Alena Ricardo sangat mencintai seorang Abian Atmajaya, tidak peduli bahwa pria itu kekasih saudara kembarnya sendiri. Hingga rela memberikan kehormatannya hanya demi memiliki pria itu.
Setelah semua dia lepaskan bahkan dibuang oleh keluarga besarnya, Alena justru harus menghadapi kemarahan Abian. kehidupan rumah tangganya bagaikan di neraka, karena pria itu sangat membencinya.
Akankah Alena menemukan kebahagiaannya? Dan akankah Abian menyesali apa yang selama ini diperbuatnya, setelah mengetahui rahasia yang selama ini Alena simpan.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon mommy tree, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Part 35
"Membuat aku pergi dengan caramu? Memangnya kau bisa berbuat apa?" Alena mendorong Sekar dengan kasar, membuat wanita itu mundur beberapa langkah.
"Kau, berani sekali kau berbuat kasar!" Sekar balik mendorong Alena.
"Tentu saja aku berani, jangan kau pikir kemarin aku diam saja menandakan aku takut. Kau salah besar jika berpikir seperti itu," Alena tersenyum sinis. "Jangankan menyingkirkan mu, saudara kembar ku saja aku singkirkan! Jadi jangan macam-macam!" Alena memberikan peringatan sambil mendorong Sekar dengan kedua tangannya.
Membuat wanita itu terjatuh ke atas lantai, dengan suara yang begitu nyaring.
"Sekar..."
Baik Alena mau pun Sekar menatap pada wanita paruh baya, yang terlihat berjalan dengan cepat kearah mereka.
"Apa yang kau lakukan pada calon menantuku, ha?" bentak Ayuning dengan kasar sembari membantu Sekar untuk berdiri. "Sakit tidak?"
Sekar menggelengkan kepalanya.
"Kau itu memang wanita berhati iblis, sudah merebut kekasih saudaranya sendiri. Sekarang ingin mencelakai calon menantuku?" sentak Ayuning, menunjuk jarinya tepat di depan wajah Alena.
"Ya aku memang iblis, sekarang kalian sudah tahu siapa aku bukan? Jadi jangan macem-macem!" Alena hendak berlalu dari tempat tersebut, namun langkahnya terhenti saat rambut panjangnya di tarik dengan kasar.
"Dasar menantu tidak tahu sopan, berani sekali mengancam ku?" Ayuning semakin kuat menarik rambut Alena.
"Lepaskan Bu!" Alena menatap tajam Ibu mertuanya. Walaupun rasa sakit di kepalanya begitu terasa, ia menahannya untuk tidak berteriak. Karena tidak mau terlihat lemah di depan siapapun terlebih di depan Sekar, dan Ibu mertuanya. "Aku bisa laporkan Ibu pada pihak yang berwajib, dengan tuduhan melakukan tindak kekerasan!" ucapnya dengan tegas.
"Cih, kau kira aku takut!" Ayuning semakin kasar menarik rambut Alena.
"Bu sudah lepaskan saja!" Sekar berucap sambil menarik tangan Ibu Ayuning, membuat tarikan di rambut Alena terlepas.
"Aku melepaskan mu karena permintaan Sekar, jadi kalau sampai kau menyakiti calon menantuku lagi.." Ayuning memberikan ancaman melalui kedua matanya. "Sekarang pergilah!" usir nya sambil mendorong bahu Alena.
Mendapatkan semua perlakuan kasar dari Ibu mertuanya, Alena hanya bisa mengepalkan kedua tangannya. Niat hati ingin makan untuk mengisi perutnya yang lapar, tidak jadi dilakukannya karena tidak ingin terjadi keributan yang lebih mengerikan diantara mereka.
"Bu apa Anda pernah merasa bersalah atau menyesal pada seseorang?" tanya Alena sebelum masuk ke dalam kamar.
"Perasaan bersalah yang bagaimana? Karena tidak bersikap baik padamu? Tidak menyukaimu? Itu tidak akan pernah terjadi!" jawab Ayuning dengan ketus.
"Aku harap begitu, tapi jika suatu saat itu terjadi. Ingat satu hal! Aku Alena Ricardo tidak pernah menyesal sedikitpun apa yang sudah terjadi," setelah mengatakan hal itu Alena berjalan menuju kamarnya.
Meninggalkan Sekar dan Ayuning yang tampak bingung dengan apa yang dikatakan Alena.
"Aneh sekali!" Ayuning lebih memilih menarik Sekar menuju Sofa, daripada menggubris perkataan Alena.
"Bu apa boleh aku bertanya sesuatu?" tanya Sekar setelah memastikan Alena masuk ke dalam kamar.
"Tentu saja, apa yang ingin kau tanyakan?"
"Kenapa Ibu sangat membenci Alena? Bukankah Alana dan Alena sama?" tanya Sekar. Karena dari yang dia tahu, seluruh keluarga Atmajaya menyetujui hubungan Abian dan Alana, karena wanita itu berasal dari keluarga terpandang dan yang paling utama, karena kedua kepala keluarga berteman baik. Tapi kenapa Alena tidak diterima layaknya mereka menerima Alana, terlepas kejadian yang menyebabkan Alena dan Abian menikah.