NovelToon NovelToon
Pendekar Bangau Emas

Pendekar Bangau Emas

Status: sedang berlangsung
Genre:Fantasi Timur / Balas Dendam / Identitas Tersembunyi / Epik Petualangan / Harem / Ahli Bela Diri Kuno
Popularitas:2.1k
Nilai: 5
Nama Author: Violetta Slyterin

Tang Xiao Tian seorang pemuda berasal dari Desa di puncak gunung Huang yang memiliki keinginan untuk melakukan tugas penting bagi seluruh dunia persilatan dari ketiga orang guru yang membesarkannya selain itu Ia juga ingin mencari tahu identitasnya yang selama 20 tahun di rahasiakan oleh para gurunya. Selamat datang dan membaca novel pertama ku di sini.. Follow, like, rate 5,komentar positif dan share ya😘terimakasih

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Violetta Slyterin, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Tiba Di Puncak Gunung Wu Tang.

Pada tengah malam yang sepi, dingin dan tertutup awan- awan putih yang nyaris tidak dapat terlihat oleh sepasang mata telah terdengar suara roda- roda kereta kuda yang di kawal oleh sejumlah kuda - kuda besar dan gagah berbelok ke arah timur. Dimana ada sebuah pintu melengkung yang terdapat tulisan yang tertera pada batu prasasti di tepi jalan ke hutan yang rimbun.

"Puncak Gunung Wu Tang." suara halus dan riang dari dalam kereta kuda yang di dalamnya terdapat tiga orang anak kecil dan dua orang remaja sedang asyik menikmati camilan berupa buah sanca merah.

"Buah sanca merah ini sudah tak terasa asam lagi." Zhang Wan Yi anak laki-laki usia sebelas tahun yang duduk di dekat gadis kecil lincah itu terlihat menyukai buah sanca merah di telapak tangannya sendiri." Adik Lan, bagaimana caramu untuk menghilangkan rasa asam pada buah sanca merah ini dan menjadikannya sebagai makanan yang enak untuk menganjal perut yang lapar di tengah jalan?", ia menoleh ke Xiao Lan di sisi kanannya.

"Aku hanya mengeluarkan biji- bijinya usai buahnya di bersihkan dan dijemur lalu aku masak dengan air gula hingga larut dan melekat pada buahnya." jawab Xiao Lan gadis kecil manis ini menawarkan makanan ringannya kepada Wang Yan dan Nona Yi Hui setelah beberapa butir buah sanca merah di habiskan oleh kakaknya.

"Terimakasih untuk buah lezat ini, adik manis." Wang Yan menerima buah sanca merah itu dengan ramah.

Sedangkan Nona Yi Hui menolaknya dengan tatapan mata menegur gadis kecil itu yang seakan-akan telah menularkan pengaruh yang buruk terhadap saudara- saudara seperguruannya.Sikap gadis remaja ini telah membuat Xiao Lan merasa tidak nyaman berada di satu tempat bersama-sama dengan murid dari sekte Wu Tang yang satu ini.

Xiao Tian yang tertidur pulas dengan bersandar pada dinding kereta kuda sama sekali tidak terganggu oleh suara- suara di dekatnya.Xiao Lan melepaskan jubah luar lalu menyelimuti Xiao Tian sebelum gadis kecil ini mengintip ke luar melalui jendela.

"Sepertinya di atas batu paling besar terdapat gua di apit jalan aliran sungai itu aku melihat ada seseorang yang sedang bertapa." batin Xiao Lan.

"Kita akan melewati pintu utama ke puncak Gunung Wu Tang setelah itu kita sebaiknya beristirahat dulu baru besok pagi kita melanjutkan perjalanan ke sekte Wu Tang yang sudah terlihat dari sini." kata Pendekar Besar Chi yang menunggangi kuda terdekat dengan kereta kuda kepada para saudaranya.

"Istirahat dimana yang paling nyaman untuk kita tidur terutama untuk anak-anak yang tentunya telah lelah sekali?" tanya Pendekar Besar Ren Yu Thing duduk di bagian kusir kereta kuda karena pria gagah perkasa inilah yang mengendalikan jalannya kuda- kuda yang menarik kereta kuda.

"Rumahku saja yang terdekat dari sekte Wu Tang dan kuil Tao tempat tinggal guru besar kita."jawab Wang Yan yang kepalanya muncul dari jendela kereta kuda di sisi lainnya sambil mengamati jalan.

"Boleh juga tetapi kita harus minta izin dari nenekmu dahulu sebelum kita menginap di rumahmu,Nak." kata Pendekar Besar Zhang Bin Bin begitu bijaksana dalam segala urusan apapun juga.

