Mengkisahkan seorang wanita yang bernama Aluna, yang di jodohkan dengan paksa oleh kedua orang tua angkat nya, di jadikan sebagai pertukaran demi kelangsungan perusahaan.
memiliki tubuh yang gemuk membuat ia di ingin kan menjadi istri seorang laki-laki yang hanya berniat menjadikan nya mainan karena di nilai Aluna bisa menjadi mainan yang unik bagi nya, karena bertemu wanita cantik dan seksi bagi nya sudah lah biasa.
Hinaan cacian tak luput Aluna terima, namun ia berusaha ikhlas dan melewati semua dengan senyuman. karena meski ia menangis tak ada yang bisa menyelamatkan dari pernikahan yang sama sekali tak pernah ia inginkan.
Namun seiring berjalan nya pernikahan dan melewati hari bersama, timbullah benih cinta yang Aluna rasakan, hingga membuat nya ingin berubah diri nya lebih cantik dan memiliki tubuh yang bagus untuk laki-laki yang selama ini menghina nya.
Seperti apa Kisah Aluna, Yuk disimak!
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Shanti_San, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
20 - Awal Menjadi kurus
aluna di bawa oleh Enna ke ruangan gym yang terletak di lantai 3, untuk pertama kali juga Aluna menaiki lantai 3 di rumah ini.
tampak seorang laki-laki bertubuh atletis sudah menunggu Aluna.
"Dia yang akan mengajari ku??" Tanya Aluna saat melihat lelaki bertubuh macho dan tampan di ruangan itu.
"Selamat malam Nona muda!." Sapa Laki-laki itu saat Aluna masuk.
"Malam."
"Perkenalkan saya Reno yang akan membantu anda." Ucap laki-laki itu memperkenalkan diri.
"Saya Aluna." Balas Aluna.
Reno lalu mulai mengajak Aluna untuk memulai pemanasan lebih dulu, tentu saja Enna tidak berpaling dan berdiri di sana menemani Aluna yang adalah majikan prioritas nya.
Tekan dan dorongan dari pelatih membuat Aluna merasa sangat lelah dan berat, merasa ingin berhenti saat baru melakukan beberapa gerakan, namun tekad nya kembali bulat saat mengingat hinaan orang-orang pada diri nya.
•••
Beberapa jam yang lalu, Rehan baru saja melakukan meeting di perusahaan klain nya di luar kota.
"Tuan, saya sudah siapkan kamar untuk bermalam." Kata Sekertaris Frans.
"Kita pulang saja." Kata Rehan.
Sekertaris Frans melihat Rehan begitu tidak berselera seperti ada yang di pikirkan atasan nya itu. "Baik Tuan." Sekertaris Frans sangat mendengarkan dan mematuhi apa saja keinginan Rehan tanpa harus bertanya kenapa, ada apa.
Malam itu juga.
Frans memesan kan tiket Rehan untuk kembali ke kota mereka. Di dalam pesawat Pikiran Rehan kembali teringat akan wanita yang bernama Elena. wanita yang sudah mematikan perasaan nya, namun selalu teringat di pikiran nya beberapa tahun belakangan ini, membuat Rehan begitu membenci diri nya sendiri yang gagal melupakan wanita yang sudah meninggalkan nya.
Rehan masuk ke ruangan kerja nya dan membanting kembali barang-barang di meja kerja nya, di meja hias, seperti biasa Rehan lampiaskan pada barang-barang.
Namun berbeda sekali dengan sebelum nya, barang barang yang di lempar Rehan tidak hancur berkeping seperti kemarin karena sudah di ganti Aluna dengan bahan plastik.
Rehan menyandarkan duduk di kursi dan menyandarkan kepala nya.
"Apa kakak marah lagi?." Tanya Reni pada Ibu nya.
"Iya, cepat sekali kakak mu sudah kembali, suasana hati nya pasti sedang buruk." Kata Bu Rose.
"Ma, sejak kapan suasana hati kakak tidak buruk, kakak suasana hati nya selalu buruk." Kata Reni.
"Kalau kakak mu dengar dia akan menghukum mu." Kata Bu Rose.
