NovelToon NovelToon
Berbisnis Di Isekai

Berbisnis Di Isekai

Status: sedang berlangsung
Genre:Reinkarnasi / Epik Petualangan / Dunia Lain / Anime / Fantasi Isekai / Toko Interdimensi
Popularitas:907
Nilai: 5
Nama Author: Yeffa

Elise, Luca dan Rein. Mereka tumbuh besar disebuah panti asuhan. Kehidupan serba terbatas dan tidak dapat melakukan apa-apa selain hanya bertahan hidup. Tapi mereka memiliki cita-cita dan juga mimpi yang besar tidak mau hanya pasrah dan hidup saja. Apalah arti hidup tanpa sebuah kebebasan dan kenyamanan? Dengan segala keterbatasannya apakah mereka mampu mewujudkannya? Masa depan yang mereka impikan? Bagaimana mereka bisa melepaskan belenggu itu? Uang adalah jawabannya.

Inilah kisah mereka. Semoga kalian mau mendengarkannya...

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Yeffa, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Bab 5. Petualangan Part 3

Rein menaiki pohon dengan lincahnya. Rein melambaikan tangan saat dia sudah diatas pohon untuk mendapatkan posisi yang lebih baik dan memantau sesuatu dari atas. Luca dan Elise menggangguk bersembunyi di balik semak-semak, menunggu momen yang tepat.

"Arah jam 3 ada dua ekor kijang." Ucap Rein memantau dari atas. Tunggu, memangnya disini ada jam? Elise selama ini saja tidak tahu jika memang ada jam disini dan tidak pernah pula dirinnya tahu bentuknya seperti apa. Yah mungkin bahasa petualang fikirnya. Elise terlalu sibuk dengan fikirannya hingga tidak tahu atau lebih tepatnya tidak sadar jika Luca ternyata sejak tadi sedang merapalkan sihir. Setelah Rein memberi isyarat kepada Luca ketika kijang terlihat mendekat ke arahnya.

"Magic Arrow." Ucap Luca pelan dan dalam sekejap ribuan anak panah menghujani dua ekor kijang itu tanpa bisa melarikan diri.

"Terlalu lama Luca. Tidak bisa sepertinya. Kita membutuhkan sesuatu untuk mempercepat rapalanmu. Bisa-bisa kita keburu mati atau lawan kita menyerang saat aku menunggumu merapal." Ucap Rein seraya turun dari atas pohon sementara Luca hanya bisa tersenyum seraya menggaruk kepala yang tidak gatal. Elise tahu arti dari senyuman itu.

'Akukan masih belajar. Memang siapa yang langsung hebat saat masih tahap belajar.' Kemudian akan dijawab oleh Rein dengan pedenya 'ya itu aku.'

"Hei, telnyata meleka sedang memakan buah beli. Lihat banyak sekali beli lial disini." Rein mantap Elise dengan tawa mencemooh.

"haha cara bicaramu." ejek Rein menertawakan Elise.

"Sudah-sudah. Jangan bertengkar." Luca menengahi melihat Elise yang mendengus kesal menatap Rein.

"Ayo bergegas. Kita harus menguliti dan memotong dagingnya serta membalutnya dengan daun Turte agar tetap segar dan tidak bau." Ucap Rein seraya berjalan ke arah buruan diikuti oleh Luca dan Elise hampir tertinggal dibelakang barisan. Saat mereka tiba ditujuan terlihat dua rusa tergeletak dengan bersimbah darah.

"Eh itu. Sebenalnya untuk pengulitan dan memotong sepeltinya aku punya skill yang belguna." Elise ragu-ragu seraya kembali melihat rusa-rusa itu.

"Wow sejak kapan kau bisa melakukannya." Ucap Luca antusias.

"I-tu. Sebenalnya aku balu saja melihat itu. Seperti tiba-tiba diotakku ada sesuatu. Tapi aku tidak tahu. Kalena ini balu peltama kalinya aku sepelti ini." Ucap Elise sedikit ragu.

"Berati kau harus lebih banyak berpetualang agar bisa tau potensimu apa saja. Itulah bakat Elise. Seperti aku yang berbakat dalam menguasai sihir." Ucap Rein menyemangati. Elise terharu mendengar kalimat tulus itu tanpa sadar, sudut matanya berair. Rein jarang menyemangati. Itu artinya pertanda bagus.

"Baiklah waktunya praktek. Ayo, Elise tunjukan bakatmu itu." Ucap Rein tidak memberinya waktu untuk terharu lebih lama. Elise kesal, air matanya yang baru saja akan jatuh kembali naik mendengar kalimat Rein. Elise menghela nafas kesal.

"Baiklah." jawab Elise ketus kemudian mendekati tubuh rusa yang tergeletak. Dan mudah saja sebenarnya Elise hanya perlu sedikit berkonsentrasi dan dan mengucapkan mantranya.

"Pull and slice" Ucap Elise pelan dan sedetik kemudian semuanya sudah terpisah. Antara daging, kulit dan tulang. Tidak ada darah yang berceceran kemana-mana. Luca bertepuk tangan senang.

"Wow keren Elise. Kalau begitu perburuan ini jadi lebih mudah bukan?." Ucapnya bangga.

"Oke kita lanjut. Bergegas Luca kita harus membungkusnya dengan daun Turte dan segera memasukannya ke dalam kantung. Sudah hampir sore. Kita terlalu memakan waktu saat dipohon apel tadi." Ucap Rein santai.

