NovelToon NovelToon
Menggoda Boss Arogan

Menggoda Boss Arogan

Status: tamat
Genre:Romantis / Komedi / Tamat / Badboy / Cintamanis
Popularitas:9.8M
Nilai: 5
Nama Author: RizkiTa

Sekuel SEKRETARIS KESAYANGAN

~

Meira pikir, setelah direktur marketing di perusahaan tempat dia bekerja digantikan oleh orang lain, hidupnya bisa aman. Meira tak lagi harus berhadapan dengan lelaki tua yang cerewet dan suka berbicara dengan nada tinggi.

Kabar baik datang, ketika bos baru ternyata masih sangat muda, dan tampan. Tapi kenyataannya, lelaki bernama Darel Arsenio itu lebih menyebalkan, ditambah pelit kata-kata. Sekalinya bicara, pasti menyakitkan. Entah punya masalah hidup apa direktur baru mereka saat ini. Hingga Meira harus melebarkan rasa sabarnya seluas mungkin ketika menghadapinya.

Semakin hari, Meira semakin kewalahan menghadapi sikap El yang cukup aneh dan arogan. Saat mengetahui ternyata El adalah pria single, terlintas ide gila di kepala gadis itu untuk mencoba menggoda bos

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon RizkiTa, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Foto Kesayangan

Darel menuruni anak tangga dengan tergesa-gesa, dia pergi ke dapur mencari salah satu art, untuk menyuruh membereskan kekacauan di kamarnya. Jujur saja, dia masih sangat kesal dengan Meira yang terkesan memberi harapan untuknya. Andai Meira tahu bagaimana rasanya terhenti ketika hasratt sudah memuncak.

“El, mau ke mana kamu?!” Darel melintasi ruangan tengah, di mana bunda sedang berselonjor di sofa sambil membaca buku.

“Keluar,” sahutnya singkat.

“Keluar ke mana? udah mau maghrib, El! lagian, istri kamu, kok malah di tinggal?!” Inayah berdiri, mengejar Darel yang sudah berada di garasi mobil.

Tapi, sederetan pertanyaan bundanya, tak ada satupun yang dijawab olehnya. Darel hanya perlu keluar rumah dan menghindar sebentar, meredakan kekesalannya. Lagipula, dia juga kesal karena Meira berani menyentuh sebuah foto yang tak seharusnya dia pegang, apalagi sampai pecah. Karena itu adalah foto satu-satunya kenangan bersama Kanaya, sahabatnya sejak sekolah, yang sudah pergi dan tak mungkin kembali lagi.

\~

Meira masih duduk di sofa, dia menunduk, menopang kepalanya dengan ke dua tangan di atas paha. Beginikah nasib pengantin baru? pikirnya. Tak ada hal-hal indah dan menyenangkan. Namun, pikirannya teilintas kejadian satu jam lalu, di mana dia dan Darel terbuai dengan sebuah kegiatan yang mereka lakukan. Sayang sekali, gagal. Andai Meira tak sedang kedatangan tamu, bisa jadi saat ini dia sudah tidak lagi berstatus perawan, bisa jadi Darel tak marah-marah dan meninggalkannya seperti ini. Meira merasa, ucapan Darel di pesawat beberapa jam lalu, kini benar-benar terbukti. Lelaki itu memang membuatnya menangis, apakah ini awal dari penderitannya?

ya ampun… Meira memijat keningnya pelan, dia berusah payah bangun dari sofa ketika pintu kamar kembali di ketuk. Bahkan, dia terlihat kesusahan menapaki lantai karena luka di kakinya akibat menginjak serpihan kaca.

“Permisi, atas perintah Mas El, saya mau bersihkan kamar, katanya ada kaca yang pecah, ya Non?”

Meira mengangguk, saat seorang art bertanya. “Iya, silakan masuk, Mbok.”

“Maaf Non, saya tanya… foto ini, kok bisa sampai pecah, sih?” salah seorang art yang sedang membereskan kamar saat itu, bertanya pada Meira.

“Saya… nggak sengaja menjatuhkannya, Mbok.” Meirs menjawab sopan, pada art itu karena Meira tahu usianya jauh lebih tua darinya.

“Ini foto kesayangannya Mas El loh, dijaga banget sama dia,” jelas wanita paruh baya itu.

“Ada apa ini? Mei, kakimu kenapa?” Inayah yang mencurigai terjadi sesuatu pun langsung naik ke kamar mereka dan bertanya-tanya ketika melihat cara Meira berjalan sedikit berbeda.

“Bunda… Mei nggak sengaja pecahin bingkai foto,” lirih Meira.

“Ini, foto kesayangannya Mas El, Nyonya,” ucap art yang sudah selesai membersihkan kekacauan di sana. “Fotonya Mas El dengan almarhumah Mbak Kanaya.” wanita paruh baya itu meletakkan foto di atas meja.

Mendengar wanita itu menyebut kata almarhumah, Meira sedikit tercengang, ternyata wanita di dalam foto itu sudah meninggal?

“Udah Mbok, nggak usah di bahas. Kalau udah selesai, Mbok boleh turun ke bawah, terima kasih.”

“Baik, Nyonya.”

Inayah berucap tegas, agak kesal sebab si art membahas masa lalu Darel yang harusnya tak perlu Meira ketahui. Dia mendekati menantunya yang sedang duduk di sofa dengan ekspresi ketakutan.

“Kamu nggak usah merasa bersalah, itu bukan masalah besar, Mei. Bunda tanya, kaki kamu kenapa?”

“Nggak kenapa-kenapa Bunda,” ucap Meira hati-hati.

