NovelToon NovelToon
Pendekar Bangau Emas

Pendekar Bangau Emas

Status: sedang berlangsung
Genre:Fantasi Timur / Balas Dendam / Identitas Tersembunyi / Epik Petualangan / Harem / Ahli Bela Diri Kuno
Popularitas:4.1k
Nilai: 5
Nama Author: Violetta Slyterin

Tang Xiao Tian seorang pemuda berasal dari Desa di puncak gunung Huang yang memiliki keinginan untuk melakukan tugas penting bagi seluruh dunia persilatan dari ketiga orang guru yang membesarkannya selain itu Ia juga ingin mencari tahu identitasnya yang selama 20 tahun di rahasiakan oleh para gurunya. Selamat datang dan membaca novel pertama ku di sini.. Follow, like, rate 5,komentar positif dan share ya😘terimakasih

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Violetta Slyterin, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Kembali Merantau..

Beberapa hari kemudian Xiao Tian berlutut di depan pintu ruang bertapa Guru keduanya untuk meminta izin dari gurunya itu untuk kembali merantau setelah ia berusia 15 tahun dan menguasai sejumlah ilmu- ilmu silat tinggi yang ia pelajari dari para gurunya di puncak gunung Huang.

"Xiao Tian, sebelum kau pergi lagi dari sini. Aku ingin kau melakukan satu hal yang paling penting untuk adik seperguruanmu." kata Lao Dai nada memerintah pada Xiao Tian yang masih berlutut di depan pintu ruangan pribadinya.

"Apa satu hal apa itu, Guru?"tanya Xiao Tian sopan.

" Aku ingin kau dan Ching Er mengikat pertunangan terlebih dahulu sebelum kau dan gadis itu melakukan perjalanan bersama ke dunia persilatan."jawab Lao Dai yang selalu ingat pesan dari mendiang kakak pertamanya sebelum Lao Guang meninggal dunia di hari setelah Xiao Tian meninggalkan puncak gunung Huang untuk pertama kalinya ke gunung Wu.

"Guru, apa itu pertunangan?Apakah sejenis makanan yang harus aku beli di pasar bawah gunung ini untuk Guru?" tanya Xiao Tian bingung.

"Eh, bukan. Pertunangan itu adalah ikatan resmi dari kedua belah pihak antara kau dan Ching Er melalui restu dari kami sebagai wali orangtua kalian berdua dan kau harus melakukannya untuk membalas budi terhadap kami yang sudah membesarkanmu dan mendidikmu seperti sekarang ini." jawab Lao Dai di dalam ruangan pribadinya kepada muridnya.

"Guru, apa tak ada cara lain untuk membalas budiku terhadap kalian semua? Aku tak bisa bertunangan dengan adik seperguruanku sendiri yang sudah ku anggap sebagai adik kandungku sendiri." kata Xiao Tian yang entah mengapa dirinya tak suka diatur perjodohannya oleh siapapun di dunia ini terlebih lagi ia tak tahu apa-apa mengenai hubungannya dengan Ching Er karena sejak dulu ia cuma menganggapnya sebagai adik dan teman masa kecilnya saja.

"Tak ada, dan kau tak perlu tahu. Kau hanya perlu mematuhi perintah kami sebagai gurumu." kata Lao Dai tegas kepada Xiao Tian karena dia mempunyai harapan besar untuk cucu keponakannya di masa depan setelah ia mengetahui bahwa Xiao Tian murid pertamanya itu menjadi Ketua Sekte Wu Tang yang terkenal di seluruh dunia persilatan.

"Guru, murid minta maaf untuk membantah perintah dari Anda. Murid, akan mematuhi perintah yang lain saja yaitu membunuh musuh Guru Pertama." kata Xiao Tian tetap teguh pada pendiriannya.

"Eh, berani sekali kau menentang perintah dari Guru Lao Guang untuk menjaga hati Ching Er." kata Lao Dai mencari cara untuk Xiao Tian tak membantahnya lagi.

"Guru, menjaga hati bukan berarti tidak menuntut hal lain apalagi Ching Er berhak untuk menentukan masa depannya sendiri bukan diatur-atur seperti itu tanpa kalian menghormati perasaannya sendiri." kata Xiao Tian dengan logikanya sendiri menolak untuk masa depannya juga di atur seperti itu oleh gurunya sendiri karena dia ingin memiliki hidup dan masa depannya sendiri.

"Tapi, Xiao Tian.. " Lao Dai sudah ingin berdebat lagi dengan muridnya namun ia melihat Ching Er di salah satu sisi ruang pribadinya sedang melirik ke arahnya dengan lirikan mata sedih sehingga ia membatalkan niatnya untuk melanjutkan perdebatan mengenai hal perjodohan cucu keponakannya dengan muridnya.

"Baiklah, urusan itu kita lanjutkan nanti saja setelah kau kembali dari perantauanmu, dan sekarang kau boleh berkemas lalu silakan kau mau pergi kapan saja dari sini." Lao Dai akhirnya tak ada keinginan lagi untuk memaksa muridnya yang keras kepala itu.

