Reintara Narendra Pratama adalah CEO muda yang dikenal tampan dan penuh wibawa. Di usia 25 tahun, ia sudah membangun reputasi sebagai pria yang tajam dalam mengambil keputusan, namun sulit didekati secara emosional. Hidupnya yang teratur mulai berantakan ketika ia bertemu dengan Aprilia—seorang perempuan penuh obsesi yang percaya bahwa mereka ditakdirkan bersama. dia berumur 22 tahun
Awalnya, Reintara mengira pertemuan mereka hanyalah kebetulan. Namun, semakin hari, Ria, sapaan akrab Aprilia, menunjukkan sisi obsessi yang mengerikan. Mulai dari mengikuti setiap langkahnya, hingga menyusup ke dalam ruang-ruang pribadinya, Ria tidak mengenal batas dalam memperjuangkan apa yang ia anggap sebagai "cinta sejati."
Reintara, yang awalnya mencoba mengabaikan Ria, akhirnya menyadari bahwa sikap lembut tidak cukup untuk menghentikan obsesi perempuan itu. Dalam usaha untuk melindungi dirinya, ia justru memicu konflik yang lebih besar. Bagi Ria cinta adalah perjuangan, OBBSESY SEGALANYA
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon 'yura^, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
setahun
Romansa di Tengah Bayangan
Hari yang Indah di Villa
Pagi itu, matahari bersinar lembut, memberikan kehangatan di sekitar villa yang kini menjadi tempat perlindungan bagi Reintara dan Nadia. Suara burung bernyanyi di kejauhan, melengkapi suasana damai yang terasa hampir sempurna.
Di dapur, Nadia sedang membuat sarapan sederhana—omelet keju dan roti panggang. Reintara masuk perlahan, lalu memeluknya dari belakang.
“Apa ini? Aku bahkan belum selesai memasak,” kata Nadia sambil tertawa kecil.
Reintara menyandarkan dagunya di bahu Nadia. “Aku tidak peduli. Aku hanya ingin memelukmu.”
“Rein, kamu ini…” Nadia menggeleng pelan, tapi senyumnya tidak bisa disembunyikan. “Kalau kamu terus seperti ini, sarapannya tidak akan selesai.”
“Tapi kamu tahu apa yang lebih penting dari sarapan?” tanya Reintara sambil berbisik.
“Apa?”
“Kamu,” jawabnya singkat, membuat Nadia tersipu.
Momen di Kebun Bunga
Setelah sarapan, mereka memutuskan untuk berjalan-jalan di kebun bunga yang ada di sekitar villa. Reintara memetik setangkai mawar merah dan memberikannya kepada Nadia.
“Untukmu, Nona cantik,” katanya dengan nada menggoda.
Nadia menerimanya sambil tersenyum. “Kamu belajar jadi romantis, ya?”
“Belajar dari siapa lagi kalau bukan darimu?” balas Reintara dengan tawa kecil.
Mereka duduk di bangku taman, menikmati aroma bunga yang semerbak. Nadia bersandar di bahu Reintara, merasa dunia mereka begitu tenang.
“Rein, apakah kamu pernah membayangkan hidup kita akan seperti ini?” tanya Nadia dengan nada lembut.
“Tidak pernah,” jawab Reintara jujur. “Tapi aku bersyukur. Denganmu, aku merasa semua ini nyata. Kamu adalah alasan aku ingin terus berjuang.”
Romansa di Malam Hari
Malam itu, mereka memutuskan untuk makan malam di balkon, di bawah taburan bintang. Reintara menyiapkan lilin-lilin kecil di atas meja, menciptakan suasana romantis yang sempurna.
“Wah, kamu benar-benar mempersiapkan ini, ya?” Nadia terkejut melihat dekorasi sederhana namun indah itu.
“Untuk wanita sepertimu, aku harus berusaha lebih,” kata Reintara sambil menarik kursi untuk Nadia duduk.
Mereka makan malam sambil berbincang tentang impian mereka. Nadia ingin suatu hari mereka bisa pergi ke Paris, menikmati suasana kota cinta. Sementara itu, Reintara hanya ingin melihat Nadia bahagia, di mana pun mereka berada.
Setelah makan malam, Reintara mengajak Nadia menari di bawah bintang. Tidak ada musik, hanya suara angin dan detak jantung mereka yang berpadu.
“Aku tidak tahu kamu bisa menari,” kata Nadia sambil tertawa kecil.
“Aku tidak bisa,” jawab Reintara sambil tersenyum. “Tapi aku akan belajar, selama aku bisa menari bersamamu.”
Bayangan Ancaman Ria
Di tempat lain, jauh dari villa, Ria masih menyusun rencana besar. Meski tampak kalah, ia tidak pernah menyerah. Dalam pikirannya, Reintara masih miliknya, dan Nadia tidak berhak mendapatkan kebahagiaan itu.
“Jika dia berpikir dia bisa melupakanku, dia salah besar,” gumam Ria sambil menatap foto Reintara dan Nadia yang diambil secara diam-diam.
Dia menyusun langkah baru, lebih licik dan penuh strategi. Kali ini, dia tidak akan membiarkan Reintara lepas darinya.
