NovelToon NovelToon
Regulus

Regulus

Status: sedang berlangsung
Genre:Action / Barat
Popularitas:623
Nilai: 5
Nama Author: Sugito Koganei

Rojak adalah pemuda culun yang selalu menjadi bulan-bulanan akibat dirinya yang begitu lemah, miskin, dan tidak menarik untuk dipandang. Rojak selalu dipermalukan banyak orang.

Suatu hari, ia menemukan sebuah berlian yang menelan diri ke dalam tubuh Rojak. Karena itu, dirinya menjadi manusia berkepala singa berwarna putih karena sebuah penglihatan di masa lalu. Apa hubungannya dengan Rojak? Saksikan ceritanya.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Sugito Koganei, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Episode 3 - Terlalu menyedihkan (3)

Pada hari Sabtu, Rizal pulang dari pertandingannya yang dilakukan di luar kota. Rizal pulang dengan jet pribadinya. Sesampainya di Bandara, Rizal disambut oleh banyak sekali wartawan yang berbondong-bondong untuk mewawancarai Rizal. Tak lama kemudian, wajah Rizal penuh akan senyuman dikarenakan sosok Angie sang kekasih ada di hadapannya. Rizal dan Angie berpeluk satu sama lain untuk melepas rindu.

"Aku kangen banget sama kamu, tahu! Udah berapa hari sih kamu di sana? Rasanya kayak ada yang kosong gitu, nggak ada yang ngegangguin aku tiap malem. Cepetan kelarin tinjunya, terus pulang, ya? Aku nungguin!" kata Angie yang sangat rindu akan kekasihnya.

“Ah kamu nih. Bisa saja. Eh iya, btw karena kepulangan aku, kamu mau ga?”

“Mau apa?”tanya Angie penasaran.

“Lunch bareng di Restoran bintang lima! Merayakan pertemuan kita kembali! Sudah di-booking sama Papi!”kata Rizal.

“Hah? Seriusan?”tanya Angie.

Rizal mengangguk sambil tersenyum.

Mendengar kabar yang menggembirakan itu, Angie dan Rizal pun kemudian bergegas menuju Restoran yang dimaksud.

Sampailah mereka di Restoran bintang lima yang dimaksud. Rizal dan Angie akan makan siang di restoran mewah yang sudah di-booking oleh keluarga Rizal. Celotehan seru dan momen romantis sangat melekat kepada dua sejoli kaya raya itu. Mereka menikmati malam dengan penuh kebahagiaan, tertawa, dan berbagi cerita tentang perjuangan Rizal selama turnamen. Angie dengan bangga menunjukkan rasa cintanya pada Rizal, mengunggah beberapa momen bahagia mereka di media sosial.

Di tempat lain, di sudut kota yang jauh dari kemewahan, Rojak membantu sang ibu berjualan rujak. Dengan tangan cekatan, ia mengiris buah dan meracik bumbu khas yang sudah terkenal di sekitar lingkungan mereka. Meski lelah, ia tetap tersenyum, menyapa pelanggan yang datang satu per satu. Namun, di sela pekerjaannya, notifikasi dari ponselnya menarik perhatiannya.

“PING!”

“Eh ada apa ini?”

Rojak yang penasaran membuka notif itu. Rojak melihat postingan Angie yang baru saja diunggah di media sosial. Foto-foto Angie dan Rizal tengah menikmati makan malam mewah, dengan caption manis yang menandakan kebahagiaan mereka. Dada Rojak serasa dipukul keras. Ia menelan ludah, menahan perasaan yang sejak lama ia simpan rapat-rapat. Namun, ia tahu dirinya harus sadar diri, jika Angie dan dirinya hanya berteman dekat.

“Bahagia selalu, Angie...”

Menghela napas, Rojak kembali fokus pada pekerjaannya, mencoba mengabaikan perasaan yang berkecamuk di hatinya. Ia tahu hidupnya berbeda dari Rizal dan Angie. Namun, jauh di dalam lubuk hatinya, ada impian besar yang ia simpan, suatu hari nanti, ia akan membuktikan bahwa dirinya juga bisa mencapai hal yang lebih baik.

