ini adalah cerita perjalan al yang ingin balas dendam atas kematian ayahnya kepada geng tiger, namun dia harus melakukan hal-hal yang sulit untuk bisa mencapai nya.
karena geng tersebut sangat kuat bahkan yang terkuat di kota.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Forzy Zy, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
kesempatan
Keesokan harinya tati al dan saliko pergi untuk membuat tato, mereka membuat tato di samping leher pas bawah dahinya, untuk menandakan bahwa mereka atasan dari the dog.
Mereka membuat tato lambang T seperti apa yang mereka rencanakan semalam, namun tati juga menambahkan tato mata di ke dua betisnya untuk menutupi bekas tembakan yang di berikan oleh zidan.
"Gila keren banget tato gua," saliko melihat tato nya di kaca setelah selesai membuat.
"Tapi gua masih gak habis pikir sama gaby yang menghianati gua," saliko seketika merubah raut wajah nya.
"Udah lah, gak perlu di pikirin lagi, lagian dia juga udah mati," sahut al yang mencoba memberi dukungan.
"Gua beberapa hari ini masih sering mikirin dia, seolah gua belom bisa move on," ucap saliko.
"Itu mah wajar, berarti lu masih punya hati," sahut tati yang sedang membuat tato.
"Kita juga ngerti kok perasaan lu sekarang," al sambil menepuk pundak saliko dari belakang.
"Sekali lagi gua terimakasih al sama lu, lu emang temen gua," saliko.
"Udah lah nanti gua cariin yang baru," al mencoba membuat saliko semangat.
"Eh iya al, kemaren yanga ke kosan lu itu siapa, kayak nya boleh juga," saliko langsung mengingat sesuatu.
"Gua juga gak tau, tapi katanya bokap nya dia juga gengster," jelas al.
"Hah," saliko dan tati bersamaan.
"Seriusan lu," saliko terlihat serius.
"Dia bilang begitu, dia bilang juga kalo dia suka sama gua, makan nya dia dateng kemaren." al kembali menjelaskan.
"Ooh jadi itu pacar lu," sahut tati dengan nada tidak enak.
"Nggak gitu ti'," al langsung membalas.
"Ya nggak papa, lagian kita juga gak ada status kan, ngapain harus takut." Ujar tati.
"Kalo ini gua gak ikutan sih," saliko langsung angkat tangan.
"Lu dengerin gua dulu, dia sendiri yang bilang , bukan gua," al mencoba meyakin kan tati.
"Kalo lu suka juga gak papa kok, emang gua siapa lu, kita kan cuma temen." Jawab tati.
"Iya juga sih," al dengan ekspresi tidak enak.
Selesai membuat tato mereka kembali untuk pulang, tati terlihat agak murung dan tidak berbicara selama perjalanan pulang.
"Ti' lu gak papa kan," al mencoba menegur.
"Kalo dia diem aja itu tandanya cemburu al, kayak gak tau cw aja," sahut saliko seolah peka.
"Diem lu anjing, gak usah sok tau, gua lagi males ngomong aja." Jawab tati.
"Maaf-maaf, gua becanda tadi," saliko mencoba menarik kata-katanya.
Tati langsung minta di antar pulang kerumah nya, dengan alasan ada sesuatu yang harus dia kerjakan, setelah mengantar tati al dan saliko kembali beraktivitas.
Dia masih banyak juga kerjaan yang harus di lakukan, apa lagi sekarang banyak pesanan barang dari costumer.
"Saliko langsung kembali ke distrik hiburan gang 9, sedang kan al ke gedung merah dekat distrik hiburan untuk mengontrol bawahan nya di sana.
"Gua udah kasih semua daftar costumer yang bakal kalian atar kan barang, semua harap hati-hati saat melakukan transaksi, jangan sampe salah satu dari kalian ada yang tertangkap," al memberi tahu.
Semua bawahan nya langsung bergegas untuk bekerja, setelah itu al langsung pergi untuk menemui tati, karena dia merasa bersalah dengan nya.
Saat dia pulang ke kosan untuk berganti pakaian, tiba-tiba di depan kosan sudah ada syakira yang menunggu nya.
"Kok lu di sini," al bingung melihat nya.
"Gak papa, mau main aja, emang gak boleh," jawaab nya.
"Bukan gitu, soalnya di sini itu bahaya buat lu," kata al sambil menarik nya masuk.
"Lu tenang aja gua bisa jaga diri kok," syakira masih bersikeras.
"Tapi kalo lu gak suka gua di sini, gua bakal pergi kok," syakira terlihat sedikit sedih.
"Ngak gitu maksud gua, gua cuma gak mau lu kenapa-napa aja kok," al langsung menjelaskan alasan nya.
"Ya udah kita cari makan yuk, gua laper nih," ajak nya kepada al.
"kita makan mie instan aja mau gak, gua ada di dalem," al menwarkan.
"Boleh deh kalo gitu," jawab nya.
"Yaudah lu tunggu di sini aja, biar gua buatin dulu," al bergegas ke dapur untuk membuatkan mie, kebetulan dia juga belum makan.
