NovelToon NovelToon
Ternyata Dia Muridku

Ternyata Dia Muridku

Status: sedang berlangsung
Genre:Berondong / Cinta setelah menikah
Popularitas:64.7k
Nilai: 5
Nama Author: Lailatus Sakinah

Masih berstatus perawan di usia yang tak lagi muda ternyata tidak mudah bagi seorang gadis bernama Inayah. Dia lahir di sebuah kota kecil yang memiliki julukan Kota Intan, namun kini lebih dikenal dengan Kota Dodol, Garut.
Tidak semanis dodol, kehidupan yang dijalani Inayah justru kebalikannya. Gadis yang lahir tiga puluh tahun yang lalu itu terpaksa meninggalkan kampung halaman karena tidak tahan dengan gunjingan tetangga bahkan keluarga yang mencap dirinya sebagai perawan tua. Dua adiknya yang terdiri dari satu laki-laki dan satu perempuan bahkan sudah memiliki kekasih padahal mereka masih kuliah dan bersekolah, berbeda jauh dengan Inayah yang sampai di usia kepala tiga belum pernah merasakan indahnya jatuh cinta dan dicintai, jangankan untuk menikah, kekasih pun tiada pasca peristiwa pahit yang dialaminya.

Bagaimana perjuangan Inayah di tempat baru? Akankah dia menemukan kedamaian? Dan akankah jodohnya segera datang?

Luangkan waktu untuk membaca kisah Inayah

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Lailatus Sakinah, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Teman Baru

Kepulangan Inayah ke Garut kali ini bukan hanya untuk melepas rindu dengan keluarganya. Sudah ada setumpuk agenda yang akan dia lakukan selama dua hari berada di Garut.

Pukul empat subuh Inayah dan Irfan sampai di halaman rumahnya. Mereka berdua berangkat dari Jakarta jam sebelas malam, sepulang Irfan bekerja. Inayah sudah mengajak sang adik agar pulang pagi saja, tapi Irfan bersikukuh untuk pulang malam itu juga, perjalanan malam lebih menenangkan katanya.

"Alhamdulillah, akhirnya kalian sampai. Ibu gak tenang mikirin kalian di perjalanan." Bu Ani tak berhenti bermunajat sepanjang malam untuk ke selamatan kedua anaknya yang sedang dalam perjalanan dari Jakarta.

"Alhamdulillah, berkat do'a ibu kami selamat." Irfan melepas sarung tangan yang membalut kedua tangannya satu persatu, kemudian melepas jaket tebalnya. Sang kakak sudah lebih dulu berpelukan dengan sang ibu, sementara dia harus memarkirkan lebih dulu motornya.

"Ibu sehat?" Irfan menyalami sang ibu, diciumnya takzim punggung tangan wanita yang menjadi sumber keberkahannya itu. Padahal baru bulan kemarin mereka pulang saat pernikahan Indira, tapi setiap bertemu rasanya lega karena rindunya tersampaikan.

"Alhamdulillah, kalian bagaimana? Ibu sudah siapkan air rempah untuk kalian. Minum ini dulu, lalu bersiap wudhu, sebentar lagi subuh. Ibu juga sudah menyiapkan sarapan, kalau sudah makan baru kalian istirahat." Ibu mengabsen apa yang sudah disiapkan untuk menyambut kedua anaknya.

"Iya Bu, Ibu juga istirahat. Sepertinya semalam ibu kurang tidur."

"Bagaimana ibu bisa tidur nyenyak, inget terus sama kalian."

"Maaf ya Bu, lain kali Irfan dan Teteh gak akan pulang di jam rawan begini. Teteh juga udah bilang kalau sebaiknya berangkat pagi, tapi aku sudah tanggung semangat mau pulang. Biar bisa lebih lama di sininya." kilah Irfan, dia memberi alasan kenapa ingin buru-buru pulang.

"Beuh, modus. Aslina mah biar cepet ketemu ayang." Inayah menggoda sang adik, yang beberapa minggu kebelakang ketahuan olehnya tengah bertelepon dnegan gaya yang berbeda, seperti dengan seorang kekasih. Dan ternyata benar, saat tidak sengaja Inayah melihat ponsel sang adik yang berdering di hadapannya. Panggilan dari kontak dengan nama masa depanku terpampang di sana.

Irfan memang tengah menjalin hubungan dengan seorang gadis yang juga dikenal oleh keluarganya. Tapi sampai saat ini dia belum berani jujur pada kakak-kakaknya maupun pada sang ibu.

