Hans, CEO Muda yang arogan dan terkenal Mesum ini, salah meniduri wanita yang di kira wanita malam yang telah dia pesan, namun ternyata Seorang gadis pekerja di hotel tersebut, yaitu Lianne Lindsey, gadis yang masih berusia 20 tahun...
.......
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Zhy-Chan, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Ditemukan
Lianne baru saja sampai di kosan miliknya dengan wajah terlihat pucat, Lianne juga terlihat lemas karena belum makan sejak kemarin begitu juga dengan hari ini.
Wanita itu membuka pintu pelan lalu memasuki kosan itu, kemudian menutupi pintu kembali. Lianne lantas berjalan menuju ke dapur untuk melihat apakah masih ada bahan makanan di dalam lemari pendingin karena Lianne tidak membeli makanan kemarin, entah tas selempang berisikan uang itu jatuh di mana saat ia di bawa kemarin, Lianne tidak ingat sama sekali, ia di bius waktu itu.
Lianne mendesis meremas dada merasakan nyeri pada ulu hati akibat belum makan kemarin dan juga hari ini.
Hal itu membuat Lianne terduduk pada lantai yang dingin dengan kepala menunduk menatap lantai keramik berwarna putih tersebut.
...▪️◾◼️◾▪️...
“Bagaimana? Apa sudah kau temukan wanita itu?” tanya hans di seberang sana.
Sejenak Devan menggigit bibirnya sebelum akhirnya menjawab dengan sedikit takut.
“Be—belum, Tuan.”
Terdengar hembusan nafas kasar dari handphone Devan yang begitu terdengar jelas di telinganya.
“Aku tidak mau tahu, temukan wanita itu segera, jika tidak, maka akan aku habisi kau sekarang juga,”
Setelah mengucapkan kalimat itu, Hans segera mematikan panggilan sepihak tersebut.
“Dasar Tuan jahanam!” maki Devan memandangi layar handphone nya sebelum ia masukkan kedalam saku celana kembali untuk mencari keberadaan Lianne, kalau tidak, maka Hans akan menghabisi nya sekarang.
Devan bersandar pada badan mobil untuk memikirkan cara agar Lianne bisa ia temukan segera, beberapa detik kemudian pria itu tersenyum memikirkan sesuatu yang tidak ia pikirkan sejak tadi.
“Ah, aku tahu!” ujarnya membuka pintu mobil dan masuk ke dalam.
Devan melajukan mobil menuju Sky Hotel untuk menanyakan tempat tinggal Lianne agar keberadaan wanita itu bisa ia temukan segera.
Setelah menempuh jarak hingga memakan waktu sekitar dua puluh menit, Devan telah sampai disana dan memarkirkan mobil pada parkiran hotel. Lalu turun dari mobil sedan putih itu, kemudian memasuki Sky Hotel.
Devan berjalan menuju seorang perempuan cantik yang sedang berbicara dengan teman perempuan nya juga.
“Permisi,”
Kedua perempuan itu sedikit tersentak dan berbalik ke asal suara.
“Ah, iya? Ada yang perlu kami bantu?” tanya salah satunya, siapa lagi kalau bukan Jennifer.
Devan sejenak terdiam memandangi wajah Jeni yang terlihat sangat cantik, jantung nya tiba-tiba berdegup dengan cepat.
Jeni mengernyit melihat Devan yang masih diam di tempat. “Tuan?” panggil Jeni melambaikan tangan di depan wajah tampan itu.
“Tuan, Hey!”
Devan tersentak mendengar suara dari teman Jeni yang memanggil nya dengan suara sedikit di naikkan. “Ah, maaf. Aku memang ingin menanyakan sesuatu,” ujar Devan.
“Menanyakan apa, Tuan?”
...........
...▪️◾◼️◾▪️...
Lianne mendesis merasakan nyeri pada ulu hati yang kian menambah sehingga Lianne tidak bisa pergi kemana-mana dan hanya bisa duduk dilantai dingin itu seraya bersandar pada dinding bercat putih tersebut dengan mata terpejam sembari memegang bagian dadanya.
Tok! Tok! Tok!
Lianne memiringkan kepala memandangi pintu yang di ketuk oleh seseorang dari arah luar, wanita itu bergerak memegang dinding memaksakan diri agar busa berdiri dari duduknya dengan sedikit paksaan walaupun ulu hatinya masih terasa nyeri.
Ceklek!
“Sia..Kau?!” pekik Lianne terkejut melihat wajah Devan.
Devan tersenyum tipis. “Halo Nona Lianne”