Bagaimana rasanya kalau kamu mencintai seseorang yang tidak pernah menganggapmu ada, padahal kamu mencintainya dengan sangat tulus. Kecantikan Ara tidak bisa membuat hati Revan luluh.
Ara Anastasia selama beberapa bulan ini tanpa lelah mengejar cinta seorang Most Wanted sekaligus ketua OSIS di sekolahnya SMA Negeri Harapan 1 bernama Revan Prayoga. Tetapi sayangnya Revan sudah mempunyai gadis yang ia sukai bernama Angel.
Usaha Ara untuk bisa mendapatkan cinta Revan sia-sia ketika pria itu menyuruhnya berhenti mengejarnya. Ara yang merasa kalah dengan perasaannya sendiri akhirnya mengabulkan permintaan Revan dan mulai menjauh.
Tetapi setelah Ara menjauhi Revan selama beberapa waktu membuat cowok itu uring-uringan tidak jelas. Angel sang kekasih turut menjadi korban kekesalannya hanya karena Revan melihat Ara berpelukan dengan salah satu cowok populer dan sahabat baiknya sendiri.
"Gue bisa gila Ra, kalau Lo terus bersikap kayak gini!"
"Emang sikap Gue kenapa Van? ada yang salah?" Tanya Ara menaikkan sebelah alisnya.
"Jangan jauhin Gue dan jangan deket sama cowok lain!" Ara tertawa sinis.
"Lo lupa Van, Bukannya Lo sendiri yang nyuruh Gue buat ngejauhin Lo?"
Skakmatt! Revan tidak bisa menjawab.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Navizaa, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 14 ( Terlambat Menyadari )
Happy Reading 😊
"Ayo donk, Ra?" Gilang memohon pada Ara dengan menangkupkan kedua tangannya di depan dada, sedangkan Ara hanya memutar bola matanya malas.
"Gue gak mau di sogok makanan atau barang lagi!" ucap Ara.
"Ya udah, Lo mau di kasih apa sama Gue, bilang aja, Ra. Gue pasti bakal mengabulkan permintaan Lo," jawab Gilang semangat.
Ara terlihat berpikir.
"Lo mau jadi tutor Gue, gantiin Revan?" tanya Ara membuat Gilang mengerutkan keningnya.
"Memangnya Lo kesulitan dalam bidang mata pelajaran apa? Gue pasti bantu asalkan bukan pelajaran matematika, musuh Gue itu!" Ara melongo tidak percaya.
Belum juga gadis itu mengatakan pelajaran apa, tetapi Gilang sudah menjawabnya terlebih dahulu dengan jawaban yang membuat Ara menghela napas.
"Ya udah deh, gak jadi!" Ara kembali melangkah.
"Eh,, Ra, tunggu!" seru Gilang membuat berapa orang yang menatap ke arah mereka. Ara menghentikan langkahnya karena tatapan banyak orang.
'Kenapa jadi kaya pasangan kekasih yang sedang bertengkar?' batin Ara kesal.
Akhirnya setelah berdebat yang melelahkan, Ara terpaksa menuruti keinginan Gilang yang tetep ngotot mengantarkannya pulang.
"Jangan cemberut gitu dong, katanya kita ini sahabat, kan sah-sah aja gue nganterin lu pulang, jujur selama ini gue belum bisa berteman baik dengan siswa lainnya, hanya Elo yang bisa membuat gue nyaman, Ra," ucap Gilang serius menatap ke depan, sedangkan Ara hanya melirik sekilas ke arah Gilang.
Memang benar yang dikatakan Gilang bahwa sepertinya cowok itu sedikit memilih teman, karena sejak awal masuk sekolah, Gilang tidak pernah terlihat dekat dengan satu murid pun selain Ara.
Dan Ara bisa melihat ketulusan Gilang tanpa modus embel-embelnya. Gilang sepertinya memang cowok yang baik, mungkin saja kalau untuk menjadi sahabatnya, Ara siap.
"Terima kasih Ra, karena Lo mau jadi sahabat Gue," ucap Gilang tersenyum.
"Iya, asalkan jangan modus." Gilang tergelak mendengar jawaban Ara.
Sejujurnya cowok itu memang sedikit tertarik kepada Ara, tetapi Gilang masih mampu mengontrol dirinya agar tidak membuka hati untuk gadis ini, karena ia tahu Ara masih terluka karena ulah Revan.
Jangan tanya siapa yang mengatakan atau bercerita kepada Gilang tentang masalah Revan dan Ara, karena berita waktu itu sudah menjadi konsumsi publik di sekolah. Maka dari itu Gilang juga ingin Ara tidak berpikir macam-macam terhadapnya dan juga Gilang bisa menolong Ara dan membuatnya tidak bersedih lagi.
Namun Gilang tidak pernah melihat sisi sedih dari gadis itu, bahkan saat tadi ia melihat Revan yang menariknya, terlihat Ara sangat kuat. Gilang merasa Ara memang gadis yang tangguh dan dari itu gilang merasa tertarik padanya.
Di sisi lain.
Revan masuk ke dalam rumahnya dan disambut oleh senyuman dari sang Bunda. Mendekat dan menyalami tangan bundanya yang masih tersenyum itu. "Ada apa, Bun? kenapa senyum-senyum seperti itu?" tanya Revan.