Pada hari Minggu, Rizal bertemu dengan beberapa teman-temannya di Spark Boys. Ternyata, Rizal adalah ketua dari geng besar di SMA Sinar Pintar itu dan dirinya sangat dihormati.

"Yo wassup ges!" kata Rizal.

"Nah ini nih, jagoan kita!"

"Apa kabar lo?"

"Baik, bro..."

Mereka bertanya bagaimana pertandingan tinju Rizal di Surabaya. Rizal bercerita banyak hal lucu, epik, dan menegangkan di pertandingan di Surabaya. Salah satu temannya kemudian menceritakan anak baru yang cupu bernama Rojak.

"Eh iya, kita kemarin kedatangan anak baru di Sekolah kita." kata salah satu temannya.

Rizal bertanya ada apa dengan anak baru itu.

"Terus kenapa?" tanya Rizal tidak mengerti.

Mendengar itu, Rizal pun murka. Dia akan merencanakan sesuatu pada anak penjual rujak itu.

"Anak baru itu genit banget! Dia berlindung di balik topeng culunnya!”

“Terus?”tanya Rizal.

“Ini, lu harus full lindungin cewek lu. Kemarin gw lihat, dia berduaan dan bahkan akrab banget sama Angie! Kayak nggak tahu diri banget, padahal semua orang udah tahu kalau Angie itu milik ketua geng kita."

Mendengar itu, Rizal pun marah semarah-marahnya.

“BRAK!”

Dia bahkan sampai menggebrak meja.

"Kampret, tuh bocah baru dateng aja udah berani ngincer Angie! Gak sopan banget sih!"

“Nah itu. Lu ga boleh biarin si anak culun itu deketin cewek lu. Sudah miskin, culun, gembel lagi!”kata salah satu temannya yang bernama Dika.

“Gue ga bisa biarin ini. Dia harus mampus karena sudah deketin cewek gw!”kata Rizal.

Dika tertawa kecil.

"Maksud lo, kita kasih pelajaran ke dia?"

"Lebih dari itu." Rizal menyeringai.

"Gue mau dia tahu, ada harga yang harus dibayar kalau berani main-main di wilayah kita."

Teman-temannya mengangguk setuju.

“Nah itu dia! Let’s go saja!”

“Lagi pula ya, kemarin anak culun itu juga duduk se-enaknya di wilayah kita!”

“Nah itu tuh! Adik perempuannya bikin kita bonyok!”

Mereka tahu bahwa jika Rizal sudah murka, itu berarti ada aksi yang akan terjadi. Angie bukan sekadar cewek biasa di SMA Sinar Pintar. Ia bukan hanya cantik dan populer, tapi juga seseorang yang dianggap sebagai bagian dari lingkungan eksklusif mereka.

Rizal mengambil ponselnya dan mulai mencari tahu lebih banyak tentang Rojak. Dengan cepat, ia menemukan akun media sosialnya. Dari sana, ia mendapatkan informasi bahwa Rojak sering pulang lewat gang sempit di belakang sekolah. Itu adalah tempat yang sepi, tempat yang sempurna untuk melakukan sesuatu tanpa banyak saksi.

"Besok kita kasih dia kejutan," kata Rizal, tatapannya dingin.

Dika dan yang lainnya tertawa, sudah membayangkan bagaimana anak baru itu akan ketakutan. Mereka tak sabar melihat ekspresi terkejut dan ketakutan Rojak saat ia sadar telah melangkah ke wilayah yang salah.

Di tempat lain, Rojak sedang melakukan pekerjaan sampingannya sebagai pemulung untuk membantu beban orang tuanya. Rojak melakukan itu ketika hari libur. Di saat anak muda lain menikmati masa mudanya, Rojak harus bekerja keras.

Suatu hari, ketika Rojak sedang asyik memulung sampah, ia tidak sengaja bertemu dengan kedua temannya di sekolah. Mereka adalah Doni dan Roni, dua anak laki-laki yang terkenal nakal dan suka membuat masalah. Mereka juga merupakan anggota dari sebuah geng motor yang bernama Spark Boys.