"Apaan sih teh." elak Irfan, dia beranjak dari duduknya membawa mug yang sudah kosong. Dia lebih dulu menghabiskan minuman buatan sang ibu dan berjalan menuju kamarnya demi menghindari godaan sang kakak.

"Anak laki-laki ibu sudah besar, Bu." lirih Inayah dengan wajah tersenyum dan dibalas dengan anggukan kepala sang ibu yang juga dapat melihat dengan jelas wajah sang putra yang tiba-tiba merona saat digoda Inayah.

Sesuai agenda yang sudah disusun. Usai subuh Inayah menyempatkan diri untuk beristirahat. Tepat pukul delapan dia bangun, mandi dan sarapan. Jam sembilan nanti dia sudah ada janji temu dengan Ulfah dan Fikri.

Kedua rekan gurunya itu kini sudah sah menjadi suami istri sejak enam bulan yang lalu, tepatnya libur semester ganjil sekolah. Inayah meminta maaf karena tidak bisa hadir di hari penting kedua sahabatnya itu. Saat itu dia tengah sibuk dengan acara perusahaan yaitu peluncuran produk-produk fashion baru.

"Assalamu'alaikum" kurang dari jam sembilan sepasang sejoli sudah berdiri di depan pintu utama rumah Inayah yang sudah terbuka. Ibu Ani menyambut pasangan pengantin yang masih terbilang baru itu dengan antusias.

"Hayu!" seru Inayah, dia sudah siap dengan stelan semi formalnya, rok A kurus yang dipadukan dengan atasan semi blazer selutut. Tidak lupa juga jilbab lebarnya membalut hampir seluruh tubuhnya, hingga hanya aksen pada tangan bajunya yang terlihat menambah kesan manis seorang Inayah.

"Masya Allah, ini bidadari cantiknya. Semoga selendangnya enggak pernah ketemu biar gak bisa balik lagi ke kahyangan." Ulfah berkata seceplosnya, wajah serius namun kata-kata penuh candaan.

"Kirim nomor rekeningnya." balas Inayah tak kalah bercanda. Fikri hanya tergelak, sudah biasa menyaksikan dua sahabat itu saling melempar canda dan berhalu.

Kurang dari tiga puluh menit mobil yang dikendarai Fikri sudah sampai di sekolah. Kehadiran Inayah menjadi perhatian semua orang terutama para murid gang sangat mengenalnya. Mereka bersorak dan langsung memburu Inayah.

Kehadiran Inayah tidak hanya untuk menghadiri acara kenaikan kelas. Dia juga didaulat untuk menjadi pembicara pada acara talkshow yang menjadi salah satu dari rangkaian acara kenaikan kelas tahun ini.

Pesona Inayah saat menjadi pembicara di depan umum memang selalu menghipnotis setiap orang yang menyaksikannya. Setelah berhenti menjadi guru yang terbiasa berbicara di depan kelas, mengikuti lomba karya ilmiah, debat dan berbagai kegiatan lainnya yang melatih keterampilan public speakingnya, kemampuan Inayah bukannya berkurang namun justru semakin berkembang. Terbukti hari ini dia mampu tampil memesona di hadapan ratusan siswa, orang tua bahkan tamu kehormatan sekolah yang hadir di acara akbar ini.

"Assalamu'alaikum."

"Wa'alaikumsalam." serempak semua orang yang menduduki meja melingkar dengan kursi sebanyak sepuluh buah itu kompak menjawab ucapan salam seseorang yang datang menghampiri meja mereka.

Rangkaian acara inti sudah selesai tepat jam satu siang. Tinggal acara hiburan yang akan diisi oleh tampilan setiap kelas namun di jeda dulu istirahat salat dan makan siang.

Inayah dan rekan-rekan guru baru saja selesai menikmati makan siangnya. Mereka masih asik bercengkrama, saling berbagi cerita terutama tentang keadaan sekolah pasca Inayah memutuskan resign.

"Mohon maaf mengganggu waktunya. Perkenalkan saya Abrar, alumni angkatan tiga belas SMA Baiturrahmah." Dengan lantang dan wajah full senyum laki-laki blasteran Indonesia Turki, berpenampilan casual dengan kaca mata yang digantung di depan dadanya memperkenalkan diri dengan penuh percaya diri. Tahun ini kelulusan angkatan tiga puluh tiga, berarti sudah dua puluh tahun yang lalu dia lulus dari sekolah ini.

Semua orang menanggapi dengan ramah, semua guru tahu jika laki-laki muda di hadapan mereka adalah salah satu tamu kehormatan pada acara ini. Selain merupakan alumni dari sekolah itu, dia juga adalah donatur tetap yayasan. Itulah yang para guru ketahui tentang laki-laki yang bernama Abrar.