"Nenekku?" tanya Wang Yan bingung sejenak."Paman Zhang, nenekku sudah meninggal dunia pada tahun lalu sebelum aku dan Yi Hui turun dari gunung Wu Tang untuk menjalankan tugas dari Kakek Guru.", kini sinar mata pemuda remaja ini tampak sendu setelah ia membahas tentang neneknya.

"Oh, maaf, Nak." Pendekar Besar Zhang Bin Bin pun di kuda warna hitam menghela napas dalam-dalam.

"Sudahlah, jangan kita membahas soal itu lagi untuk kita semua bisa melangkah maju dan anak itu tidak merasa sedih terus menerus." ucap Pendekar Besar Liu Hao menoleh sekilas kepada Wang Yan menutup jendela kereta kuda."Kita langsung saja ke losmen di dekat balai pengobatan tradisional yang terletak di sisi barat kuil Tao karena disana ada ruang khusus untuk tamu."

Kuda yang ditunggangi oleh pria itu berbelok lagi ke arah sebuah jalan lebar yang di dua sisi terdapat ada banyak tumbuhan obat. Lalu kudanya berhenti di tepi jalan setapak dan diikuti oleh kuda- kuda lainnya lalu yang terakhir adalah kereta kuda. Pendekar Besar Chi Kong yang lebih dulu meloncat turun dari kudanya. Ia membuka pintu kereta kuda dan berkata."Anak-anak ayo turun dari kereta kuda dan ikuti kami ke losmen di sana."

Tangan Pendekar Besar Zhang Bin Bin menjaga pintu kereta kuda untuk anak-anak itu satu- persatu turun dari kereta kuda, dan Xiao Tian yang terakhir turun. Ia menggeleng kepala sambil menarik napas panjang.

"Eh, apa kau masih bisa jalan dengan sepasang mata masih mengantuk berat seperti itu?" tanya pria yang selalu bersikap ramah dan sabar kepada Xiao Tian.

Xiao Tian mengucek- ucek sepasang matanya. Anak itu menguap lebar- lebar sambil berusaha untuk ia bisa berdiri tegak meskipun badannya agak gonta ke sisi Pendekar Besar Zhang Bin Bin yang telah cepat menarik tangannya ke belakang untuk mengajaknya naik ke punggung pria itu.

"Naiklah ke punggungku." kata pria itu ramah kepada Xiao Tian.

"Tidak, aku merasa tak enak hati kepada putramu. Ia lebih membutuhkan gendonganmu daripada aku." Ia menolak halus seraya berlari lebih cepat ke losmen.

"Ehhh, bocah itu benar-benar tahan banting meskipun sepasang matanya susah dibuka dan tubuhnya lelah. Ahh, aku menjadi penasaran dengan ketiga gurunya di gunung Huang seperti apa mereka itu." kata pria ini dengan suara pelan lalu berjalan di samping Zhang Wan Yi yang dirangkul lengannya agar anak itu dapat berjalan dengan aman.

Xiao Lan menggandeng tangan Xiao Tian menuju ke losmen yang telah terlihat oleh mereka."Hati- hatilah disini ada banyak tamu undangan yang telah datang ke Wu Tang Pai." bisik gadis kecil itu di telinga Xiao Tian.

"Aku tahu." Xiao Tian menjawabnya melalui lirikan ke arahnya.

Pendekar Besar Chi Kong telah menjura hormat pada sosok laki-laki memakai pakaian lambang sekte Kun Lun Pai yang duduk bersama sejumlah pria di kursi di sisi dalam restoran di losmen itu."Selamat pagi untuk Pendekar Besar Jiang Gong Yoo dari sekte Kun Lun Pai."sapanya dengan senyum ramah kepada tamu itu.

"Iya, selamat pagi juga untukmu Pendekar Besar Chi Kong dan Pendekar Besar Sekte Wu Tang lainnya.Aku dan saudara- saudara seperguruanku baru saja tiba di puncak Gunung Wu Tang." kata Pendekar Besar Jiang Gong Yoo mengepalkan kedua tangannya di depan dada untuk membalas sapaan Pendekar Besar Chi Kong dan murid- murid dari sekte Wu Tang yang berdiri di belakang dengan senyum ramah dan sopan.

Bersambung!!

1
Wendy Xu
mantap
Ismaeni
cerita awal yang cukup menarik. ..bahasa nya enak tidak berat. semangat update-nya yaa thor
Bryan Kennedy
Cher ami, allez, j'ai hâte de lire votre roman, j'adore les histoires classiques
Bryan Kennedy
L'esprit Nami, L'histoire de ce roman est agréable à lire de nombreuses fois car j'ai l'impression d'entrer dans l'histoire.
anggita
iklan, like☝👍.. moga lancar novel barunya.
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!