"Nggak ada apa-apa Bang, Bunda cuma ingin bilang sama Abang, kalau lusa Bunda sama Ayah akan pergi ke Jerman buat nengok Opa sama Oma di sana, adik kamu juga mau ditengokin, Abang sama Raka gak papa kan ditinggal?" tanya Aulia.
"Ya nggak papa lah Bun, Abang dan Raka kan udah gede, nanti bawain oleh-oleh aja buat kita," jawab Revan tersenyum.
"Ya udah, Abang mandi dulu terus sholat, habis itu langsung ke ruang makan, ya?" Revan mengangguk dan naik ke lantai atas.
Setelah melakukan aktifitasnya mandi, sholat dan makan siang, Revan kembali ke kamar nya, membuka ponsel dan melihat nomer Ara yang masih belum mau menyimpan nomernya. Revan mendesah kasar, entah kenapa rasanya sakit saat di acuhkan oleh Ara.
'Apa ini balasan dari Elo, Ra. Dulu Gue udah nyakitin Lo berkali-kali, tapi dengan Lo yang gak mau nyimpen nomer Gue kek gini, rasanya udah sakit banget, gimana dulu sikap Gue ke Elo yang dengan terang-terangan nolak Elo di depan umum, maafin Gue, Ra. Gue janji bakal nebus semua kesalahan yang Gue buat," gumam Revan masih memandang nomer Ara.
Tiba-tiba layarnya menyala, tertera nama My Queen di sana. Entah kenapa sekarang Revan malas harus meladeni sikap Angel yang semakin hari semakin manja.
Meminta ini dan itu, kalau tidak di turuti bakalan ngambek. Entah kemana sikap Angel yang dulu sangat lembut dan dewasa, rasanya sekarang hatinya sudah tidak respek lagi dengan gadis itu.
Revan mematikan ponselnya ketika Angel menghubunginya kembali. Kenapa juga harus aktif kalau nomer Ara tidak pernah mau membalasnya. Sepertinya saat ini Revan telah sadar sepenuhnya kalau memang sejak pertama kali melihat Ara, dia sudah tertarik dan menyukai gadis itu.
Revan ingat, awal kebenciannya terhadap Ara adalah pada saat Angel memberikan foto Ara tengah menggandeng lengan seorang pria paruh baya memasuki hotel.
"Gue sekarang gak peduli, meskipun Lo benar atau gak seperti yang ada di dalam foto itu, Gue tetep akan memperjuangkan Lo, Ra."
Revan menyesal, dia sudah meyakinkan dirinya bahwa memang sejak awal dia sudah menyukai Ara.
###
"Revan berangkat dulu, Assalamualaikum," ucap Revan setelah menyalami tangan Aulia dan Sandi.
Kemudian dia bergegas masuk ke dalam mobilnya, senyum mengembang selalu tampil di wajahnya. Pagi ini Revan akan menjemput Ara untuk berangkat ke sekolah bersama-sama.
Pada saat sudah hampir sampai di rumah Adam, terlihat Ara keluar bersama seorang gadis cantik berseragam biru-putih yang dia tahu itu adalah Sifa, teman dari Raka.
Sepertinya ini kesempatan Revan untuk mendekati Ara dengan adanya Sifa dengan modus mengantar ke sekolah. Belum sampai di depan gerbang tiba-tiba ada mobil mewah sport menyalipnya dan berhenti tepat di depan Ara dan Sifa.
"Sial!" Revan memukul setirnya kala melihat siapa yang keluar dari dalam mobil itu.
Gilang dengan senyuman lebar membuka pintu depan samping kemudi untuk Ara, di susul dengan Sifa yang masuk ke kursi belakang.
"Sekarang Lo bisa selangkah di depan Gue, Gilang. Tapi lain kali gak akan Gue biarin Lo menang!" Batin Revan menahan amarah dan cemburu.
Di sisi lain.
"Kak Gilang ini pacarnya kak Ara, ya?" tanya Sifa menggoda. "Cie, cie, telinga kak Gilang memerah," seru Sifa membuat Ara langsung menoleh ke arah gilang.
"Kenapa telinganya memerah?" tanya Ara polos sambil memandang Gilang dengan lekat.
Gilang merasa gugup dan sangat malu ketika di lihat oleh Ara seperti itu. Cowok itu berdehem untuk mengurangi kegugupan nya.
"Cie, kak Gilang gugup!" seru Sifa masih menggoda.
Ara yang masih belum paham semakin melihat Gilang sambil menghadap kan tubuhnya pada cowok tersebut. "Ra, jangan ganggu konsentrasi Gue, lagi nyetir ni!" ucap Gilang mali karena tatapan Ara.
"Emangnya gue ganggu konsentrasi, Lo, kan Gue gak ngapa-ngapain," jawab Ara meluruskan tubuhnya menghadap ke depan kembali.
"Dengan Lo lihatin Gue terus itu buat Gue gak konsen tau gak!"
"Hah!"
Bersambung.
Terima kasih untuk semuanya yang udah kasih dukungan buat othor, kasih semangat lagi ya dengan cara vote dan kopi buat othor 🥰🥺
Parah kali Cere cuma Krena masalah yg sbenarnya gaada😭 rill miss komunikasi+salah paham ini sampe kandas prnikahaan🤦