"Bu Inayah, bisakah kita berkenalan?" setelah berbicara cukup lama menanggapi setiap pertanyaan para guru, Abrar mengalihkan atensinya pada Inayah yang duduk tepat di sampingnya. Tepatnya Abrar yang sengaja pindah tempat duduk saat kursi dai samping Inayah kosong karena Bu Desi, rekan Inayah pamit untuk mengondisikan kelasnya yang kan tampil.

"Loh, tadi kan sudah kenalan kita." ujar Inayah santai. Dia sudah terbiasa bertemu orang baru.

"Maksud saya, lebih banyak lagi. Tadi katanya Bu Inayah tinggal di Jakarta juga?" Inayah mengangguk membenarkan.

"Nah, barangkali kita nanti bisa bertemu di Jakarta. Saya tertarik dengan motivasi yang Bu Inayah sampaikan, sangat tersentuh dan inspiratif. Sepertinya karyawan saya harus mendengar langsung dari ahlinya biar semakin termotivasi dalam menjalani kehidupannya." Abrar mengutarakan maksudnya mendekati Inayah, entah tulus atau modus yang pasti pandangan pertama menyaksikan Inayah berbicara di atas panggung tadi membuat pandangannya tak beralih selain pada gadis berjilbab mocca itu.

"Insya Allah kalau memang saya bisa membantu." jawab Inayah ramah.

"Pasti, saya senang kalau Bu Inayah berkenan memenuhi undangan perusahaan." Inayah mengangguk dengan sopan.

"Kalau begitu bisa kita berteman?" Abrar mengulurkan ponselnya. Kode jika dia meminta Inayah memasukan nomor ponselnya ke ponsel Abrar.

1
Siti Nina
oke 👍
wardah
langsunglah dtng ke garut formasi lengkap Rayyan so inayah bisa liat kesungguhan dirimu dan inayah juga mengakui prasaannya
Rahmawati
bagus nay, kl memang niat mau ngelamar knp tdk ajak ortunya jg,, ayo rayyan lakukan misimu
nuraeinieni
gercep ray,,,pepet sampai di terima,jgn terima lagi penolakan inayah,nyakinkan,bila perlu langsung di pinang bawa semua keluargamu,biar innayah nyakin dgn keseriusanmu rayyan.
dyah EkaPratiwi
wah mulai on nie Rayyan
Yhanie Shalue
ayo ray ndang sat set jangan sampai ketikung,, semoga kak author baik hati kalau inayah adalah jodoh terbaikmu 😍
Lita
menarik bacanya...
Mutiara Nisak
widiihh....ada yg kebakaran jenggot ini,klo lewat jalur darat d tolak trs bang ray,mending lewat jalur malem aja d 1/3 malam,insya allah d kabulkan meski hrs extra sabar,tp....kira2 misi apa y.....yg akan d mulai sm si ray......
Rahmawati
kirain yg datang rayyan taunya emran
dyah EkaPratiwi
wah Rayyan kalah cepet nih
Nurhartiningsih
kirain Rayyan yg Dateng... malah emran
Yhanie Shalue
duch ray kamu bakal ketikung lg,, ayo jgn sampai itu terjadi,, sat set ray
Inayah jg harus tegas, kl suka bilang suka jgn merendah trs,, kamu jg berhak bahagia nay
kak Laila jgn jahat2 ya dg menjodohkan Inayah dg yg lain😡😅
Dewi kunti
ditolak!!!!!!!!!!!
Aulia Syafa
kapan inayah dengan rayyan ? inikan cerita inayah dengan rayyan tp jarang banget rayyan muncul ! iniyah dengan ini , inayah dengan itu , gemes 😒😒🙏🙏🙏
nuraeinieni
tambah jauh amat sih inayah sama rayyan,,,,malah emran yg sering ketemu inayah
Lita
*tulus
Tasmiyati Yati
kelamaan keburu tua kamu nay, perasaan sdh tahun berganti kok umurnya segitu gitu aja pusing aku
Yhanie Shalue
harus masih bersabar lagi ray,, ikhtiarnya ditambah lagi jgn lupa jalur langit,, semoga kamu dan bu inay dijodohkan sama kak author 🤲🏼😍
nuraeinieni
wah rayyan semangat ngejar inayah,,,sampai2 mengikuti inayah dan memastikan inayah sampai di rumah dgn selamat.
nurjen
lama tK selama perasaan ku kan? /CoolGuy/
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!