Demi untuk membalaskan dendam kepada orang - orang yang telah menghancurkan kebahagiaannya, sehingga seorang remaja pria berpetualang untuk mencari sebuah sekte yang akan di jadikan tempatnya mendalami ilmu bela diri.
Akhirnya dia bertemu dengan seorang pendekar serta sekte untuk tempatnya bernaung.
Karena kejeniusannya, dia dengan cepat bisa menjadi seorang pendekar yang kuat.
Akhirnya dia mulai memburu setiap murid sekte yang telah menghancurkan desa dan keluarganya serta setiap murid sekte aliran hitam lainnya.
Hal itu pula yang membuat dirinya juga di buru oleh sekte aliran Hitam
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Baryodo Aman, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 20. Kompetisi Di Sekte (1)
Akhirnya setelah beberapa hari Ma Guang belajar membaca dan menulis dengan Duan Meng serta berlatih bersama dengan Duan Jun.
Tibalah saatnya untuk mengikuti kompetisi sebagai ajang untuk mencari dua orang jenius muda di sekte tersebut, yang akan menjadi wakil dalam kompetisi di ibu kota kekaisaran, yang tinggal satu bulan lagi akan di selenggarakan.
Ma Guang pun di wajibkan untuk mengikuti kompetisi yang sektenya adakan.
Agar dirinya bisa terbiasa untuk bertarung dengan hanya menggunakan kekuatan sebagai pendekar tahap awal tingkat ke - 5.
Hal itu juga akan memberikan tantangan yang baru bagi diriNya, untuk bisa mengalahkan pendekar muda yang memiliki kemampuan yang lebih tinggi.
Memang Ma Guang sudah sering berlatih tanding dengan semua tetua yang menjadi gurunya.
Namun itu sangat berbeda jika bertarung menghadapi setiap pendekar muda yang emosi di dalam diri mereka yang sering berubah - ubah.
Seluruh murid serta tetua yang ada disekte, terkecuali bagi yang menjalankan tugas, semuanya sudah berkumpul di tempat yang akan di adakan kompetisi.
Semuanya penuh antusias untuk menanti pertarungan setiap pendekar muda yang ada di sete mereka.
Ada sebanyak 64 orang murid yang akan mengikuti kompetisi itu.
Diantaranya termasuk Ma Guang dan Duan Jun.
Setelah Patriak mengambil tempat yang sudah di siapkan, dan membuka acara tersebut. Tetua Zhu Li segera melesat naik ke atas arena dan langsung bersuara untuk memulaikan kompetisi itu.
" Baiklah, kompetisi ini akan segera kita mulai, seperti yang kalian semua ketahui, bahwa hanya ada dua orang yang akan mewakili sekte kita, untuk mengikuti kompetisi di ibu kota Kekaisaran nanti."
" Oleh sebab itu, kami mengharapkan, agar setiap peserta mengeluarkan seluruh kemampuan yang dimilikinya."
Ucap tetua Zhu Li yang di sambut sorakan dan tepuk tangan dari semua orang yang hadir.
" Kompetisi ini akan melewati tiga sesi,"
" Saat ini, kita akan langsung masuk pada sesi yang pertama."
" Silakan semua peserta mengambil nomor di depan."
Ucap tetua Zhu Li mempersilahkan para peserta sambil mengarahkan tempat untuk mengambil nomor tersebut.
Setelah semua peserta sudah kembali ke tempat duduk mereka semula, tetua Zhu Li kembali bersuara.
" Saya akan menyebutkan setiap nomor, dan bagi mereka yang memegang nomor tersebut, harus segera menaiki arena."
Kemudian tetua mengambil setiap kertas dan membacanya.
" Nomor 5 naik ke arena satu."
" Nomor 8 naik ke arena dua."
" Nomor 12 naik ke arena 3."
