Selamat datang di novel kedua author!!
Terimakasih sudah mampir dan baca di sini❤
Seperti biasa author bikin novel dengan minim konflik karena novel author adalah hasil kehaluan author yang direalisasikan dalam bentuk kisah sempurna tanpa cela sedikitpun😆
Happy reading love!
BRIANNA STANFORD, wanita cantik pemilik mata heterochromia dijadikan jaminan oleh kakaknya tanpa sepengetahuannya. Kakaknya meminta suntikan dana kepada pengusaha muda multinasional ALLARD LEONARDO SMIRNOV dengan alasan untuk membangun kembali perusahaannya yang hampir colaps. Bagaimana nasib Brianna ditangan Allard? Akankah cinta tumbuh diantara keduanya? Sedangkan Brianna sudah mengikrarkan bahwa dirinya tidak akan pernah menikah.
Simak terus ceritanya❤
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Arashka, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 20
Jam sudah menunjukkan pukul delapan malam. Langit malam kota Berlin terlihat cerah dan penuh bintang. Brianna yang sejak tadi berkutat dengan ponselnya di dalam kamar, akhirnya keluar karena perutnya sudah sangat keroncongan. Saat ia keluar kamar, ia melihat Allard yang masih tertidur dengan pulas. Akhirnya Brianna kembali ke kamar dan mengambil selimutnya lalu berjalan kembali menghampiri Allard. Brianna menutupi tubuh Allard dengan selimutnya lalu ia berjalan menuju dapur minimalisnya.
Allard yang merasakan ada sesuatu yang menyentuh tubuhnya, akhirnya terbangun. Ia melihat tubuhnya kini tertutup selimut. Seingat dirinya saat tertidur tadi ia tak memakai selimut apapun. Bahkan ia masih ingat posisi kakinya yang menjuntai karena terlalu panjang. Tapi kini kaki itu sudah berada lurus di atas sofa kecil yang sengaja di sambungkan dengan sofa yang ditempatinya. Allard tersenyum kecil, ia merasakan kehangatan dari tindakan kecil yang di lakukan oleh Brianna.
Allard melihat Brianna yang berjalan menuju dapur. Allard memperhatikan setiap gerak gerik Brianna yang menurutnya sangat indah untuk di lihat dan tak boleh di lewatkan.
Brianna membuka sebuah lemari dan ada beberapa bungkus ramyeon (ramen). Ia sudah sangat merindukan makanan instan khas korea itu karena sudah lama ia tak memakannya. Akhirnya ia mengambil satu bungkus yang berukuran besar. Brianna mulai memanaskan wajan yang berisi air lalu memasukan mie dan bahan tambahan yang lainnya seperti sosis, sayuran dan telur.
"Hmm sepertinya enak." Ucap Allard yang tiba-tiba berada di belakang tubuh Brianna.
"Oh my God! Jantungku hampir berpindah tempat Allard. Bagaimana jika aku terkena serangan jantung?" Brianna terlonjak kaget saat mendengar ada suara baritone di belakangnya. Brianna menyentuh dada nya yang berdetak lebih kencang karena ia benar-benar sangat terkejut.
"Maka aku akan melakukan pertolongan pertama untukmu dengan cara melepas pakaianmu, lalu menekan bagian dadamu untuk menyerang balik jantungmu. Mungkin dengan tambahan sentuhan serta remasan yang lain." Jawab Allard dengan otak mesumnya.
"Ternyata kau tak sependiam itu. Tidak seperti pada saat kita bertemu di club. Aku cukup terkejut dengan sikapmu yang ini." Jawab Brianna sambil mengaduk mie nya yang masih di masak.
"Aku bisa menyesuaikan sikapku sesuai situasi yang sedang ku hadapi." Jawab Allard.
"Sejak kapan kau bangun?" Tanya Brianna yang masih mengaduk mie instannya.
"Sejak saat kau berjalan dengan seksi menuju dapur setelah menyelimuti tubuhku menggunakan selimut itu. Lalu Aku mencium wangi makanan dan langsung menghampirimu." Jawab Allard yang masih berdiri di belakang Brianna.