Reni memutar bola malas nya lalu diam, Aluna yang baru saja menyelesaikan gym di hari pertama nya bersama seorang pelatih itu menuruni anak tangga, Aluna pun mendapatkan tatapan sinis dari Reni dan Bu Rose.
"Sok - Sokan mau kurus, makan saja banyak." Ucap Reni. sindiran itu sekilas di dengar oleh Aluna yang mencoba diam saja.
Saat sampai di bawah, Aluna dan Reno mendengar suara sesuatu yang lempar begitu keras. Aluna melihat ruangan Rehan.
"Ada apa itu nona?." Tanya Reno. belum sempat mendapatkan jawaban tiba-tiba Sekertaris Frans menghampiri Reno dan Aluna.
"Jika anda sudah selsai, saya antar keluar." Kata Sekertaris Frans dengan tegas.
Reno tanpa mengatakan apa pun mengiyakan lalu berpamitan dengan Aluna.
Aluna melihat ruangan Rehan yang tertutup. "Jadi Tuan Rehan sudah pulang?, tapi seperti nya dia marah sekali?." Gumam Aluna.
Aluna lalu bermaksud menghampiri ruangan itu, namun Bu rose mengahadang langkah Aluna.
"Hei Kamu, tidak usah masuk ke ruangan Rehan, tidak usah sok perhatian dan khawatir, nanti kau bisa membuat masalah baru kalau Rehan lebih marah lagi melihat kamu." Kata Bu Rose.
Aluna yang mendapatkan perkataan itu pun hanya diam saja dan mengangguk, ia tidak ingin melawan omongan Bu rose sebagai orang tua. meski sebenarnya Aluna juga mengkhawatirkan keadaan Rehan di dalam, walau sebenarnya ia merasakan takut saat berhadapan dengan laki-laki itu, tapi Hati Aluna tidak bisa melihat orang lain menyakiti diri nya sendiri seperti Rehan kemarin.
Saat Bu Rose pergi dari hadapan Aluna, Aluna yang melihat tidak ada yang memperhatikan nya, ia pun masuk ke ruangan kerja Rehan, Frans yang melihat Aluna masuk pun merasa heran.
Aluna melihat barang-barang yang berserakan di lantai, Aluna lalu mnatap Rehan yang tampak memejamkan mata nya sembari bersandar di kursi.
"Untuk apa kau disini?."Tanya Rehan.
"Aku...."
"Siapa yang memberimu izin masuk ke sini!." Bentak Rehan membuat Jantung Aluna berdetak sangat kencang saat ini, tubuh nya rasa nya bergetar, namun ia tak bergeming, masih berdiri pada posisi nya.
"Saya hanya tidak bisa melihat Tuan menyakiti diri tuan seperti ini." Kata Aluna dengan memejamkan mata nya, mengumpulkan keberanian nya mengatakan kalimat ini. ia bahkan tak berani membuka mata nya karena takut Rehan mungkin akan melakukan sesuatu untuk menyakiti nya, karena berani berkata seperti itu.
mendengar ucapan Aluna, Rehan lalu berdiri dari duduk nya. mendekati Aluna, memegangi kedua pundak Aluna lalu mendorong tubuh itu ke dinding, Aluna terkejut lalu menutup mata nya kembali, seolah sudah siap jika Rehan akan menyakiti nya, memukul nya atau menghina nya.
"Jangan terlalu ikut campur urusan ku, tidak perlu sok peduli, atau kau nanti akan rasakan kemarahan ku." Kata Rehan datar namun ucapan nya menekan batin aluna. laki-laki itu lalu berjalan pergi dari hadapan Aluna yang masih menutup mata dengan ketakutan dan seluruh tubuh nya bergetar , Aluna yang merasakan Rehan melewati nya begitu saja dan keluar dari ruangan itu pun membuka mata nya. ia menoleh melihat laki-laki itu pergi.
Aluna membuat nafas berat dan Lega karena rehan tak menyakiti nya.
"Dia sangat menakutkan, tapi aku bukan sok perduli, aku benar-benar peduli keadaan nya, aku tak mau melihat nya berdarah-darah seperti kemarin." Ucap Aluna.
Aluna lalu melihat barang-barang yang serahkan, ia tersenyum tipis karena Menganti dengan bahan plastik ada guna nya juga.
namanya mirip,apa mereka kembar yg terpisah?