" Nomor 2 naik ke arena 4"
Ucap tetua Zhu Li dan langsung di ikuti oleh setiap peserta yang nomornya telah di sebutkan.
" Dalam pertarungan, tidak boleh membunuh atau menghilangkan ilmu bela diri lawannya, bagi yang sudah keluar dari arena, dinyatakan sudah gugur, dan bagi peserta yang sudah menyerah akan di nyatakan gugur."
" Jika salah satu dari kalian sudah dalam keadaan yang tidak memungkinkan untuk melanjutkan pertarungan, kami akan segera memutuskan pemenangnya."
" Dan yang perlu kalian ketahui, bahwa di setiap arena, hanya satu orang yang berhak mengikuti sesi berikutnya."
Terang tetua Zhu Li panjang lebar.
" Kalian sudah mengerti."
" Siap...!!! Kami sudah mengerti."
Ucap peserta secara serentak.
" Pertarungan di mulai."
Setelah mendengar aba - aba yang di berikan oleh tetua Zhu, langsung saja pendekar muda yang berada di atas arena saling serang satu dengan yang lain.
Ma Guang sendiri masih tetap duduk di kursinya, sebab nomor yang ada padanya belum di sebutkan.
Sedangkan Duan Jun sedang bertarung di atas arena.
Duan Jun saat ini sedang menghadapi Liu Ding seorang murid yang menggunakan tongkat sebagai senjatanya, sedangkan Duan Jun menggunakan pedang.
Liu Ding memutar tongkatnya dengan cepat sambil menyerang kepala, kaki dan perut dari Duan Jun.
Duan Jun sangat kerepotan menghadapi serangan tersebut.
Duan Jun seperti di jadikan bulan - bulanan oleh Liu Ding.
Sambil menghindari serangan, Duan Jun mulai mempelajari setiap gerakan serta serangan yang di lancarkan oleh lawannya.
Duan Jun kemudian merasakan bahwa, jika bertarung dengan jarak yang rapat, Liu Ding selalu kesulitan mengembangkan serangannya serta selalu berusaha merenggangkan jarak di antara mereka.
Sedangkan serangan pedang Duan Jun kebalikannya dari apa yang Liu Ding rasakan.
Akhirnya Duan Jun memanfaatkan kecepatan gerakan langkah kakinya yang telah di tempanya saat berlatih dengan Ma Guang.
Duan Jun menyerang setiap titik yang bisa melumpuhkan lawannya.
Tidak lama kemudian tubuh Liu Ding sudah di penuhi dengan luka yang di akibatkan oleh serangan pedang Duan Jun dan akhirnya di hentikan oleh tetua Zhu dan langsung membawa turun Liu Ding dari atas arena.
Duan Jun lalu memperhatikan serta mempelajari pertarungan kedua orang yang akan menjadi lawannya, sambil memulihkan tenaganya.
Disaat salah satu memenangkan pertarungan itu, Duan Jun langsung menyerang pemuda tersebut dengan kecepatan puncaknya.
Dan serangan tendangan kakinya langsung tepat mengenai perut pemuda itu, karena tidak dapat di blok ataupun di hindari.
Pemuda itu pun langsung terlempar keluar dari arena, yang membuat Duan Jun menjadi satu - satunya yang masih berdiri di atas arena itu.
Satu tiket ke sesi selanjutnya telah di raih oleh Duan Jun dan di ikuti oleh ketiga orang lainnya.
Akhirnya nomor yang di miliki oleh Ma Guang telah di sebutkan, dia langsung menuju ke atas arena dengan berjalan kaki untuk menaiki tangga yang ada.
Sedangkan tiga peserta lainnya melompat dengan ilmu meringankan tubuh milik mereka untuk naik keatas panggung arena.
Ketiga pemuda itu tersenyum menatap Ma Guang yang berjalan naik keatas panggung arena, dan senyum mereka itu, seakan mengejeknya.
" Berada di tingkat berapa orang ini."
