Garis hidup Jossy Jeanette berubah seratus delapan puluh derajat ketika dia bertemu dengan Joshua, CEO tampan yang mendadak menjadi kekasihnya, akan tetapi hubungan mereka berdua harus disembunyikan dari siapapun sesuai permintaan sang CEO itu...
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Reny Rizky Aryati, SE., isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 14 Selesainya Satu Masalah
Josua Maxim menatap tajam ke arah Matt yang memandangnya tak mengerti.
Laki-laki tampan itu hanya menggeleng pelan ketika Matt menatapnya.
"Jangan, biarkan saja mereka !" kata Josua.
"Mengapa kau melarangku ?" tanya Matt.
"Kita akan selidiki urusan ini nanti, Matt", sahut Josua Maxim.
"Tapi..., kita tidak akan punya bukti terkait masalah ini, Josua", kata Matt sambil mengerutkan keningnya.
"Tunggu saja...", sahut Josua.
Tampak pihak security berlari menghampiri Josua Maxim beserta Matt dan Jossy.
"Bagaimana keadaan anda, tuan Josua ?" tanya salah satu security Mall Maxx terlihat cemas.
"Kami baik-baik saja, untung ada kalian segera datang kemari kalau tidak, mungkin kami akan habis dikeroyok oleh penagih hutang itu", sahut Josua Maxim.
"Tolong maafkan keterlambatan kami karena kami harus turun ke lokasi ini dari lantai lima Mall Maxx, tuan Josua", kata petugas security.
"Tidak apa-apa, kami mengerti hal itu, lainkali sediakanlah orang beberapa security di lantai utama", ucap Josua.
"Baik, tuan Josua", sahut petugas security.
Tampak beberapa petugas security sedang berlarian kembali ke arah Josua Maxim.
Mereka memberikan laporan tentang salah seorang dari penagih hutang yang berhasil diamankan oleh petugas security Mall.
"Kami berhasil menangkap salah satu dari mereka, dan dia telah kami amankan, tuan Josua", kata petugas security.
"Baiklah, lakukan introgasi padanya sampai dia mengaku, dan kurung dia di tempat aman", kata Josua Maxim.
"Siap, tuan Josua", sahut petugas security seraya mengangguk mengerti.
"Lalu bagaimana dengan yang lainnya, mereka lolos atau bersembunyi", tanya Josua.
"Diantara orang-orang itu masih dalam pengejaran, dari anggota kami telah melakukan pengejaran, untuk menangkap mereka", sahut petugas security.
"Baguslah, kalau begitu, aku akan merasa lega jika mereka berhasil diamankan", kata Josua.
Terlihat sejumlah petugas security berjalan mendekati Josua Maxim sambil membawa seorang pria berbaju merah motif bunga.
"Kami berhasil mengamankan salah satu dari orang-orang itu, tuan Josua", kata salah satu dari petugas security seraya mendorong maju pria berbaju motif bunga itu ke arah depan.
"Rupanya kalian licik juga, main kabur saja, kukira kalian bernyali besar menghadapi kami", kata Josua.
"Ampuni saya, tuan Josua ! Saya hanya menjalani pekerjaan saya sebagai penagih hutang !" ucap pria berbaju motif bunga warna merah itu dengan rupa memelas.
"Seharusnya kalian dengar peringatanku", sahut Josua.
Josua Maxim menepuk pelan kedua pipi milik pria penagih hutang itu.
"Bawa dia ke ruangan terisolasi !" perintah Josua.
"Siap, tuan Josua !" kata petugas security.
Matt yang sedari tadi kelihatan kesal dengan ulah para penagih hutang, langsung bergerak maju ke arah salah satu anggota penagih hutang yang tertangkap.
Ditariknya kerah baju milik pria penagih hutang itu dengan kasarnya.
"Sialan kalian !" umpatnya marah.
"Matt ! Lepaskan dia, Matt !" cegah Josua berusaha menenangkan Matt.
"Tapi mereka sungguh keterlaluan, berani sekali mencari masalah dengan kita, Josua", kata Matt dengan tatapan tajam.
"Biar petugas security yang menanganinya, lepaskan dia, Matt, jangan cari keributan lagi", ucap Josua mengingatkan Matt.
"Sial !" umpat Matt kesal lalu mendorong tubuh pria penagih hutang yang tertangkap itu.
"Matt ! Sudah ! Sudah ! Sudah, Matt !" kata Josua kembali mencegah Matt bertindak kasar pada pria penagih hutang.
"Kupukul kau, baru rasa !" hardik Matt seraya mengarahkan kepalan tangannya.
Josua segera menahan tubuh Matt agar dia tidak bertindak lebih keras lagi pada pria penagih hutang yang tertangkap itu.
"Matt ! Tenangkan dirimu ! Sudah, biarkan dia, Matt !" tahan Josua Maxim sambil merangkul pundak Matt supaya laki-laki berkacamata itu tidak bergerak maju.
"Menyebalkan ! Sudah diperingatkan masih saja melawan !" kata Matt bersungut-sungut.
Josua menoleh ke arah petugas security Mall Maxx seraya berkata pada mereka.
"Cepat, amankan pria itu dan bawa pergi segera dari sini !" perintah Josua.
