Sebagai Putri Tunggal Kaya Raya,Amarta yang berusia 30 tahun terus mendapat petuah dari kedua orang tuanya untuk menikah.
Kegagalan terdahulunya dengan tunangannya yang menghamili sahabatnya,membuat Amarta sulit untuk percaya lagi dengan laki-laki.
Namun pertemuannya beberapa kali dengan lelaki berparas tampan yang bekerja sebagai pelayan disebuah restoran,membuat Amarta memiliki sebuah ide gila.
Amarta terang-terangan mengajak lelaki yang bernama Adrian untuk melakukan nikah kontrak dan menjanjikan uang senilai 10 Milyar.
Namun seiring berjalannya waktu,pernikahan kontrak mereka diuji dengan kehadiran mantan dari Adrian yang masih sangat mencintainya dan melakukan segala cara untuk membuat Adrian kembali.
Sampai suatu ketika Amarta menceritakan semuanya pada Agatha(mantan kekasih Adrian)bahwa pernikahannya dengan Adrian hanyalah pernikahan kontrak.
Bagaimana Adrian menghadapi semuanya saat perasaannya lebih memilih Amarta,Apakah dia akan menyerah?
Ikutin kisahnya disini ya!!
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Wiwit Kurniasih, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
KNT-33
Sepanjang meeting berlangsung,Amarta lebih banyak diam,untung Rania bisa menghandle semuanya sampai acara meeting selesai.
Mereka kembali kehotel dengan Amarta yang masih saja terlihat murung.Rania mengajaknya kepantai untuk menikmati langit sore yang begitu indah.
Amarta dan Rania menikmati sunset yang begitu indah,gerombolan Adrian dan teman-temannya juga berada tak jauh dari tempat Amarta dan Rania duduk.
Amarta dapat melihat bagaimana Adrian berusaha untuk menjauh dari Agatha,padahal mereka sedang melakukan sandiwara yang Amarta sudah ketahui.
Saat Amarta memilih menatap langit sore yang indah,Andrian tiba-tiba dateng menyapanya.
"Amarta,Ibumu menelponku,katanya ponselmu tidak bisa dihubungi",ucap Adrian sambil menyerahkan ponselnya,tak berapa lama Ibunya menelpon kembali dan Amarta segera mengangkatnya.
"Halo Ma....,ada apa?",tanya Amarta pada Ibunya yang terdengar kurang sehat.
"Amarta...,cepat pulang nak,Mama kurang enak badan,Ayahmu lagi perjalanan dinas berangkat tadi pagi,Mama pengen kamu yang nganterin ke Dokter...".
Amarta yang tadinya ingin pulang besok pagi,mendadak harus pulang malam ini juga."Yaudah Ma,Amarta segera pulang".
Setelah sambungan telpon selesai,Amarta menyerahkan ponsel milik Adrian begitu saja tanpa sepatah katapun yang terucap.Padahal Adrian berusaha menanyakan apa yang Ibunya Amarta katakan sampai membuat Amarta panik.
"Dia kenapa jadi kayak gini lagi",gumam Adrian bingung dengan sikap Amarta.
Sambil terus berjalan kekamar hotelnya,Amarta memesan tiket pesawat untuknya dan Rania.Mereka bergegas membereskan semuanya dan tidak ada yang tertinggal.
Amarta dan Rania yang membawa koper masing-masing,bertemu dengan Daniel yang baru saja keluar dari lift.
"Kenapa kalian membawa koper?kerjasama kita belum jelas,ini udah mau balik kejakarta aja,ada apa ini?",tanya Daniel cemas.
"Pak Daniel,saya harus pulang segera,Ibu saya sakit,saya janji setelah semuanya beres dan saya mempertimbangkan kerjasama yang Bapak tawarkan,saya nanti akan kesini untuk menandatangani kerjasama ini,tapi sekarang saya harus pulang,saya takut Ibu saya kenapa-kenapa".
Dengan kepanikan disetiap apa yang Amarta ucapkan,membuat Daniel menawarkan diri untuk mengantar Amarta dan Rania kebandara.
Mereka dengan senang hati menerima tawaran dari Daniel yang dilakukan diwaktu yang tepat.
Sepanjang perjalanan kebandara,tidak ada pembicaraan mereka selain masalah kerjasama itu.Amarta terlihat dengan jelas kekawatiran pada Ibunya.
***
Jam 12 malam Amarta sampai dirumah Ibunya dengan selamat,dan Rania juga turut ikut bersamanya.
Ibunya yang belum tidur langsung menyapa anaknya dan membawanya kekamar.
"Ada apa Ma...,kenapa Mama terlihat gelisah seperti ini?",tanya Amarta kawatir.
"Maafkan Mama nak...,Mama terpaksa berbohong dan melakukan ini karena Mama sudah nggak tahan untuk memendamnya seorang diri,sekarang tolong jelaskan sama Mama,pernikahan macam apa yang kamu dan Adrian lakukan?Mama sudah tau kalau kalian tidur terpisah selama ini,bahkan Mama juga tau kalau Adrian liburan dengan teman wanitanya saat ini,tolong jelaskan sama Mama nak..,apa yang kalian sembunyikan dari Mama....".tanyanya dengan wajah gelisah dan cemas.
