Dewi Auristella gadis mungil berwajah lugu harus menerima kenyataan pria yang selama dua tahun belakangan ini dia cintai berselingkuh dengan sahabatnya sendiri
benang takdir mulai terbentuk, tahun lalu dewi bertemu seorang gadis memiliki hobi yaag sama dengannya, Aleana Abraham
mereka berdua mulai akrab satu sama lain. karena itu Alea menjodohkan Dewi dengan kakanya Zain Malik D' Abraham.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon dewi ervendi, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
BAB 19
"Hay Wii, kau makan siang disini juga? Kau dengan siapa? Jika kau sendiri kau bisa gabung sama aku dan Riko disini, kau tidak keberatan kan sayang?" Riko hanya diam, seketika selera makannya hilang. Sumpah demi jenggot merlin sekarang Dewi ingin sekali muntah mendengar sikap manis gadis munafik ini.
Sepertinya Dewi fortuna memihak ke padanya, Zain baru saja selesai makan siang dengan salah satu rekan bisnisnya
Maafkan aku tuan Zain untuk kali ini saja maafkan aku' ucap Dewi dalam hatinya
"Sayang" Dewi tersenyum.
Zain melihat Dewi penuh keheranan, dia berbalik kebelangkan diikuti Aiden. memcari siapa gerang yang gadis ini panggil
Kenapa berbalik?
"Maafkan aku... Pasti kau dari tadi menungguku " Dewi menggandeng mesra tangan Zain
Apa Tuan Zain adalah kekasihnya? Reva
"Kali ini saja tolong aku Tuan Zain! Ku mohon, aku akan sangat malu jika kau melepaskan genggamnku ini.' bisik Dewi
" Tapi kau ini tidak gratis Nona" Zain pun ikut berbisik
"Apapun itu tuan kumohon"
"Kau sangat imut jika memohon seperti ini" Dewi hanya menatapnya jengah masih bisa dia mengeluarkan gombalannya.
Kini tangan kekar Zain menurunkan jemari Dewi dari lengannya kemudian menggengamnya. Jari itu saling mengisi, ada sebuah kenyamanan dalam perasaan ini, kehangatan menjalar keseluruh tubuh ku, rasa ingin melindungi dan memiliki, perasaan aneh ini semakin menggemuruh ketika tatapan tulus itu memandangku , senyum itu seakan memenjarakan fikiranku akan dirimu. Zain
"Tidak perlu Reva aku sedang bersama kekasihku" Ucap Dewi, berbohong setidaknya dia tidak terlihat menyedihkan.
Dewi dan Zain duduk saling berhadapan, diujung sana Riko terus melihat dengan tatapan yang tidak bisa diartikan ada sedikit penyesalan kenapa dia melepaskan Dewi, gadis yang selalu sabar menghadapi dirinya selama ini, selalu mendukungnya dalam kebimbangan maupun duka
"Tuan apa Anda bangkrut sehingga aku harus membayar utangku yang ku lakukan hari ini? Uangku tidak banyak mungkin hanya mampu membeli sepotong roti untuk anda"
''Siapa yang menginginkan uang mu bocah? Aku hanya mengingikan dirimu'
Bocah ? Kau yang sudah tua Tuan
"Aku tidak mau, mana boleh seperti itu aku bukan perempuan murahan yang dengan mudah menyerahkan tubuhku'
''Siapa yang menginkan tubuhmu? Buang jauh-jauh imajinasi liarmu Dewi!"
''Lalu?"
''Kau ingat ketika diapartement keinginan orang tuaku?' Dewi mengangguk "Besok aku menjemputmu bertemu mami dan daddy ku, kau cukup jadi gadis baik disisiku ketika kita kerumahku"
Dewi hanya mengangguk mengerti. Selesaikan urusan mu dengan pria ini Dewi lalu kembalilah hidup normal. fikirnya
*
*
*
Tidur Dewi terganggu ketika seseorang dari luar mengetuk keras pintu kontrakannya dengan keras dia berusaha mengumpulkan semua kesadarannya dan melirik jam dinding yang tergantung didepannya, "Aku sudah 7 jam tertidur" ucapnya.
Mata indahnya membulat sempurna ketika Zain sudah didepannya, dia melihat sekeliling kontrakannya beberapa orang terlihat memperhatikan mereka berdua.
"Apa kau pingsan didalam? sudah 20 menit aku disini mengetuk pintumu"
''Ini masih pukul lima, masih ada waktu tiga jam kita kerumah mu Tuan"
"Tentu aku tidak ingin membawamu dengan keadaan seperti ini, kau cepat mandi setelah itu kita perbaiki tubuhmu!"
"Tunggu sebentar!"
Sudah sejam beralallu namun Dewi tak kunjung keluar.
Sepertinya kata ini memang benar adaanya 'Jika cewek berkata sebentar itu bisa kalian gunakan untuk makan, piknik, beribadah, liburan keluar negeri dan menyelematkan dunia'
''Kenapa lama sekali?''
"Iyakah? Padahal aku hanya beberapa menit saja didalam."
Beberapa menit katanya? Bahkan aku hampir mendirikan kemah didepan rumahnya tadi."
Tumbem dia sendiri soulmetnya kemana biasanya mereka tidak terpisahkan.
Zain di sambut dengan jejeran pegawai butik, seorang desainer terkenal langganan keluarga D Abraham, Ivan Kwok pria botak setengah wanita dengan lemah gemulai menyambut mereka berdua
''Buat dia terlihat cantiik Ivan! Kau ahli dalam hal ini"
''Nice kali ini aku menyukai wanitamu Zain'
'Ish dia ternyata playboy'
Malu-malu Dewi keluar dari ruang ganti didampingi Ivan. Zain yang tadinya fokus dengan majalah fasion pria ditangannya dibuat terkesima. Lagi-lagi senyum itu membuat Zain goyah, gadis didepannya terlihat cantik dengan mini dres yang memamerkan leher putihnya.
'Cantik'
Dewi sebenarnya salah tingkah ketika Zain memandangnya begtu intens
Apa ada yang salah kenapa menatap ku seperti itu?
''Bagaimana Zain kau menyukainya' Ucap Ivan memecah lamuannya
"Sepertinya keahlianmu semakin menurun Ivan, kenapa dia semakin jelek?"
''Kalau begitu ka Ivan ganti baju yang tadi saja! Aku juga tidak menyukai baju ini." Ucap Dewi membalikkan tubuhnya, baru saja dia mau melangkah tangan kekar Zain menariknya
''Tidak ada waktu lagi, mau pakai apapun kau tetap jelek''
Zain melangkah meninggalkan Butik itu. Ivan mengantarnya dengan senyuman.
''Kamu tidak pandai berbohong Zain''
Bersambung....
**Jangan lupa kasi saran kalian karena itu sangat penting buat Aku🥰
etsss.... jangan lupa tinggalin jejak hati kalian juga ya ❤❤❤❤❤❤❤❤❤❤❤❤❤❤❤❤**
si bos yang ngga ngerti,,, malah anak buah yang di suruh kursus