" Siapa orang ini, sepertinya aku baru kali ini melihatnya."
Gumam mereka dalam hati.
Setelah sudah saling berhadapan, mereka langsung saling menyerang satu sama lain.
Lawan Ma Guang membawa pedang sama seperti dengannya.
Mereka berdua bertarung belum menggunakan pedang mereka.
Tinju dan cakar dari Ma Guang terus menyerang kearah lawannya, dan lawannya pun sudah tidak bisa lagi mengimbangi serangan tinju, cakar dan tendangan yang Ma Guang berikan.
Sudah beberapa kali tubuh lawannya terkena serangan pukulannya, untung saja serangan itu hanya menggunakan tenaga fisiknya saja, sehingga masih bisa bertahan.
Akhirnya lawannya menggunakan pedangnya untuk menyerang Ma Guang.
Tetapi karena memang level mereka berdua yang terlampau jauh, sehingga Ma Guang membuat tubuh lawannya keluar dari arena hanya dengan menggunakan kecepatan serta tenaga fisiknya saja.
Begitu juga yang di alami oleh pemuda yang satunya lagi, yang bisa mengalahkan lawannya juga.
Ma Guang begitu mudah mendapatkan tiket untuk sesi kedua, dan membuat ketiga pemuda yang awalnya meremehkan dirinya, merasa malu dengan diri mereka sendiri.
Setelah selesai semua pertarungan di sesi pertama.
Akhirnya mereka di berikan kesempatan untuk beristirahat.
Setelah satu jam berlalu, tetua Zhu lalu memanggil keempat orang yang menjadi peserta pertama yang masuk kesesi kedua dan salah satunya adalah Duan Jun.
Setelah mereka berempat naik di atas arena, tetua Zhu langsung melemparkan koin keatas dan menangkapnya setelah terjatuh dan langsung di pilih oleh mereka berempat yang langsung menemukan lawan mereka masing - masing.
Duan Jun kali ini mendapatkan lawan yang menggunakan senjata golok.
Lawannya langsung menyerang dengan goloknya yang langsung di hindari oleh Duan Jun.
Duan Jun disaat menghidar langsung menyerang lawannya dengan tendangan kearah perutnya, namun masih bisa di tahan dengan tangan kiri dari lawannya.
Tidak sampai disitu saja, Duan Jun langsung bergerak salto kedepan dan juga menyarangkan serangan kaki bagian tumitnya kearah kepala lawannya.
Namun masih sempat juga di blokir dengan kedua tangan di atas kepalanya, namun sangat di sayangkan, dengan kejadian itu, Duan Jun lalu langsung melesatkan kebelakang tubuh lawannya serta dengan cepat menghunuskan mata pedangnya kesamping leher lawannya itu.
Hal itu tidak dapat lagi bisa dihindari dan langsung di nyatakan bahwa pemenangnya adalah Duan Meng.
Lawannya tersebut merasa tidak percaya dengan apa yang di alaminya, hanya dengan satu serangan yang bisa di keluarkan oleh dirinya dan tiga serangan dari lawannya, pertarungan keduanya sudah langsung memperoleh pemenangnya.
Duan Jun menatap kearah Ma Guang dengan penuh rasa bangga, bahwa dirinya mampu mengalahkan lawannya hanya dengan tiga gerakan saja.
Ma Guang pun tersenyum dan langsung memberikan jempol kearah Duan Jun yang berjalan turun menuju kearahnya.
Setelah beberapa waktu kemudian, akhirnya tiba juga saatnya untuk pertarungan Ma Guang.
Pertarungan itu pun sangat membosankan, karena lawan yang ada di depannya, tidak mampu mengimbangi kecepatan yang Ma Guang miliki.
Lawan Ma Guang akhirnya langsung mengakui kekalahannya, karena jika itu di lanjutkan, dirinya akan lebih di permalukan lagi.
~Bersambung~