Amarta tak bisa menahan keterkejutannya saat Ibunya menanyakan apa yang selama ini Ia sembunyikan.Amarta bingung harus bagaimana menjawabnya,disaat semuanya terasa memojokkan dirinya.
Namun kebenaran harus segera terungkap agar beban yang dirasa berat segera menghilang.
Amarta bersimpuh dikaki Ibunya dengan air mata yang mulai mengalir."Maafkan Amarta Ma...,Amarta terpaksa melakukan ini karena Amarta ingin kalian tidak kawatir tentang bagaimana kehidupan Amarta setelah gagal tunangan,Amarta tau ini cara yang salah,namun saat itu Amarta juga kacau Ma...,Amarta kesal,marah,kecewa,bingung ,ditambah Mama yang selalu tanya kapan Amarta menikah,Amarta awalnya berharap semuanya berjalan sesuai rencana,namun ternyata sulit Ma..,karena dari awal pernikahan kontrak ini udah salah,sekarang Amarta juga harus terima kalau ternyata Adrian juga nggak sebaik itu,Maafkan Amarta Ma...,Amarta saat ini juga bingung,bingung apakah harus lanjut atau membatalkan pernikahan ini,tapi Amarta nggak mau kalau sampai Mama malu karena perbuatan Amarta yang terlalu berpikir pendek saat itu,Ma....,Tolong maafin Amarta Ma...,ini juga menyakitkan untuk Amarta".
Ibu Ambar tak kuasa melihat kesedihan anaknya,Ia memeluknya dengan penuh kasih sayang,Ia merasa ikut andil dengan apa yang anaknya lakukan.
Setelah merasa sedikit tenang,Ibu Ambar menanyakan apa yang ingin anaknya lakukan.
"Terus bagaimana keinginanmu saat ini nak....,Mama serahkan semuanya sama kamu,kamu yang lebih tau apa yang kamu inginkan,karena bagaimanapun,Mama minta maaf juga karena telah membuat kamu melakukan ini,bagi Mama saat ini,yang penting kamu bahagia".
Amarta terdiam,pikirannya terasa buntu dan tak bisa berpikir.Ibu Ambar yang melihat anaknya diam langsung meminta anaknya untuk beristirahat.
"Nak...,jangan sampai Papa tau masalah ini,coba kamu diskusikan dulu dengan Adrian bagaimana baiknya,walaupun kalian menikah kontrak,tapi kalian tetap sah menikah,Mama akan menunggu sampai kalian memutuskan apa yang menjadi keputusan bersama,setelah itu Mama akan ikut andil bagaimana baiknya".
Amarta masuk kekamarnya dengan perasaan yang tak bisa diutarakan,semuanya terasa membingungkan.
Amarta yang baru memejamkan matanya sejenak,mendapati ponselnya berbunyi,ternyata Adrian yang melakukan panggilan video,Amarta mengangkatnya dan betapa kagetnya saat melihat Adrian tengah bertelanjang dada dengan Agatha disampingnya.
Amarta melempar ponselnya begitu saja,Ia jijik dengan Adrian yang ternyata seliar itu.
"Aku harus segera ambil keputusan jika tak ingin terus dalam lingkaran kehidupan yang tak jelas ini,karena bagaimanapun aku yang memulai semuanya",gumam Amarta yang kemudian terlelap tidur setelah melewati hari yang begitu melelahkan.
***
Pagi-pagi sekali Amarta telah bangun dari tidurnya,Ia mencari ponselnya dan mendapati sebuah pesan suara dari Aurora yang begitu manis.
"Selamat Pagi Tante...,kata Daddy,Tante udah dijakarta ya...,Yah....,Aurora nggak ada temen main lagi dong ".
Namun pesan lainnya membuat Amarta terdiam.
"Aku udah tidur sama Adrian,jadi lepaskan dia atau kontrak nikah kalian akan terdengar sepenjuru negri".
Amarta tau siapa pengirimnya,Ia tak berniat untuk membalasnya,namun yang Amarta lakukan justru langsung menghubungi Adrian saat itu juga.
"Adrian.....,Mari kita selesaikan masalah kita,sepertinya aku sudah lelah harus berpura-pura tidak tau apa yang kamu lakukan dan yang kamu rencanakan diluar sana,karena rasanya aku muak dengan sikapmu yang terlihat polos itu,teryata kamu sama dengan lelaki bajingan diluar sana,aku tunggu siang ini diPerusahaan,harus dateng jika tak ingin aku melakukan hal buruk dengan kehidupanmu kelak".
Adrian terdiam,namun pikirannya langsung berkecamuk tentang banyak hal.
"Baiklah Amarta,aku akan datang dan kita selesaikan semuanya".ucap Adrian pada akhirnya,walaupun Ia bingung masalah mana yang ingin diselesaikan.
dan untuk si Fani dan ayahnya semoga segera mendapatkan karma
lanjut thor