"Aku menikahimu dulu karena permintaan ibu ,Arin.Mulai sekarang kau tak berhak mencampuri urusanku begitupun aku terhadapmu .Aku ceraikan kau ,tetapi jangan khawatir .Semua kebutuhan mu dan mama tetap aku yang menanggung ,dengan begitu kau tak akan kekurangan sesuatu apapun !"
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Atuusalimah, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
#6
Arini
***
Ia tampak menatapku sekilas,kemudian membuang napas nya secara perlahan.
"Aku menyesal mengatakan ini.Bagaimana kabarmu?" Mas Bian memperhatikan ku sejenak,dan aku sangat takut jika sampai dia melihat perutku yang membesar.Tetapi itu tak berlangsung lama,sebelum kemudian mas Bian kembali menatap lurus ke luar jendela besar.
"Seperti yang kamu lihat, aku baik-baik saja!" Berbohong tidak apa-apa bukan? Lagi pula mungkin dia tak akan pernah tau bagaimana keadaanku.Tidak seperti aku yang selalu mencoba menutup mata,takut untuk bermain media karena wajah dan kabar nya sering kali tersebar di sana.
"Kau terlihat kurus," Mas Bian memprotes,menatapku dengan tatapan permintaan maaf yang begitu besar. Apa itu artinya dia meminta maaf ? Buat apa ? Kata maaf sama sekali tak berguna walau untuk sekedar menyembuhkan luka jiwa ku.
"Kau kurang baik akhir-akhir ini sepertinya!"
Mataku berkaca-kaca.Aku tau,aku tak pernah bisa menyembunyikan sebuah kebohongan. Aku tau mas Bian bisa membaca bahwa tanpanya hidupku tak bisa baik-baik saja meski kenyataan itu mati-matian mencoba ku tutupi.
"Bukan urusanmu!" Tangkas ku sambil membuang muka,mengusap air mata yang terlanjur jatuh .
"Aku hanya tak mencintaimu.Sama sekali tak ingin memperburuk hubungan kita !"
"Aku masih mengingatnya dengan baik,kangan katakan lagi.Aku bosan mendengar mu mengatakan tak mencintaiku," Komentarku sinis "lagi pula,kau yang mengatakan untuk jangan menggangu mu lagi.Aku hanya berusaha melakukan nya!"
"Jangan salah Faham Arin,aku hanya tidak mau kau mengganggu rumah tanggaku,tapi bukan berarti aku ..."
"Aku sudah melakukan nya bukan!"potongku,tak mau mendengar penjelasan yang tak begitu perlu di jelaskan. "Aku tak pernah punya pikiran untuk mengganggu rumah tangga mu itu.Kau berhak bahagia,seperti yang kamu katakan!"
"Tapi tidak dengan menjauhkan ku dengan mama. Mama sudah aku anggap sebagai ibuku sendiri.Kau bahkan tak memberitahuku saat mencabut perawatan mama di Bogor dan memindahkan nya ke sini.Kau pikir,selama ini aku tak mencari keberadaan kalian?"
"Kau sendiri yang melarang aku untuk tidak memperlihatkan wajahku di hadapanmu lagi dan aku sudah melakukannya. Mengapa sekarang kau datang seolah-olah menjadi orang paling peduli pada mama? Mengapa kau tak mengurusi wanita sialan itu saja?"Tentangku,kembali mengingatkan akan ucapannya empat bulan yang lalu .
"Kau cemburu,Arin?"
"Buat apa? Aku sudah tak berhak memiliki perasaan itu.Kalaupun iya, aku tak suka saja kau mengaitkan semua masalah dengan mama dan menutupi kesalahan sia*lan mu itu!"
"Maafkan aku!"
Kami sama-sama diam,setelah aku tak lagi merespon ucapannya.Lagi pula,kami sudah selesai, harusnya memang tak ada lagi hal yang perlu dia perdebatkan.
"Arin,aku harap kau menemukan pria yang mencintaimu dengan tulus." Mas Bian kembali membuka mulut,setelah beberapa menit jeda panjang mengambil alih percakapan kami.
"Kau menikah dengan wanita yang kau cintai dengan tulus pun,sudah cukup.Carilah kebahagiaan yang kau idam-idamkan itu,jangan mencampuri urusanku!"
"Ya,aku sudah menemukan wanita yang kucintai dengan sangat tulus,aku bahagia .Dan aku berharap kau menemukan kebahagiaan mu juga setelahnya!"
"Kalau begitu bagus.Aku turut bahagia karena tidak ada celah bagimu untuk mengganggu kehidupanku kedepannya!"
"Selama mama ada,aku masih akan berurusan dengan mu,Arin.Aku tak mau kau menanggung ini sendirian,biar kan aku turut andil mempertanggung jawabkan sandiwara kita sebelumnya!"
Sandiwara kita katanya, dia pikir pernikahan kami sebelumnya sebuah candaan?
Dia pikir,aku hanya berpura-pura mencintainya?
Dia pikir,aku becanda jika sampai aku mengatakan bahwa hatiku remuk redam saat ia memutus ikatan pernikahan yang sempat terjalin di antara kami.Arti dari tatapanku,arti dari perhatianku selama ini,apa mungkin terlihat sebuah lelucon baginya?
Miris!
"Mama baik-baik saja bersamaku,"kataku berusaha terlihat tenang" Mama hanya ingin bertemu denganmu sebentar,kedepannya biarkan hidup aku tenang.Aku tak ingin membuat bermacam kebohongan di sisa hidup mama sebagaimana kau menciptakan kebohongan sempurna dulu pada ibu walau aku yang menjadi korbannya!" .
Mas Bian menatap mataku sejenak."Percayalah mas,aku bisa mengurus mama dengan baik.Lagi pula,keberadaan mu hanya akan mengundang berita buruk di luar sana !"
Mas Bian terlihat kembali menghela napasnya,"baik kalo itu mau mu,tapi...jika ada sesuatu yang terjadi pada kalian,jangan pernah segan untuk menghubungiku.Aku pastikan untuk selalu ada di samping kalian!"
"Terimakasih banyak,ku harap sampai kapanpun aku tak akan merepotkan mu!"Pungkas ku seraya beranjak pergi meninggalkan nya.
Seterusnya,semoga memang begitu...kami tak akan membutuhkan nya.
lah dr nama belakangnya aja itu perusahaan mantan suami