi terengah-engah. 'Akh, sial, di antara sekian banyak manusia, kenapa harus aku?' pikirnya.

"Turunkan senjata kalian dan biarkan aku pergi," ujar penjahat itu, dengan suara yang dingin dan tidak berperasaan. 'Ayolah, turuti kemauannya...' batin Melisa, dengan harapan bahwa kejahatan itu akan segera berakhir.

"Sret." "Akh." Melisa meringis saat kulit lehernya terluka karena pisau pria tersebut. Rasanya benar-benar perih, seperti api yang membakar kulitnya. Melisa merasa lemah dan tidak berdaya, seperti boneka yang dikendalikan.

Akhirnya, polisi-polisi itu meletakkan senjata mereka. 'Nah, mereka sudah menurutimu, maka lepaskan aku,' batin Melisa. Tapi itu hanya angan-angan saja, pria itu justru menjadikannya tameng dan sandera.

"Akh, nasibku!!" rutuk Melisa. Ingin sekali ini memaki saat ini.

"Dor." Suara tembakan membuat suasana menjadi hening. Melisa tidak tahu dari mana asal tembakan itu, tapi yang pasti pria jahat ini terduduk lemas, sehingga dia bisa bebas dari cengkraman pria itu.

Melisa segera berlari menjauh, tapi tiba-tiba langkahnya terhenti. Rasa sakit menghinggapi tubuhnya, beserta darah yang mengalir begitu saja dari punggungnya. Polisi langsung meringkus pria itu dengan cepat, sedangkan Melisa langsung ambruk ke depan, dengan rasa lemah dan tidak berdaya.

Orang-orang mulai mengerubunginya, bahkan ada yang berteriak dengan suara yang memecahkan telinga, tapi Melisa tidak bisa merespon apapun. Tubuhnya tergeletak di atas tanah yang dingin dan keras, dengan darah yang mengalir dari punggungnya akibat pisau yang di lempar oleh penjahat tersebut.

Tapi kemudian, matanya menatap nanar pada map coklat miliknya yang tergeletak di sampingnya. Map itu terlihat usang dan tua, dengan warna coklat yang telah memudar. Melisa merasa seperti sedang melihat ke dalam masa lalunya, ketika hidupnya masih penuh dengan harapan dan impian.

"Apakah aku akan mati?" pikirnya, dengan rasa putus asa dan kehilangan harapan yang semakin meningkat. "Ini tidak adil, Tuhan, kenapa hidupku begitu sulit? Kuharap, jika ada kehidupan berikutnya, aku menjadi orang kaya saja."

Lalu, kesadaran benar-benar hilang seketika. Melisa tidak bisa bergerak lagi, dan tubuhnya menjadi lemas. Ia hanya mulai merasa sunyi dan menakutkan, dengan orang-orang yang berkerumun di sekitarnya hanya bisa menatap dengan sedih dan juga iba.

\*

\*

\*

Di sebuah gubuk kecil yang terletak di tengah-tengah desa yang sangat asri, seorang gadis muda memejamkan matanya dengan seorang anak laki-laki yang menangis di sisinya. Suasana di dalam gubuk itu sangat sunyi dan tenang, hanya terdengar suara tangisan anak kecil dan suara angin yang berhembus lembut di luar.

"Ibu...ibu, hiks! Bangun, Bu! Hiks, aku janji tidak akan mengganggu ibu lagi, hiks!" Tangis anak kecil yang ada di sisi ranjang itu semakin keras, membuat Melisa merasa sedih dan tidak tega.

"Siapa ibumu?" tanya Melisa dengan bingung, sambil membuka matanya yang masih terasa berat.

"Ibu...hiks! Anda sudah sadar, hiks..." Anak itu menjawab dengan terisak-isak, sambil memeluk Melisa dengan erat.

"Ha? Siapa yang kamu panggil ibu?" Bingungnya, Melisa mencoba untuk mengingat-ingat apa yang terjadi sebelumnya.

"Ma-maaf, hiks! Aku benar-benar minta maaf jika ibu...maksudnya nyonya...tidak ingin dipanggil seperti itu lagi." Ujar anak laki-laki, lalu bersujud di atas lantai kayu yang kasar.

"Apa yang sebenarnya terjadi?" Bingungnya. Dia tadi tertusuk pisau, lalu kesadarannya hilang, dan sekarang dia justru berada di tempat entah berantah ini. Apa kehidupan kedua benar-benar ada? Melisa benar-benar pusing dibuatnya.

"Nging..." Kupingnya berdengung dengan kuat, disertai dengan kepalanya yang ikut merasakan sakit. Melisa merasa seperti sedang berada di dalam badai yang sangat kuat.

"Akh..." Melisa memegang kepalanya yang sakit, sambil mencoba untuk berdiri. Tapi, tubuhnya justru begitu lemah.

"Ibu...hiks! Ibu...hiks!" Tangis anak itu yang melihat sang ibu terlihat sangat kesakitan. Melisa merasa sedih dan tidak tega melihat anak kecil itu menangis.

"Sa-sakit, akh..." Setelah mengatakan hal tersebut, Melisa kembali tidak sadarkan diri, dan tubuhnya terjatuh ke lantai kayu tersebut.