______&_______________________._.
Cinta yang Tumbuh dan Ancaman yang Tak Pernah Padam
Kebahagiaan yang Tahan Lama
Bertahun-tahun telah berlalu sejak Reintara dan Nadia mengucapkan janji mereka untuk bersama selamanya. Mereka kini tinggal di sebuah rumah yang sederhana namun penuh cinta, jauh dari hiruk-pikuk dunia yang sering kali berusaha mengganggu kebahagiaan mereka. Keputusan mereka untuk hidup tenang di luar sorotan publik ternyata menjadi langkah yang tepat.
Nadia kini sedang hamil tua, dan Reintara tak pernah berhenti merawatnya. Ia selalu ada di sisi Nadia, baik saat pagi maupun malam, membantu istrinya yang tengah mengandung buah hati mereka. Mereka sudah tidak sabar menantikan kedatangan si kecil yang akan melengkapi kebahagiaan mereka.
Suatu malam, Reintara duduk di samping Nadia, yang sedang berbaring dengan perut besar yang semakin membesar. Mereka berdua saling bertukar senyum hangat, merasa tak pernah sejauh ini dalam hidup mereka, meski tantangan yang mereka hadapi sangat berat.
“Nad, aku tidak sabar melihat wajah anak kita,” kata Reintara, menggenggam tangan Nadia dengan lembut.
“Aku pun begitu, Rein. Aku sudah membayangkan dia akan seperti apa nantinya,” jawab Nadia dengan senyum lembut, matanya berbinar-binar.
“Dia akan punya mata yang sama denganmu, itu pasti,” Reintara menambahkan sambil mengelus lembut perut Nadia. “Dan aku berharap dia akan memiliki hatimu yang penuh kasih.”
Nadia tertawa pelan. “Mungkin dia akan lebih mirip kamu dalam hal kepemimpinan dan ketegasan. Tapi, kita akan pastikan dia menjadi orang yang baik, kan?”
Reintara mengangguk. “Tentu, kita akan berikan yang terbaik untuknya.”
Kehidupan yang Damai, Namun Penuh Ketegangan
Meskipun kebahagiaan mereka semakin lengkap dengan kehadiran anak yang tak lama lagi akan lahir, ancaman dari Ria tidak pernah benar-benar menghilang. Meski Ria kini berada di dalam jeruji besi, pikirannya masih terus berputar tentang cara-cara licik untuk meraih kembali apa yang ia rasa adalah miliknya—Reintara.
Di penjara, Ria duduk diam, matanya menatap kosong ke depan. Tidak ada penyesalan yang tampak di wajahnya. Sebaliknya, yang ada hanya tekad untuk merencanakan segala cara agar Reintara bisa kembali ke dalam cengkeramannya. Selama bertahun-tahun, ia berpikir tentang satu hal—bagaimana caranya agar Reintara menjadi miliknya seutuhnya.
“Aku akan menemukan cara, Reintara. Meskipun kamu sudah menikah dan bahagia dengan Nadia, aku tidak akan pernah menyerah,” gumam Ria dengan senyum jahat yang mengembang di bibirnya.
Di balik jeruji, Ria masih memiliki pengaruh besar di dunia luar. Koneksi-koneksi lama, dan kekuasaan yang dia bangun sebelum ia ditangkap, masih bisa dimanfaatkan untuk mewujudkan rencananya. Tidak ada yang bisa menghalangi tekadnya untuk mendapatkan Reintara kembali.
Perubahan yang Tak Terduga
Beberapa bulan setelah kelahiran anak mereka, Reintara dan Nadia hidup dalam kebahagiaan yang semakin lengkap. Mereka memiliki seorang bayi perempuan yang lucu, yang mereka beri nama Alena. Setiap detik terasa penuh kebahagiaan saat mereka menghabiskan waktu bersama sebagai sebuah keluarga.
Namun, ketenangan mereka diguncang ketika Reintara menerima sebuah surat misterius. Surat itu hanya berisi satu kalimat:
"Jangan pernah merasa aman. Aku akan selalu ada di belakangmu."
Reintara meremas surat itu, merasa ada sesuatu yang tak beres. Nadia yang berada di dekatnya melihat perubahan di wajah suaminya.
“Ada apa, Rein?” tanya Nadia cemas.
Reintara menghela napas dalam-dalam, lalu menatap mata istrinya. “Nad, aku khawatir Ria masih berusaha mengatur segala sesuatunya dari balik jeruji. Kita harus lebih waspada.”
Nadia mengangguk. “Aku tahu. Tapi kita harus tetap percaya bahwa kita bisa menjaga kebahagiaan ini, Rein. Kita sudah punya Alena, dan kita akan terus berjuang untuk masa depan yang lebih baik.”
agar mereka tau kau bukan wanita biasa hanya orang tertentu yang melihat ketulusan mu💪
semoga kam menemukan pria yang sangat sangat mencintai mu.
di saat kamu berpaling bisa saja si Reintata bisa melihat mu.
jangan pernah lagi berhubungan dengan Reintata. walaupun sudah saling memaafkan suatu saat nanti
orang masa lalu yang menyakiti mu. tidak perlu hadir kembali dalam bentuk persahabatan ataupun persaudaraan sekalipun.
Semangat buat author nya...
apa suaminya Nadia tu tidak mempunyai sedikit perasaan pada ria
buat ria menemukan kebagian nya dong Thor