"Lalu sebenarnya kau tergoda karena keseksianku atau karena makanan ini?" Tanya Brianna sembari tertawa kecil.
"Keduanya." Jawab Allard lalu menempelkam bibirnya di leher Brianna.
Hanya menggerakkan bibirnya saja di permukaan kulit leher Brianna, tetapi hal itu mampu membuat tubuh Brianna meremang. Bibir Allard bergerak menyusuri setiap inci dari ceruk leher Brianna, dan Brianna memejamkan kedua matanya. Tangan Allard kini sudah mulai masuk ke dalam kaos longgar yang dipakai Brianna. Allard meraba perut Brianna dari bawah lalu perlahan naik ke dadanya. Brianna sangat menikmati sentuhan tangan Allard.
"Kau tak memakai bra mu, Anna." Ucap Allard dengan suara seraknya yang terdengar sangat seksi di telinga Brianna.
"Hmm aku terbiasa seperti ini." Jawab Brianna dengan suara lirih menahan desahan agar tak keluar saat itu juga.
"Kau memancing gairahku, Brianna." Sahut Allard.
"Kau yang memulainya, bukan aku." Ujar Brianna dengan nafas yang mukai terengah karena gairahnya semakin memuncak.
Kedua tangan Allard kini bermain di dua gundukan bulat dan berisi milik Brianna. Allard meremasnya lalu memilin nipplenya. Hal itu membuat bagian intimnya berdenyut nikmat. Kini punggung Brianna sudah bersandar dengan pas di dada bidang Allard. Kepala Brianna agak menjuntai ke bahu Allard karena tubuhnya menggelinjang merasakan sentuhan Allard.
Keduanya hanyut dalam gairah panas yang mereka rasakan. Brianna sangat menikmati hal itu, ia tak sadar bahwa air rebusan mie nya sudah sangat mendidih hingga merambat ke sekitaran panci dan mengenai api hingga menimbulkan suara. Brianna membuka matanya lalu segera mematikan kompornya. Allard tak peduli akan hal itu. Ia masih terus bermain di leher Brianna dan kedua tangannya masih sibuk di gunung kembar Brianna.
"Al, stop it." Ucap Brianna meskipun dirinya sebenarnya tak mau Allard berhenti.
"Anna, really? Kau hanya mempermainkanku?" Tanya Allard dengan raut wajah kesalnya.
Brianna hanya tertawa pelan, ia sangat mengerti bagaimana tersiksanya Allard. Tapi Brianna tak mau semudah itu terjeremus dengan ketampanan, kekayaan, serta kepiawaian Allard dalam hal seksual.
"Kau mau ku buatkan ini?" Tanya Brianna.
"Aku makan punyamu saja." Jawab Allard singkat sembari berjalan menuju kamar mandi yang berada di dekat dapur.
"Jangan terlalu lama di dalam!!" Teriak Brianna sambil terkekeh.
"Shit!" Umpat Allard dengan berbisik dan sangat kesal.
Brianna menyadari, Allard sedang kesal padanya karena Brianna dengan sengaja menghentikan permainan panasnya. Tapi sepertinya Allard berusaha untuk tidak menunjukkan hal itu dengan tetap bersikap santai.
Akhirnya Brianna membawa panci mie instan berukuran sedang yang sudah matang ke atas meja bar. Ia juga menyiapkan dua sumpit dan dua sendok serta dua mangkuk kecil. Allard yang baru saja keluar dari kamar mandi pun langsung membantu Brianna dengan menyiapkan minuman dingin dari kulkas. Brianna dan Allard pun duduk di kursi bar dan langsung menikmati makan malamnya dengan obrolan santai.
"Ahh aku ingin memakan mie ini dengan soju." Ucap Brianna di sela sela makan malamnya.
"Kau tak boleh meminumnya untuk saat ini, Anna. Kau masih harus meminum obatmu." Jawab Allard.
"Hmm. Aku tahu, aku hanya merindukan minuman itu. Hufftt.." Sahut Brianna.
