Boy Alexander, Pewaris Yang Terbuang

"Apakah mungkin kamu dari kecil tinggal di mansion kelurga Keano, Boy? Lalu orang tuamu dimana?" Jasmine tahu betul seharusnya dia tidak lancang bertanya seperti itu kepada Boy. Tapi dia benar-benar ingin tahu tentang latar belakang pria itu.

"Saya..."

Boy tidak sempat menjawab pertanyaan dari Jasmine ketika dia mendengar suara yang seseorang yang sedang menyapa Alexa.

"Alexa!"

Rupanya Erick sengaja datang ke restoran Nirwana, begitu dia mengetahui bahwa Jasmine dan Alexa akan bertemu disana. Karena dia memang ingin sekali bertemu dengan gadis yang sangat dicintainya itu.

"Boy? Sedang apa kamu disini?" tanya Erick sambil memandangi Boy dengan perasaan tidak sukanya.

Erick sangat tidak menyukai Boy, jika mengingat setiap kali dia berbicara dengan Alexa. Hanya Boy, Boy, dan Boy yang Alexa bicarakan. Bahkan dia tahu dari cara Alexa menatap Boy, Alexa sangat mencintai pria itu.

Tapi sampai kini Erick bersikap pura-pura tidak tahu. Dia akan melakukan apapun untuk bisa mendapatkan Alexa.

"Kebetulan mama yang meminta Alexa untuk mengundang Boy kesini. Karena mama ingin mengucapkan terimakasih kepada Boy yang sudah menemukan sapu tangan mama yang hilang." Jasmine yang menjawab pertanyaan dari Erick.

"Ya ampun, ma. Padahal aku bisa membelikan banyak sapu tangan untuk mama. Yang lebih bagus dan lebih mahal dari itu." Erick memang selalu pura-pura perhatian kepada Jasmine. Padahal sebenarnya dia tidak benar-benar menyayangi Jasmine sebagai ibunya.

"Gak apa-apa, Erick. Yang penting sapu tangannya sudah ketemu," jawab Jasmine dengan tutur katanya yang lembut.

Kemudian Jasmine bertanya kepada Erick, "Kok kamu bisa tahu mama ada disini?"

Erick pun segera menjawab pertanyaan dari Jasmine. "Tadi aku bertanya ke Opa. Soalnya aku sengaja mencari mama untuk memperlihatkan desain kartu undangan pernikahan aku dengan Alexa."

"Oh gitu. Padahal kamu tidak perlu datang kesini. Kamu pasti sangat kelelahan sekali." Jasmine memang memiliki hati yang lembut. Walaupun Erick adalah anak adopsi, tapi dia tulus menyayangi pria itu sebagai anak kandungnya sendiri.

Kemudian pandangan Jasmine lagi-lagi tertuju kepada Boy. Padahal dia ingin sekali mengetahui banyak hal tentang Boy. Tapi sayangnya tiba-tiba Erick datang kesana. Tidak boleh ada satu orang pun yang tahu bahwa dia sangat penasaran sekali dengan latar belakang sang asisten di keluarga Keano itu.

Boy hanya diam. Hatinya sangat merasa iri melihat bagaimana perhatiannya Jasmine kepada Erick. Mungkin seperti itulah rasanya memiliki seorang ibu.

Erick pun segera duduk disamping kanan Alexa, dia tersenyum sambil memandang gadis itu. "Sayang, aku sengaja datang kesini untuk memperlihatkan desain kartu undangan pernikahan kita. Aku sudah memesannya. Besok atau lusa juga pasti sudah beres. Dan aku akan langsung menyebarkan undangan pernikahan kita. Makanya besok kita harus melakukan fitting baju pengantin dan membeli cincin nikah. Pernikahan kita tinggal menghitung hari lho."

Alexa tidak langsung menjawab, dia melirik ke arah Boy sebentar. Padahal pria yang sangat Alexa inginkan adalah Boy. Tapi sepertinya Boy sama sekali tidak menginginkannya.

"Oke, besok aku akan mengabari kamu," jawab Alexa dengan nada lesu.

Seketika Boy langsung menoleh ke arah Alexa. Padahal dari kemarin Alexa bersikukuh menolak perjodohannya dengan Erick, sampai-sampai Alexa berbohong kepada ayahnya bahwa Alexa sudah tidur dengannya. Tapi mengapa sekarang gadis itu terlihat pasrah begitu saja seakan-akan Alexa akan menerima dinikahkan dengan Erick? Padahal baru saja tadi siang gadis itu bilang cinta kepadanya.