Bagaimana jadinya kalau kita dijodohkan dengan orang yang kita cintai?
Pasti bahagia sekali bukan? Tapi, tidak untuk Nabila. Justru perjodohan inilah yang menjadi pintu awal penderitaannya.
Bagaimana tidak? Nadeo sang suami yang terang-terangan mengatakan tidak menginginkan pernikahan ini dan akan melakukan poligami. Parahnya lagi, nadeo membawa istri kedua tinggal satu atap bersama dengan Nabila. Wanita mana yang tidak sakit hati, melihat orang yang kita cintai bermesraan setiap hari didepan kita.
Bisakah Nabila bertahan dengan rumah tangganya? atau lebih memilih mundur dan kalah? Yuk baca selengkapnya di menepi (mencintai dalam sepi?)
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon da alfa, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
hinaan dari ipar
Rumah terasa sepi lagi. karna nadeo dan nabila sudah pulang ke kampung tadi pagi. tinggallah raya sendiri.
Karna tak ada yang menemani, raya merasakan bosan. untuk mengusir rasa bosannya, akhirnya raya pun memilih untuk menonton televisi di ruang tamu.
Sedang asyik menonton suatu acara talk show di tv swasta, tiba-tiba terdengar suara gedoran pintu dengan keras, yang membuat raya terkejut. siapa yang tak sopan menggedor pintu malam-malam begini, tak tahukah dia, sekarang adalah waktunya orang istirahat.
Dengan agak kesal raya bangkit dan membukakan pintu.
DEG!!
Orang yang berada di balik pintu sukses membuat hati raya copot. takut.
Ines. itulah perempuan yang berada di balik pintu, yang berhasil membuat jantung raya berdegup kencang. tapi ini bukan berdegup kencang karna jatuh cinta. ah begitulah kira-kira.
Disertai rasa takut, raya mempersilakan kakak iparnya untuk masuk ke dalam.
"Masuk mbak!" ucap raya sembari melebarkan pintu agar kakak iparnya bisa masuk.
Tanpa mengucap sepatah kata pun ines masuk. tangannya dilipat di dada, seolah menunjukkan keangkuhannya. dari raut wajahnya yang tak bersahabat, sudah di duga akan ada hal yang tak mengenakkan hati. ines memasang tampang super judes. dan rupanya ia sendiri tanpa ditemani oleh suaminya.
raya menutup pintu dan mengekori ines dengan wajah menunduk seolah menyimpan ketakutan dan kesalahan.
"Duduk mbak!" ujar raya seramah mungkin.
"Enggak perlu!" tolak ines ketus.
"Mas nadeonya gak ada mbak" kata raya masih dengan nada lembut.
"Saya tahu. karna dia gak ada di sini makanya saya kesini" sahut ines langsung.
Ines mengeluarkan suatu kertas di dalam tasnya, lalu menarik tangan raya dan memberikan kertas itu padanya sembari berkata "Tinggalin adik saya"
Raya melihat kertas itu. ternyara cek 1 milyar. apakah ines sedang menyogoknya sekarang, untuk meninggalkan adiknya? serendah itukah harga dirinya dimata ines? ada perasaan yang amat sakit di ulu hati. raya tak menyangka semua akan serumit ini.
"Serendah itu kah harga diri aku di mata mbak?"
"Memang biasanya harga diri kamu dibeli juga kan? kali ini aku beli lebih mahal" jawab ines enteng ditambah seringai jahat.
Raya menggeleng tak menyangka. sebegitu tidak suka kah mbak ines terhadapnya, sehingga dengan enteng bisa mengatakan kata-kata yang menyakitinya.
Pdahal kalau di bilang, sekarang raya tak memerlukan uang itu. krna penghasilannya yang besar sekarang.
"Aku minta kamu tinggalin adik aku sekarang. kalau cek ini gak cukup, aku bisa kok nambah lagi. asal kamu bisa ninggalin nadeo" berang ines. ia cukup geram dengan sikap raya yang seolah-olah suci dan tak punya kesalahan.
"Kamu memang wanita murahan. bisa-bisanya kamu menikah dengan pria yang sudah beristri. apa kamu gak mikirin gimana perasaan istrinya?" murka ines.
"Mbak!" teriak raya yang sudah tak tahan terhadap ines. "cukup ya mbak ngehina aku"
"Aku cuma suruh kamu ninggalin nadeo"
"Aku gak bisa!" tolak raya yang membuat ines tambah geram.
"Raya aku gak mau ya mama sampai tahu pernikahan konyol kalian. kalau sampai itu terjadi, awas kamu!" tekan ines.
"kalau sampai terjadi sesuatu sama mama, aku gak akan tinggal diam, perempuan yang kotor seperti kamu tidak pantas bersanding dengan nadeo, dan tidak akan pernah pantas jadi bagian keluarga kami" tambah ines.
"Aku juga berhak bahagia mbak. aku sama mas nadeo saling mencintai. kami bahagia" sahut raya.
"Kebahagiaan kamu bikin orang lain menderita tau gak" sanggah ines. "saya heran, kok ada ya perempuan egois seperti kamu. hanya untuk kebahagiaan kamu, kamu tega bikin orang lain terluka. seperti nabila, dia salah apa sama kamu? sampai kamu nyakitin dia?" lanjut ines.
"Beginilah jika anak yang tak pernah di didik orang tuanya. jangankan dididik, asal usulnya saja tidak jelas" hina ines.
Sakit. sakit sekali rasanya. kata-kata ines bagaikan pedang yang menghunus jantungnya, begitu tajam. ines benar-benar tidak menyukai dirinya. apakah dirinya tak berhak untuk bahagia? hanya karna masa lalunya yang kelam, hingga ia tidak diterima sama sekali di keluarga suaminya. sebegitu berpengaruhkah masa lalunya itu? hingga ia tidak bisa di maafkan.
"Aku ingetin sekali lagi ray, kalau sampai terjadi apa-apa sama mama. kamu akan tanggung akibatnya" ancam ines sebelum akhirnya pergi.
Air mata yang sedari tadi raya tahan akhirnya tumpah juga setelah kepergian kakak iparnya. entah berhak ia mengucapkan kata kakak ipar, sedangkan ia tak pernah dianggap.
Raya terduduk di lantai, menangisi jalan hidupnya yang sulit dan rumit. orang tua yang tak diketahui, yang kadang membuat raya berpikir apakah ia anak hasil zina? sehingga ia dibuang. belum lagi tentang kehidupan kelamnya menjadi wanita malam. sungguh sulit jalan hidupnya.
"Apa takdirku di dunia hanya untuk menderita?"
n
🥰🥰😝
🥰🥰cegukan