SYSTEM PERAWAN

"Tapi dimana aku harus mencari wanita yang masih ting ting?" Rafi sedkit mengeluh setelah mendapat pesan tentang misi yang kedua. Meski hadiah yang ditawarkan juga lebih besar tapi mencari gadis tin ting itu termasuk hal yang cukup sulit bagi pria baik baik dan kalem seperti Rafi.

Mungkin karena keadaanya yang diketegorikan sebagai pria miskin, Rafi sampai tidak berpengalaman tentang mencari wanita. Dulu Rafi tidak pernah berani menyatakan cinta pada gadis yang dia cintai. Makanya, saat wanita bernama Arinda menyatakan cinta kepadanya, Rafi begitu bahagia dan dia benar benar dengan sangat tulus memberikan apa saja yang Arinda minta, walaupun kadang permintaan Arinda adalah sesuatu yang Rafi tidak mampu wujudkan.

Masih teringat dengan sangat jelas dalam pikiran Rafi saat Arinda ketakutan karena hampir diperkosa oleh empat preman dan Rafi datang sebagai penolong. Dari sanalah Rafi dan Arinda mulai dekat. Meski keluarga Arinda sangat tidak menyukai kedekatan mereka, tapi Arinda terus saja maju dan hal itu membuat Rafi sebagai laki laki semakin tersentuh.

Namun sayang, apa yang dilakukan Arinda adala topeng dengan dalih hanya balas budi atas kebaikan Rafi setelah menyelamatkannya. Semua kebaikan Rafi ternyata tak terlihat dimata Arinda hanya karena Rafi pemuda miskin dan pedagang cilok keliling.

Karena merasa harga dirinya direndahkan dan diinjak injak, Tentu saja tumbuh rasa dendam dalam hati Rafi pada Arinda dan keluarganya. Rafi juga dendam pada keluarga besar bapak dan ibunya. Dia dendam kepada semua orang yang pernah menghina kemiskinannya, maka itu dia ingin membalas dendam suatu hari nanti. Tapi saat itu Rafi tidak memiliki cara agar dia bisa membalas hinaan mereka semua.

Kini dengan adanya sistem aneh yang Rafi dapatkan, Rafi merasa memiliki jalan mudah untuk menjadi orang kaya agar bisa membalas semua orang yang telah menghina dirinya dan keluarganya. Untuk mewujudkan itu semua, Jalan yang Rafi tempuh memang cukup sulit. Misi yang dia terima membuat Rafi tidak sangat kesusahan dalam mencari gadis tingting.

Di saat Rafi sedang berpikir sembari menatap layar ponsel, matanya tak sengaja menangkap sosok wanita yang baru saja keluar dari kamarnya. wanita itu adalah penghuni kost baru yang sedari siang tidak menampakkan diri. Tiba tiba timbul dalam diri Rafi untuk mendekati wanita itu. Siapa tahu saja ini adalah jalan dia untuk mendapat gadis tingting.

"Mau cari makan, mbak?" sapa Rafi saat wanita itu melewati depan post jaga.

Wanita bernama kalina lantas menoleh dan tersenyum manis. "iya, mas, lapar," jawabnya dan wanita itu melanjutkan langkah kakinya. tapi baru dua langkah kaki itu bergerak, tiba tiba wanita itu berhenti lalu berari arah menuju ke tempat rafi. "Makan yang murah dimana ya, Mas?"

Rafi sontak tersenyum lalu menggaruk kepalanya yang tidak gatal. Tak lama setelah itu dia berdiri. "Kamu ikut saya aja, Mbak. Kebetulan aku juga mau makan."

Kalina langsung saja tersenyum cerah dan dia mengangguk setuju. Keduanya lantas berjalan bersebelahan menuju deretan pedagang di seberang jalan depan Kost dan berhenti di sebuah warung makan.

"Di sini murah, Mbak. sepulu ribu udah kenyang," ucap Rafi lalu dia memesan makanan kepada si ibu penjual. Kalina pun memesan makanan yang sama dengan yang Rafi pesan. di sana Rafi juga menunjukkan makanan mana saja yang murah murah. Pada dasarnya, makanan dipinggir jalan memang harganya lebih murah. Sepanjang jalan pedagang makanan yang ada di sana harga paling mahal sekitar dua puluh ribu. Walaupun ada yang diatas tiga puluh ribu tapi itu jarang banget.

"Tadi temen kamu bilang, katanya kalau ada pekerjaan bilang sama kamu, emangnya kamu kesini baru mau cari kerja, Mbak?" tanya Rafi sambil menikmati hidangan yang telah tersaji di hadapannya.

"Ya seperti itu lah, Mas. lagian kalau aku nggak cepet dapat kerja, nanti aku nggak dapat bayar kost bulan berikutnya gimana," Jawab Kalina yang juga sama sama mulai menikmati makanannya.

"Harusnya kalau belum ada kepastian, kamu jangan pergi merantau dulu. Mbak. Susah loh nyari kerja sekarang."

"Ya gimana lagi, Mas. Cuma ini satu satunya cara agar aku bisa pergi."

Kening Rafi sontak berkerut mendengar ucapan wanita yang duduk di sebelahnya. "agar kamu bisa pergi? Maksudnya?"

Kalina hanya menoleh sekilas dan menunjukkan senyumnya lalu dia kembali fokus menikmati hidangannya. Rafi mengerti, mungkin Kalina tidak ingin berbagi cerita pada orang yang baru saja dia kenal. Rafi pun melanjutkan makannya juga dan kali ini tidak ada lagi pembicaraan diantara keduanya sampai makanan mereka habis.

Begitu selesai makan, Rafi berinisiatif membayar makanan milik Kalina juga. Tidak ada maksud apa apa, Rafi hanya merasa kasihan saja karena wanita itu masih menganggur. Kalina yang awalnya menolak pun akhirnya pasrah dengan apa yang Rafi lakukan.

"Sekali lagi terima kasih, Mas," ucap Kalina begitu mereka telah kembali di post jaga.

"Udah, jangan makasih, mulu," ucap Rafi yang merasa risih karena Kalina sedari tadi mengucapakan kata terima kasih berkali kali.

Kalina melempar tersenyum, dan tiba tiba dalam hati Kalina terbesit ide, "Apa aku manfaatin cowok ini aja ya?"

...@@@@@...