"Baiklah. Ayo Elise."

"Ayo." jawab Elise dengan semangat membara.

Elise dengan cekatan membungkus daging-daging itu kedalam daun Turte. Daunnya lebar seperti daun pisang tapi harum seperti daun jahe atau kunyit. Daun ini memang mudah ditemukan di hutan. Beberapa kali Elise melihat penampakan pohonnya yang berserakan selama di perjalanan menuju ke sini.

"Aku tadi takut sekali. ku kila tadi hewan buas." ucap Elise melirik Rein yang tampaknya sudah selesai memasukan semuanya termasuk tulang dan kulit bahkan kepala rusa ke dalam kantung. Mereka tidak tahu bagian mana yang bisa dijual dipasar nanti.

"Tenang saja. Kami akan melindungi mu walaupun itu hewan buas. Jadi tidak usah takut, bocah." Rein menatap Elise dengan tatapan menyebalkan.

"Enak saja! Aku bukan bocah." Elise menggerutu kesal.

"Sudah selesai bukan? Bagaimana jika kita ambil beri ini dan kita tanam. Pasti menyenangkan memakannya di panti saat bersama." Luca memberi saran untuk mencarikan suasana.

"Sepeltinya bagus. bagaimana dengan daun Tulte ?" Elise ikut memberi ide.

"Baiklah. Kita sepakat. Mari bagi tugas. Aku akan mengumpulkan daun Turte,Elise dan Rein yang akan mengumpulkan beri liar."

"Ayo." mereka kembali bekerja. Sesekali Elise memakan beri liar itu untuk menyicip rasanya.

"Ugh asam." wajahnya terlihat menggemaskan saat mengatakannya membuat Rein tertawa. Luca memperhatikan mereka dari kejauhan. Tangannya terus bergerak tanpa sadar karena memperhatikan tingkah mereka membuat dirinya terkejut saat daun Turte menggunung dihadapannya.

"ASTAGAA!!" teriaknya kaget. Rein dan Elise bergegas berlari ke arah Luca.

"ADA A—" kalimatnya terputus ketika melihat tumpukan daun Turte.

"ASTAGAA!!" mereka berteriak bersamaan. Paham dengan alasan Luca tadi berteriak.

"Luca!! Kamu mau buat lumah dali daun?" tanya Elise sarkastik.

"Elise, kita harus memahami fetish lain Luca." ejek Rein membuat wajah Luca memerah. Bingung bagaimana menjelaskan keadaannya.

"Sudah, Cepat masukan saja. Sebentar lagi sore!"

"Lihatlah bagaimana dia beralasan." ejek Rein membuat Elise menatap Luca menyelidik.

"Sudah, ayo cepat kita masukan dan kita pulang. Sebelum yang lain khawatir." Luca kembali mengalihkan topik pembicaraan.Baik Elise maupun Rein mengalah untuk mengejeknya lagi kembali fokus dengan tumpukan daun Turte.

"Tunggu. Memang kantungnya muat jika diisi lagi?" tanya Elise ingin tahu. Tangannya sibuk mengikat daun Turte menjadi beberapa bagian.

"Kamu tahu tidak, kenapa kantong ini disebut artefak kuno?" tanya Rein tangannya mulai memasukan daun Turte yang sudah diikat dengan sulur ke dalam kantong.

"Tidak." Elise dengan polosnya.

"Sudah Cepat jelaskan saja." Luca juga tampak tidak sabaran.

"Artefak kuno artinya ini barang terbatas dan jarang ada. Kantong ini memiliki ruang tidak terbatas dan juga menghentikan waktu yang ada didalamnya sehingga daging yang disimpan ataupun buah tidak akan membusuk." Rein menjelaskan dengan bangga.

"Oohh..." Elise dan Luca hanya beroh panjang. Mereka kembali sibuk dengan kegiatannya mengikat dan memasukan daun Turte.

Matahari mulai condong ke arah barat saat mereka selesai memasukan daun ke kantong. Mereka pun mulai menyusuri jalan menuju ke arah panti. Menyusuri kembali jalan yang tadi di lalui. Tapi entah bagaimana Elise merasa jalur yang di laluinya kali ini tampak berbeda berbeda. Sepertinya mereka tersasar. Rein yang menyadarinya pun berhenti melangkah dan menatap sekitar. Kemudian terkekeh pelan.

"Keluar atau langsung kuhabisi." bisik Rein tajam. Memang Rein itu walaupun perempuan tapi dia terlalu sadis dan tanpa ampun. Sungguh seperti karakter bangsawan antagonis. Elise bersembunyi dibalik Luca yang juga sedikit gemetar mendengar kalimat Rein. Artinya hari ini mereka bertemu dengan bahaya.

Srek..srek..

1
Miawchan
authooor semoga sehat selaluuuuu biar bisa update tepat waktuuuu ..
Miawchan
Aku sukaaaaa ... plis jadiin komik ini seru bangettt
aku tiga
Semangat Thor..
aku tiga
Semangat authooor... ditunggu update selanjutnya..
Bianca Garcia Torres
Mantap banget ceritanya!
One More: 😍😍😍 terima kasih komentar dan dukungannya...
total 1 replies
PR0_GGRAM3D
Menegangkan tapi juga romantis, pertahankan kualitasnya!
One More: terima kasih komentar dan dukungannya.. 😍😍😍
total 1 replies
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!