Xiao Tian melompat bangkit berdiri lalu berlari ke arah rumah pribadinya.Ia mulai mengeluarkan semua pakaiannya dari lemari pakaian juga mengeluarkan sejumlah topi jerami, sepasang sepatu kulit yang di letakkan di sekitar kamarnya lalu membungkusnya dengan buntalan bepergian.

Setelah itu, Xiao Tian berpamitan dengan Qizai dan Jin Hu di halaman depan rumah sebelum melompat ke punggung kuda hitamnya dan ketika ia hendak meraih tali kekang di leher kudanya. Ia menoleh ke arah kanannya dan menemukan Ching Er berdiri di dekat pintu dapur sambil membawa semangkuk sup buah plum kesukaannya.

"Kak Tian, apa kau lupa kalau aku juga akan ikut pergi merantau bersamamu?" ucap Ching Er menghampiri kudanya. Ia melompat turun ke tanah dan mengambil sendok dan menikmati sup buah plum kesukaannya dengan senyuman bahagia.

"Tidak, aku tidak lupa, aku sedang menunggumu di sini." jawab Xiao Tian terkekeh sambil meneruskan makannya lalu membawa mangkuk ke dapur.

"Uhh,dasar... " gerutu Ching Er yang mengambil tas bepergian dari tanah."Aku tak punya kuda segagah kudamu."Gadis itu membelai punggung kuda hitam Xiao Tian dengan rasa iri.

"Besok di pasar bawah gunung Huang kita bisa beli kuda gagah untukmu. Ayo, kita berangkat." kata Xiao Tian mengajaknya naik ke punggung kuda hitamnya lalu memacu kuda hitamnya secepat angin kencang sehingga menembus malam yang berkabut di awal musim semi.

Sesuai dengan janjinya. Ia membelikan seekor kuda gagah warna putih yang diberikan nama Naga Putih untuk Ching Er sebagai hadiah tahun baru imlek adik seperguruannya yang manis itu.

Mereka berbalap kuda dengan riang gembira menuju ke utara. Kota pertama yang di kunjungi Xiao Tian dan Ching Er adalah Kota Huang Pusat. Ia ingin sekali mengunjungi rumah kediaman keluarga Wu untuk bertemu dengan sahabat rahasianya. Tetapi ia terkejut karena rumah itu kosong.

"Rumah siapa ini, Kak Tian? Kenapa seperti rumah tak layak untuk dihuni manusia hidup?"Ching Er di belakang punggungnya mengikutinya masuk ke dalam rumah itu dengan bebas.

"Terakhir kali aku mengunjungi rumah ini sangatlah bersih dan terang juga banyak penghuninya." kata Xiao Tian mengerutkan keningnya. Ia memikirkan Li Er sehingga ia mencari- cari gadis kecil itu ke seluruh rumah sampai ia menemukan kamar tidur terletak di timur laut rumah itu.

"Pasangan sepatu sulaman bunga sakura miliknya kutemukan di sini tetapi ia tak seperti tak pernah ada atau tinggal disini." Xiao Tian menggenggam sepatu kecil warna merah dengan erat.

"Hmm, sepatu itu mirip kepunyaan seorang anak perempuan." batin Ching Er. Ia semakin tak suka dan ingin sekali menyingkirkan seseorang yang selalu ada dipikiran kakak seperguruannya meskipun ia tak tahu siapa orang itu.Maka, ia merebut sepatu itu dan membuangnya ke kolam ikan yang sudah kotor dan berlumut.

"Hei.. Apa- apaan kau ini, Ching Er?" tegur Xiao Tian kepada Ching Er, lalu melompat ke kolam ikan itu dan mengambil kembali sepatu kecil dan mengeringkan sepatu kecil itu dengan ilmu tenaga dalam inti api di telapak tangannya.

"Kak Tian, kenapa kau marah padaku hanya karena sepatu kecil kotor itu yang tentu saja tak cocok untuk kamu pakai?" tanya Ching Er di sepanjang jalan telah di acuhkan oleh Xiao Tian.

"Bukan urusanmu. Kau diam saja jika kamu mau ikut merantau bersamaku." kata Xiao Tian nada ketus.

Ching Er langsung menutup mulutnya dengan rapat. Ia hanya bisa memaki orang itu dalam hatinya sendiri di sepanjang jalan sampai ke sebuah kota kecil yang cukup padat penduduknya dan menarik perhatiannya sehingga ia melompat turun dari kudanya dan jalan dengan santai di samping Xiao Tian yang menuntun kuda hitam dengan sikap gagah perkasa menuju ke dalam kota yang bernama' Kota kecil Kenari Huang Utara'.

Bersambung!!

1
Bryan Kennedy
Come on, dear friend, continue your work
Wendy Xu
mantap
Ismaeni
cerita awal yang cukup menarik. ..bahasa nya enak tidak berat. semangat update-nya yaa thor
Almah Suseno: bro..kunjungi juga novel ku ya!judulnya "Aku ingin menggapai mentari" di jamin inget waktu sekolah
total 1 replies
Bryan Kennedy
Cher ami, allez, j'ai hâte de lire votre roman, j'adore les histoires classiques
Bryan Kennedy
L'esprit Nami, L'histoire de ce roman est agréable à lire de nombreuses fois car j'ai l'impression d'entrer dans l'histoire.
anggita
iklan, like☝👍.. moga lancar novel barunya.
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!