Petugas security segera melaksanakan perintah Josua dengan membawa salah satu orang penagih hutang yang berhasil mereka amankan saat kabur dari Mall Maxx ini.
Josua masih menahan tubuh Matt agar tidak berlari mengejar pria penagih hutang yang tertangkap itu.
"Ayo, kita pergi dari sini !" ajak Josua pada Matt.
"Tapi..., Josua...", kata Matt yang masih tak terima.
"Sudah, sudah, sudah, biarkan dia dibawa oleh petugas security, Matt", ucap Josua.
"Sial !" umpat Matt seraya melepaskan rangkulan tangan Josua darinya.
Matt merapikan letak jasnya lalu membetulkan kacamata yang dia kenakan.
"Aku ingin sekali menghajar mereka semua", ucapnya sembari menggerutu kesal.
"Kau ini...", sahut Josua dengan ekspresi serius.
Jossy berjalan menghampiri mereka berdua lalu berkata pada Josua Maxim.
"Maaf, tuan Josua Maxim, aku harus segera pulang karena ingin mencari Zieya, dan aku ucapkan terimakasih", ucapnya.
Josua segera memalingkan muka, menghadap serius ke arah Jossy Jeanette.
"Biar aku antarkan kamu pulang, Jossy !" kata Josua.
"Benar, Jossy, biar Josua yang mengantarkanmu pulang sebab kita tidak tahu apakah penagih-penagih hutang itu masih berkeliaran disini atau tidak", sambung Matt menjawab.
"Tapi...", ucap Jossy ragu-ragu.
"Cepatlah antarkan dia, Josua !" kata Matt sembari mendorong pelan Josua ke arah Jossy.
"Mari kita pergi, Jossy...", ajak Josua.
"I-iya, ba-baik...", jawab Jossy dengan anggukkan kepala malu-malu.
"Ayo, pergilah kalian !" teriak Matt memberi semangat.
Matt mengangkat tinggi-tinggi kedua tangannya ke atas sembari tertawa cerah, sedangkan Josua hanya terdiam saja sambil melenggang pergi.
Jossy Jeanette berpamitan pada Matt dengan menganggukkan kepalanya sebelum dia pergi dari Mall Maxx ini.
Tergesa-gesa Jossy berjalan menyusul langkah Josua yang sudah berjalan di depannya terlebih dahulu darinya.
Keduanya saling berjalan beriringan menuju ke area luar Mall Maxx.
"Yah, akhirnya, dia mendapatkan pasangan yang dia inginkan...", ucap Matt dari kejauhan.
Matt tersenyum puas saat dia memandangi Josua dan Jossy yang berjalan bersama-sama keluar lokasi Mall Maxx.
"Dasar...", ucapnya lalu berlarian kecil kembali ke arah Mall Maxx.
Sejumlah petugas security menyambut Matt di depan pintu masuk Mall, mereka memberi hormat pada nya saat Matt masuk ke dalam gedung Mall Maxx.
Tidak terlihat lagi suasana keributan di area luar Mall Maxx seperti kejadian dimana orang-orang penagih hutang yang menyerang Jossy Jeanette dan Josua Maxim tadi.
Suasana Mall Maxx kembali tenang dan terlihat aman seperti sediakala.
Pengunjung Mall Maxx yang mulai berdatangan, kini tidak terusik lagi perhatian mereka pada situasi ricuh karena ulah orang-orang penagih hutang suruhan Alfa.
Rupanya kabar Alfa beserta Robert masih belum terdengar sejak dia memutuskan melarikan diri dari kejaran petugas keamanan Mall Maxx.
Jossy Jeanette terus melangkah bersejajar disisi Josua Matt ketika mereka berjalan pergi dari area Mall.
Tidak ada banyak kata yang terucap dari keduanya saat berjalan beriringan menuju jalan trotoar disepanjang ruas jalan.
Udara segar berhembus ringan, menerpa wajah cantik Jossy Jeanette, sesekali kabut tipis membayang dari hembusan nafas Jossy saat dia berjalan.
Pandangan Jossy teralihkan ke arah lain, tersenyum tipis lalu menunduk pelan dan terus melangkahkan kakinya disisi Josua Maxim.
Josua hanya terdiam saja sepanjang perjalanan, tidak ada kata-kata yang terucap dari bibirnya sedari tadi sedangkan kedua tangannya menyaku.
"Apa masih lama menuju ke rumahmu ?" tanya Josua tiba-tiba memecah kesunyian.
"Hmmm, iya, masih lama sampai ke rumahku", sahut Jossy. "Tapi sebenarnya itu bukan rumahku melainkan rumah kontrakan", sambungnya.
"Oh...", ucap Josua tanpa ekspresi.
"Kenapa ?" tanya Jossy. "Capek, ya ?" sambungnya lagi.
Jossy melirik diam-diam ke arah Josua disampingnya.
"Tidak apa-apa", jawab Josua datar.
"Maaf, terlalu lama...", kata Jossy.
"Tidak masalah...", sahut Josua singkat.
Josua melangkah panjang ketika berjalan sepanjang jalan trotoar, langkah kakinya terlihat cepat sehingga Jossy harus menyesuaikan langkah kakinya disisi CEO tampan itu.