Cinta pertama, sesuatu yang menurut orang tak bisa dilupakan dengan mudah, mungkin itu juga yang terjadi pada Alya.
-Kamu cinta pertamaku, ku harap aku dan kamu akan selalu menjadi KITA-
Alya khumaira.
Namun bagaimana jika Alya tau bahwa dirinya hanya menjadi bahan taruhan saja? Mampukah Alya melupakan segalanya?
Dan bagaimana jika suatu hari di masa depan ia bertemu kembali dengan cinta pertamanya?
Mampukah dia menghadapi Cinta sekaligus Kesakitannya?
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon nenah adja, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Hadiah
Liburan semester telah usai kini para pelajar bersiap kembali ke sekolah, termasuk Alya yang sudah bersemangat sejak kemarin.
Alya bahkan terus menerus mengecek isi tas nya takut- takut ada yang terlupa.
Alya memejamkan matanya saat menyadari kesalahannya, "Ngapain aku tunggu disini.." tanya nya pada diri sendiri.
Biasanya Alya akan di jemput Faris dan berangkat bersama, tapi sudah sepuluh menit berlalu Faris tak juga datang "Dia pasti berangkat bareng kak Salsa..berasa jadi permen karet deh aku" Alya melangkah gontai menuju halte Bis, yang akan membawanya ke sekolah.
Setelah Bis datang Alya segera naik dan duduk di bangku kosong, 45 menit kemudian Alya tiba di sekolah, di gerbang dia melihat Sani dan Sakira yang menunggunya, dengan senyum ceria Alya berlari kearah mereka "Gak di jemput kak Faris" celetuk Sakira dan Sani hanya menyenggol tangan Sakira.
"Gak usah bahas itu deh.." Alya mendengus, lalu pandangan mereka beralih ke beberapa mobil yang masuk gerbang spontan mereka yang berada di gerbang juga menyingkir termasuk Alya dan kedua temannya.
Dari jarak sedekat itu, mereka bisa melihat dengan jelas siapa saja yang berada di dalam mobil, lagi-lagi Alya melihat Salsa tersenyum meremehkan padanya, terang saja di sedang berada di sisi Faris sekarang dan di satu mobil yang sama, sedangkan Faris sama sekali tak melihat kearahnya.
Sani menepuk bahu Alya yang masih diam di tempatnya "Lo gak papa Al?"
Alya tersenyum kecut "Aku tadi tunggu dia, untung cuma sepuluh menit, abis itu aku sadar" Sani merasa kasihan pada Alya, lantas dia memeluk bahu Alya.
"Udah lah, kan Lo juga bilang ini cuma terpaksa, mau dia sama siapapun harusnya gak ngaruh dong" Alya tercenung, Sani benar harusnya dia tak memikirkannya, tapi kenapa Alya merasa terkhianati, dan hatinya terasa sakit.
"Atau Lo udah mulai ada rasa sama Kak Faris?" bisiknya lagi.. dan lagi-lagi Alya hanya diam.
🌹🌹🌹🌹🌹
Alya melangkahkan kakinya ke arah toilet, panggilan alam tak bisa di tunda.
Alya mempercepat langkahnya saat keinginannya terasa semakin mendesak, namun saat akan berbelok tangannya ditarik seseorang, hampir saja dia mengumpat dan berteriak namun orang itu membekap mulut Alya.
Mata Alya membulat saat melihat siapa yang sudah menariknya, Alya menepis tangan Faris "Apaan sih Kak?"
"Kemarin kamu pergi kemana saja dengan si Juned itu.."
Alya mengerutkan keningnya "Apaan sih, minggir aku mau ke toilet.." Alya mendorong Faris agar menjauh, namun bukan menjauh Faris malah semakin menghimpitnya.
"Gak, sebelum kamu jelasin.. Kamu selingkuh sama Si Juned itu.."
Alya melongo tak percaya, jika dia dan Juned yang pergi tidak hanya berdua di sebut selingkuh, bagaimana dengan Faris yang pergi berdua saja dengan Salsa, keluar negeri pula...mungkin kumpul kebo.
Alya memberengut "Bagaimana sama kak Faris yang pergi sama Kak Salsa.. terus kalau kak Faris boleh, aku gak boleh gitu" Nafas Alya terengah menahan amarah, benar bicarakan saja agar hatinya plong, sejak tadi dia bahkan tak konsen belajar dan merasa ada yang mengganjal dalam hati.
Alya memang sengaja memposting kebersamaan nya dengan Junaidi dan kedua temannya, meski dia tak cuma berdua tapi tetap saja Alya puas memposting itu, untuk membalas Faris, meski sebenarnya bukan Faris yang mengunggah melainkan Salsa, tapi tetap saja Alya kesal.. eh?
Faris tertegun sebentar lalu kembali menyeringai "Jadi kamu cemburu?"
"Tentu saja..eh" Alya langsung menutup mulutnya "Eh.. enggak.. maksud ku enggak.. aku gak cemburu" Alya menggelengkan kepalanya panik, bagaimana bisa mulutnya mengeluarkan kata itu, benarkah dia cemburu.
Faris tersenyum "Tetap jawaban pertama yang di terima" Alya mengerjapkan matanya, saat Faris mendekatkan wajahnya "Karena kamu sudah cemburu, aku akan berikan hadiah"
Faris membuka telapak tangannya, dan sebuah kalung emas putih dengan bandul mutiara menjuntai dari tangannya tepat di depan mata Alya.
"Cemburu berarti cinta kan?" Faris mengulurkan tangannya kebelakang leher Alya "Jaga ini dengan baik.." Kalung tersebut sudah melingkar sempurna di leher Alya, namun Alya masih mematung.
Belum hilang rasa terkejut Alya, Faris membisikan sesuatu yang membuat Alya semakin berdebar "Happy sweet 17"
Cup..
Faris mengecup sudut bibir Alya.. (ingat hanya di sudut 🤣) lalu pergi dengan langkah ringan bahkan mulutnya bersiul siul.
Alya mengerjap beberapa kali, setelah kesadaran menghampirinya.. Faris menciumnya.
"Astaga..." Alya berlari kearah kamar mandi rasanya seluruh tubuhnya bergetar, saat merasakan air ken cingnya akan segera mengalir keluar, Alya bahkan harus menekan miliknya di balik roknya untuk menahan agar dia tak ken cing di celana.
.
.
.
Hayo siapa yang pernah kebelet dan gak ketahan😅
Like..
komen..
Vote..
🌹🌹🌹🌹