"Lihat siapa yang kita temui." kata Doni dengan nada mengejek.

"Ternyata si cupu toh. Lagi mulung dia, hahaha."

"Iya, ini." timpal Roni.

"Jangan-jangan sampah yang dia pungut itu buat makan dia sendiri."

Rojak hanya diam dan tidak membalas ejekan mereka. Ia sudah terbiasa dengan perlakuan seperti itu. Ia tahu bahwa Doni dan Roni hanya iri padanya karena ia lebih rajin dan pintar dari mereka.

"Kenapa diam saja?" tanya Doni.

"Apa lo malu karena ketahuan jadi pemulung?"

Rojak menggelengkan kepalanya.

"Engga tuh. Gw  bodo amat dan gw ga malu." jawabnya dengan tenang.

"Gw justru bangga karena bisa membantu nyokap dan bokap gue."

"Alah, alasan saja lo." kata Roni.

"Pasti kamu malu kan?"

Doni dan Roni terus mengejek Rojak dan mencoba untuk merampas barang-barang bekas yang sudah ia kumpulkan. Rojak berusaha untuk mempertahankan barang-barangnya, namun ia kalah kuat dari Doni dan Roni. Akhirnya, barang-barang bekas yang sudah ia kumpulkan itu tumpah ke tanah.

Doni dan Roni tertawa puas melihat Rojak yang sedih dan marah.

“Ambil sampah yang banyak ya, pemulung...”

Mereka kemudian pergi meninggalkan Rojak tanpa rasa bersalah.

Rojak memungut kembali barang-barang bekasnya yang sudah berserakan. Ia merasa sangat sedih dan kecewa. Ia tidak mengerti mengapa ada orang yang tega berbuat jahat padanya.

Ketika Rojak sedang merenung, tiba-tiba datanglah seorang wanita yang menghampirinya. Wanita itu berpakaian gotik dengan perawakan yang agak jutek. Rojak tidak mengenal wanita itu, namun ia merasa tertarik dengan penampilannya yang unik.

"Halo... Kamu ga apa-apa?" tanya wanita itu dengan suara yang lembut.

Rojak mengangguk lemah.

"A-aku... Aku ga apa-apa," jawabnya.

"Kenapa kamu sedih begitu?" tanya wanita itu lagi.

Rojak menceritakan kejadian yang baru saja ia alami. Wanita itu mendengarkan dengan seksama dan tidak menyela.

Rojak terkejut mendengar perkataan wanita itu. Ia tidak menyangka ada orang yang peduli padanya.

"Siapa kamu?" tanya Rojak.

“Lo ga perlu tahu siapa gw. Gue akan bantu lo.”

Wanita itu kemudian membantu Rojak memungut sampah-sampah yang berserakan. Rojak merasa sangat senang dan berterima kasih kepada wanita itu.

Setelah selesai memungut sampah, wanita itu berkata.

"Aku harus pergi sekarang. Sampai jumpa lagi."

"Terima kasih sudah bantuin gue," kata Rojak.

Wanita itu hanya tersenyum dan kemudian pergi. Rojak memandangi wanita itu yang berjalan menjauh dengan perasaan kagum. Ia tidak tahu siapa wanita itu, namun ia merasa sangat berhutang budi padanya.

Rojak kemudian pergi ke tempat Juragan untuk menyetorkan sampah-sampah yang sudah ia kumpulkan. Juragan adalah seorang pengusaha barang bekas yang kaya raya. Ia selalu membeli barang-barang bekas dari para pemulung dengan harga yang pantas.

Hari itu, Rojak mendapatkan uang yang banyak dari Juragan karena sampah yang ia kumpulkan sangat banyak. Rojak sangat senang karena ia bisa membawa pulang uang yang banyak untuk keluarganya.

Bersambung

1
Rizky Muhammad
Cerita ini bagus banget, aku sangat penasaran dengan kelanjutannya.
PsychoJuno
Bikin baper. 😢❤️
kath_30
Ceritanya keren, jangan sampai berhenti di sini ya thor!
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!