Brianna memang terbiasa memakan mie instan ramyeon bersamaan dengan soju. Ia sering melihat di drama drama Korea dan akhirnya ia mencobanya. Ternyata Brianna sangat menyukai perpaduan menu makanan tersebut. Menurutnya, itu adalah makanan tersimple yang enak dan akan lebih nikmat jika di padukan dengan minuman beralkohol asal Korea itu.
"Kau kuat minum?" Tanya Allard yang sudah lebih dulu menyelesaikan makannya.
"Ya aku sangat kuat. Kau mau tanding minum denganku?" Tanya Brianna menantang.
"Kau tak akan bisa mengalahkanku, Anna." Jawab Allard meremehkan.
"Hei kau belum mengenalku dude. Aku sangat jago minum." Ujar Brianna membanggakan dirinya. "Nanti kita tanding. Siapa yang paling kuat, dia akan mendapatkan hadiah. Dan yang kalah harus siap memberikan apapun yang diinginkan oleh si pemenang. Deal?" Tantang Brianna sembari mengulurkan tangannya.
"Siapa takut." Jawab Allard dengan senyum smirknya lalu membalas uluran tangan Brianna.
Setelah mereka menghabiskan makan malamnya, Brianna dan Allard kembali menuju ruang tengah. Allard akan kembali mengerjakan pekerjaannya yang sempat tertunda, dan Brianna memilih untuk menonton televisi karena ia belum mengantuk. Sebelum Allard meneruskan pekerjaannya ia memasuki kamar Brianna lalu mengambil sesuatu. Tak lama Allard keluar dari kamar dan menuju dapur untuk membawa segelas air. Setelah itu ia kembali berjalan menuju ke tempat Brianna.
"Minum obatmu, Anna. Kau selalu melupakan itu dan selalu aku yang mengingatkanmu." Ucap Allard.
"Hmm. Sepertinya aku sudah bergantung padamu, Al." Jawab Brianna tersenyum.
Brianna sangat tersentuh dengan tindakan Allard. Act of service nya benar-benar diacungi jempol oleh Brianna.
Allard menaruh gelasnya di atas meja yang letaknya berada di depan Brianna. Allard pun mengambil beberapa butir obat yang berbeda macamnya lalu memberikannya kepada Brianna dan Brianna pun meminumnya sekaligus.
"Thank you." Ucap Brianna.
"Hmm.." Allard menaruh kembali gelasnya di atas meja.
Brianna pun fokus kembali ke televisinya. Sedangkan Allard, ia duduk di sofa yang agak berjarak dengan sofa yang di duduki oleh Brianna dan mulai membuka laptopnya karena akan mengecek beberapa pekerjaannya.
Tiga jam berlalu, dan Allard masih berkutat dengan data dan angka-angka di laptopnya. Ia masih memperbaiki beberapa kesalahan dalam pekerjaannya. Allard pun meregangkan otot-ototnya yang kaku dengan cara menggeliatkan tubuhnya dan menarik tangannya ke atas, serta menggerakkan tubuhnya ke kanan dan kiri. Saat ia menggerakkan tubuhnya ke kiri, ia melihat Brianna yang berada di sofa lain sudah tertidur pulas sembari terduduk dengan tangan yang memegang remot televisi.
Allard pun berjalan menuju Brianna, lalu mengambil remot di tangan Brianna dan mematikan televisinya. Allard mengguncang bahu Brianna pelan guna membangunkannya. Tapi sepertinya Brianna terlalu lelap dalam tidurnya. Allard memutuskan untuk menyudahi pekerjannya dan akan kembali beristirahat. Ia mematikan laptopnya terlebih dahulu. Setelah itu Allard pun mengangkat tubuh Brianna dengan sangat pelan agar wanita itu tak terbangun. Tapi setelah Allard berjalan, Brianna membuka matanya perlahan dan melihat ke wajah Allard. Brianna hanya tersenyum kecil lalu kembali memejamkan matanya.
Allard merebahkan tubuh Brianna di ranjang, lalu ia pun merebahkan tubuhnya di samping tubuh Brianna. Mereka tidur bersama di malam yang cukup dingin di bawah selimut yang sama sembari berpelukan mencari kehangatan dalam setiap sentuhannya.
TBC..
Selamat berpuasa guys❤❤