Saat ini, dirinya seperti arwah gentayangan yang tidak terlihat. Ia menyaksikan seorang wanita yang saat ini tengah menyiksa anak laki-laki yang masih sangat kecil itu. Suasana di sekitar mereka sangat menakutkan, dengan bayangan yang gelap dan suara yang mengerikan. Anak kecil itu menangis dengan keras, sambil memohon ampun kepada wanita itu.

"Kau seharusnya mati! Kau penyebab hidupku hancur! Jika kau tidak ada, maka aku tidak akan seperti ini!" teriak wanita itu, dengan suara yang tinggi. Wajahnya merah padam, dan matanya berkilauan dengan kemarahan.

"Ibu, hiks! Maaf, ibu! Aku yang salah, ibu! Hiks, hiks, maaf, ibu!" Bocah laki-laki itu terus menangis dan memohon, tapi wanita itu juga semakin memukulnya.

"Hei, sialan! Beraninya kau dengan anak-anak! Hei!" teriak Melisa, yang tidak tahan. Ia mencoba untuk menghalangi wanita itu, tapi tubuhnya justru tembus pandang dan juga tidak bisa menyentuh apapun. Saat ini ia sangat marah pada wanita itu tapi ia tidak bisa melakukan apapun.

Hingga kejadian itu terhenti, dan kepalanya lagi-lagi merasakan sakit luar biasa. Melisa merasakan ada begitu banyak memori yang masuk ke dalam kepalanya. Semua membuatnya semakin merasa bingung.

Hingga saat ini, ia berada di sebuah taman bunga yang indah dan tenang. Terlihat di depannya, saat ini tengah berdiri sosok perempuan cantik, tapi membuat Melisa sangat jengkel dengannya. Itu adalah perempuan yang sama yang telah menyiksa anak kecil itu.

"Kau akan menggantikan ku, Melisa! Balaskan dendamku pada mereka! Dan..." kata perempuan itu, dengan suara yang manis dan licik. Wajahnya cantik dan tenang, tapi matanya berkilauan dengan kemarahan dan dendam.

"PLAK." "PLAK." Melisa justru menampar gadis itu tanpa menghiraukannya sama sekali.

"Apa yang kau!?" wanita itu menggeram marah. Ia sudah menggunakan sihir terlarang untuk ini, tapi kenapa gadis yang dibawanya justru tidak bertindak seperti apa yang ia harapkan.

"Apa, ha! Kau pantas mendapatkannya! Menyiksa anak sendiri seperti itu! Dimana hati nurani mu, sialan?!" kesal Melisa. Nafasnya bahkan terdengar tidak beraturan karena emosi yang begitu besar.

1
Kardi Kardi
yahhhh. she is CRAZYYY
Kardi Kardi: dia gilaaaaa
total 1 replies
Kardi Kardi
WADOUCH. BISA GAWATTT. GASWATTT
Kardi Kardi: belum TUA DIAAAA
total 1 replies
Kardi Kardi
BE YOUR SELFFF MELLLL
Kardi Kardi: yuppp. be your selfff
total 1 replies
Kardi Kardi
achhh. SHE IS COMEEEE
Kardi Kardi: hmmm. comeeee
total 1 replies
Kardi Kardi
ADOUCHH. SO MELLOWWWW
Kardi Kardi: hmmmm. hu hu huuuuu
total 1 replies
Kardi Kardi
to andrea. dear my honeyyyyy
Kardi Kardi: ohhh. my godddd
total 1 replies
Kardi Kardi
hang on. PRINCE OF ANDREAAA
Kardi Kardi: yahhh. never give uppp/Cry/
total 1 replies
Kardi Kardi
AKHIRNYA KAU PUN PERGIIIII. SAYANGGGG
Kardi Kardi: ada awal, ada akhirrr
total 1 replies
Kardi Kardi
apakah dia akan pergi LAGIIIII
Kardi Kardi: i dont knowww
total 1 replies
Kardi Kardi
HABISIIIII MEREKAAAA SEMUAAAA
Kardi Kardi: sapu bersihhhh
total 1 replies
Kardi Kardi
oooohhhh. SO SADDDDD
Kardi Kardi: NEVER GIVE UP FOR ALLL/Panic/
total 1 replies
Kardi Kardi
DI LAKUKAN BERSAMA SAJAAA. AYOOOO
Kardi Kardi: yuppp. come onnnn
total 1 replies
Kardi Kardi
AMAZING STORIEEEE
Kardi Kardi: hmmmm. sad but trueee
total 1 replies
Aryanti endah
bawangnya bnyk bngt sih thor
Erlina Ibrik
Luar biasa
Kardi Kardi
hmmm. bersatulah kalian dalam damaiiiii
Kardi Kardi: hmmm. that trueee
total 1 replies
kagome
Thankyou Thor. kamu penulis yg hebat. sukses selalu 😇
Mirna Wati
sial cerita ini begitu mengandung bawang dan sialnya lagi saya ngga bisa sekip begitu saja kelanjutan dari cerita ini/Grimace/
Kardi Kardi
istrimu oranh baikkkkk. PANGERANNNN
Kardi Kardi: yuhuuuu. she is good WIFEEEEE
total 1 replies
Kardi Kardi
heheeee. BAD MANNN/Scream/
Kardi Kardi: olanggg jaattttt/Sweat/
total 1 replies
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!