Sementara itu di gedung utama kota.
"Bos saya liat, syakira datang ke tempat al, sepertinya itu bukan yang pertama kali." Lapornya.
"Syakira," zidan terkejut mendengar berita dari bawahan nya.
"Emang kalian gak jaga," zidan.
"Tuan syakira memaksa bos, jadi kami tidak bisa melarang nya," jawab bawahan tersebut.
"Oke, anter gua kesana sekarang.
Zidan dan berapa anak buah nya langsung menuju ke kosan al, untuk memastikan hal tersebut.
"Mie nya udah jadi nih, ayo kita makan," al sambil membawa dua mangkuk mie instan.
"Makasih ya udah mau buatin," syakira dengan senang memakan mie itu.
Selesai makan tiba-tiba ada yang membuka pintu tanpa permisi.
"Ooh jadi kalian di sini," ucap zidan yang masuk tiba-tiba.
"Mau ngapain lu di sini," syakira langsung kaget.
Syakira terlihat takut sambil memegang al, al pun bingung dengan kejadian itu, kenapa zidan tiba-tiba datang ke kosan nya.
"Al lu tau siapa cw ini," tanya zidan.
"Maksud nya apa ya," al masih bingung.
"Dia ini anak nya tiger, jadi lu jangan macam-macam," zidan memberi tahu.
"Apa! Anak nya tiger," al sangat terkejut.
"Ada hubungan apa lu sama dia," zidan bertanya kembali.
"Gua gak ada apa-apa, cuma sekedar kenal aja," jawab al.
"Gua yang mau ke sini sendiri, jadi jangan salahin al," sahut syakira.
"Ooh sepertinya kalian ada hubungan ya," zidan mulai curiga.
"Apa urusan lu, terserah gua mau ngapain," Syakira dengan nada keras.
"Saya cuma di tugaskan untuk menjaga kamu nona, jadi jangan terlalu galak," zidan dengan nada lembut sambil tersenyum tipis.
"Biarin gua yang ngurus ini zidan, lu gak perlu kawatir, percaya sama gua." Al mencoba membuat zidan percaya.
"Oke kalo itu memang keinginan kalian berdua, tapi kalo ada apa-apa gua bakal bunuh lu," kecam zidan dengan serius.
"Lu tau gua kan," kata Al.
"Ayo kita cabut sekarang," zidan langsung pergi.
Zidan hanya memastikan jika Syakira tidak kenapa-napa, karena dia yang bertanggung jawab, karena Al bersikeras jadi zidan membiarkan mereka.
"Lu anak nya tiger, kenapa gak bilang dari awal," al memastikan ucapan zidan tadi.
"Soalnya kalo gua bilang, nanti lu gak mau ketemu gua lagi, semua orang takut dengan nama Tiger." Ujarnya yang memberi tahu alasan.
"Lu gak papa kan kalo gua anak nya tiger," Syakira.
"Aman aja, gua gak papa kok," Al seolah memikirkan sesuatu.
Tiba-tiba-tiba al kepikiran jika dia bisa memanfaat kan situasi ini, dia mendapatkan celah baru untuk mendekati Tiger.
"Gua mau bicara sesuatu sama lu," Al terlihat serius.
"Apa emang," Syakira penasaran.
"Lu bener suka sama gua," Al memberanikan diri.
"Kok gitu," Syakira.
"Maksud gua kalo lu emang suka, gua juga suka sebenernya sama lu, kalo lu mau gua bisa bicara sama bokap lu." Al tiba-tiba to the point.
"Lu seriusan," Syakira tidak mengira Al akan mengatakan hal tersebut.
Syakira terlihat senang dan langsung memeluk al, dia tidak percaya al mengatakan hal tersebut, apalagi setelah mengetahui jika ayahnya adalah mafia terbesar di kota.
"Tunggu gua Tiger, gua udah megang kartu truf lu," dalam hati al saat Syakira memeluknya.
Kesempatan yang sangat langka telah menemui al, dia tidak menyangka jika semua ini terjadi dengan sangat cepat dan mudah, seolah dunia berpihak dengan nya.
"Sory ti' kali ini gua beneran ngecewain lu, tapi lu bakal tau nanti, rencana cadangan udah gua siapin." Al tersenyum tipis.
"Tapi lu gak bohong kan al," Syakira memastikan.
"Ngapain gua bohong, lagian lu emang cantik kok," Al mencoba membuat syakira percaya.
"Terus lu kapan mau ketemu bokap gua," Syakira kembali bertanya.
"Ya nanti lah, kita juga baru jadian kan, lu sabar aja dulu." Al sambil melepas pelukan Syakira.
"Gua seneng banget hari ini, tapi lu gak takut sama bokep gua," Syakira masih ragu.
"Kalo gua niatnya serius kenapa harus takut," cetus al dengan yakin.
"Tapi lu jangan kasih tau dulu bokap lu," ujar Al.
"Iya-iya aman kok," balasnya seolah paham.
Setelah itu Syakira pamit untuk pulang, dia tidak bisa terlalu lama, karena supirnya sudah menjemput di depan.