“Nggak kenapa-kenapa gimana? cara jalanmu aja, aneh begitu.” Inayah terpaksa mengangkat kaki kanan Meira. Dia meringis melihat telapak kakinya ternyata terluka, dan berdarahh.

“Bunda, jangan—“

“Kamu luka, sebentar bunda minta mereka bawakan kotak obat.” Inayah geleng-geleng kepala, belum ada dua puluh empat jam mereka menikah, masalah sudah datang satu persatu. Inayah hanya berharap Meira bisa betah dan bertahan dengan sikap Darel yang mungkin belum bisa terbiasa dengan kehadiran wanita di sekitarnya. Apalagi, hidup dalam satu kamar. Mengingat pernikahan mereka sebenarnya terjadi karena sedikit paksaan, Inayah sangat berharap pernikahan mereka langgeng.

“Sini kakimu!” Titah Inayah.

Meira menggeleng, “Bunda, Mei bisa obatin sendiri kok.” Meira merasa sangat sungkan dan canggung. Bagaimana ceritanya ibu mertua memegang kakinya, dan mengobatinya. “Mei merasa nggak enak, masa Bunda yang ngobatin-“

“Meira, bunda kan pernah bilang sama kamu, sejak El mengucapkan akad, itu artinya kamu juga anak bunda sekarang.” Inayah meletakkan satu kaki Meira yang terluka, di atas pahanya. Lalu mulai membuka kotak obat dan mengambil benda-benda yang di perlukan. “Nggak perlu sungkan, asalkan tetap ada rasa sopan,” Inayah mengingatkan sambil memberikan senyuman terbaiknya.

“Maaf ya Bunda, baru sebentar di sini, Mei udah bikin masalah…” Lirih Meira.

“Bunda minta tolong, banget sama kamu. Sabar-sabar ya menghadapi El,” pinta Inayah.

Meira belum merespon, ini adalah nasihat ke dua yang dia terima, setelah dari ayah mertua yang mengatakan bahwa harus ekstra sabar menghadapi Darel yang sikapnya sedikit kasar dan menyebalkan.

“Semog aku kuat ya bun—“

“Harus, harus kuat! Leher kamu, kenapa? luka juga?” mata Inayah tertuju pada bercak merah jelas di leher kiri Meira, saat gadis itu menyibakkan rambut panjangnya ke belakang.

“Bukan bund-“

memalukan, gumam Meira.

“Ini tanda lahir,” jawab Meira asal.

Inayah hanya mengangguk lalu diam, dia menyesal menanyakan itu, harusnya tak perlu di tanya. Mungkin saja, beberapa jam lalu mereka sudah melewati malam pertama. Tapi, melihat sikap Darel saat ini, dia jadi ragu.

“Udah selesai, hm walaupun bunda bukan perawat atau dokter tapi bunda mengerti sedikit tentang membalut luka, mau luka fisik ataupun luka di hati, bunda tau obatnya.” Inayah mencoba menghibur Meira, hingga gadis itu tersenyum, tanpa berani tertawa. Bercanda dengan mertua, sepertinya dia merasa masih belum pantas melakukannya.

“Makasih ya bunda,” Meira tersenyum senang melihat telapak kaki kanannya sudah berbalut perban. Kini, rasanya jauh lebih baik. Bukan hanya pada luka di kakinya, tapi juga di hatinya yang kian menghangat karena perlakuan ibu mertua terhadapnya.

“Bunda, bolehkah Mei bertanya sesuatu?” tanyanya dengan nada lembut dan sangat hati-hati.

Inayah mengangguk, meski ragu-ragu, dia bisa menebak akan ke mana arah pertanyaan Meira nantinya.

“Mas Darel ke mana, bund? kayaknya dia marah banget aku pecahin bingkai itu,” Meira melirik ke arah meja di mana foto tanpa bingkai itu berada. Kata-kata art paruh baya tadi masih teringat jelas di pikirannya, bahwa foto itu adalah kesayangan Darel.

“Dia, katanya keluar sebenta, pasti sebentar lagi pulang…” Inayah menjeda kalimatnya sesaat, dia tersenyum lalu mengangkat tangan kirinya untuk menyentuh pundak Meira. “Jangan anggap itu masalah besar, ya?”

“Tapi, itu siapa bunda? maaf kalau Mei lancang, dan apa benar dia udah meninggal?” Meira tak tahan untuk diam tanpa bertanya, sungguh hatinya di selimuti rasa penasaran mendalam dan dia merasa punya hak untuk tahu.

🙂🙂

1
Sri Utami
Luar biasa
Sri Utami
Lumayan
Yulia Hariyono
Luar biasa
Nicky Nick
eng ing eng... smoga darel yunior sgr otw thok cer pokoke😅
Nicky Nick
🥰🥰🥰
Nicky Nick
😒😒sabar ya el.. ayah pst akan luluh dgn ketulusanmu
Nicky Nick
duuh pelayan ganjen..
Nicky Nick
keluarin jurus mautmu rel... bikin klepek klepel lg istrimu😅
Nicky Nick
hmmmm laras bisa aja ngusilin mbknya
Nicky Nick
☹️☹️☹️
Nicky Nick
hmmmm darel yunior otw
Nicky Nick
berangkat bareng2 yuuk...
Nicky Nick
dikurung trs digembok biar ga' terbang mei😆
Nicky Nick
wooow meira meira...
Nicky Nick
mengheningkan cipta mlai.. pk bos & bu bos gi upacara yaa😆 ubah sifatmu rel jgn egois
Esti Chania
Luar biasa
Nicky Nick
darel jgn begitu dong kok ga' percaya ma mei..
Nicky Nick
lanjut thoor..
Nicky Nick
duuh kasihan darel makan hati.. 😄
Nicky Nick
wis manut othor lah piye critane.., ☺
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!