NovelToon NovelToon
GUS NACKAL VS SANTRI BARBAR

GUS NACKAL VS SANTRI BARBAR

Status: tamat
Genre:Tamat / nikahmuda / Diam-Diam Cinta / Cinta pada Pandangan Pertama / Cinta Seiring Waktu
Popularitas:862.9k
Nilai: 4.6
Nama Author: Khof

Novel ini menceritakan kisah seorang Naila Shababa, santri di pondok pesantren Darunnajah yang di cap sebagai santri bar-bar karena selalu membuat ulah.

Namun, siapa sangka nyatanya Gus An, putra dari pemilik pesantren justru diam-diam menyukai tingkah Naila yang aneh-aneh.

Simak selalu di novel yang berjudul “GUS NACKAL VS SANTRI BARBAR.” Happy reading🥰🥰...

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Khof, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Bab 33

Naila menagis sesenggukan di sebuah tempat favoritnya. Yaitu di dekat jemuran, tempat yang hening akan tetapi selalu membawa ketenangan baginya meskipun tempatnya banyak di penuhi sampah yang berserakan.

“Ya Allah jangan berikan ujian yang terlalu berat kepadaku, Aku tidak kuat menghadapinya. Tidak ada satupun orang yang percaya padaku lagi. Sahabatku sendiri, Laras dan juga Rara saja tidak percaya, apalagi orang lain. Aku kecewa sama mereka...” Naila bergeming sendiri. Tak henti-hentinya Dia mengeluh kepada sang kuasa. Mungkin ini ujian bagi orang yang mau berubah menjadi baik. Karena semakin tinggi pohon kelapa semakin kencang pula angin menerpanya.

“Saya percaya kamu tidak melakukan hal itu.” Ucap seseorang dari balik punggung Naila. Suara yang amat di kenal dan selalu muncul di hadapannya. Naila menoleh ke arah sumber suara. Dia reflek mendekat dan memegang tangan laki-laki itu.

“Gus, tolong bantu selesaikan masalah ini. Saya berani bersumpah tidak melakukan tindakan keji seperti itu.” Ucapnya sambil air matanya terus mengalir.

“Tanpa kamu minta, saya akan menyelesaikannya dengan segera. Tapi tolong, lepaskan tangan yang tidak halal kamu pegang.” Naila langsung menarik tangannya agar tidak bersentuhan dengan tangan Gus An. Entah sudah yang ke berapa kali Dia tanpa sengaja memegang tangan beliau.

“Bagiamanapun keadaan kamu, saya akan selalu ada Naila...”

“Cukup Gus, jangan seperti itu. Aku tidak suka dengan yang beginian.” Naila pergi begitu saja meninggalkan Gus An. Sejenak Dia melupakan kejadian yang barusaja menimpanya.

“Roghibtu Fiiki Naila...” teriak Gus An sebelum Naila sempurna meninggalkannya.

...****************...

Di sebuah ruangan kantor pesantren, Gus An sedang membicarakan kasus pencurian bersama para senior dan pengurus pesantren. Bagaimana bisa Naila di tuduh sebagai pelakunya. Mereka semua menjelaskan secara runtut mulai dari awal kejadian banyak santri yang lapor kehilangan sampai proses penggeledahan. Gus An menggelengkan kepala tidak habis pikir dengan fitnah yang di lontarkan kepada Naila. Ini terlalu berlebihan, siapapun itu Dia telah melakukan pelanggaran yang sangat berat. Dimana sebuah maqolah mengatakan bahwa fitnah lebih kejam daripada pembunuhan. Mereka yang sudah memfitnah Naila berarti sama saja dengan melakukan pembunuhan.

Setelah berbicara panjang lebar menceritakan sifat asli Naila, Gus An mengatakan, kasus ini harus di selidiki lebih lanjut. Seluruh pengurus mengangguk setuju. Mereka sangat merasa bersalah karena tidak menyelesaikan tugas dengan baik.

“Panggil Naila kesini...” perintah Gus An kepada salah satu senior.

Akibat kelelahan menangis, akhirnya Naila terlelap di kamar. Dia tidak perduli betapa banyaknya hujatan yang berisik di telinganya. Apalagi teman-teman sekamarnya itu sangat hobi ghibah. Yang penting Dia tidak bersalah. Mbak Santi masuk ke kamar Naila, mencari anak itu. Sulit untuk di bangunkan. Biasanya Laras akan ikut serta membantu membangunkan Naila, namun untuk kali ini tidak. Melihat wajah Naila saja tidak. Dia menjauh dari tempat tidur Naila.

“Naila, ayo ke kantor sekarang.” Bisik Mbak Santi tepat di telinga Naila. Ucapannya sangat lembut, Mbak Santi tengah menyadari jika saat ini Naila benar-benar terpukul dengan kejadian yang tengah di alami.

“Hiks... hiks... Aku nggak bersalah Mbak, Aku tidak mencuri...” ucap Naila sambil matanya terpejam. Dia hanya mengigau. Mbak Santi membuatnya duduk, hingga matanya terbuka dengan sendiri.

“Ayo ikut ke kantor. Saya tau kamu tidak bersalah.”

“Yang benar Mbak...?” Mbak Santi mengangguk. Naila langsung mengikuti di belakangnya. Di sepanjang sudut hujatan demi hujatan itu masih di lontarkan kepada Naila. Dia sudah tidak perduli lagi, toh percuma meyakinkan kepada mereka satu persatu. Dia cukup menutup telinganya dengan kedua tangan, bukan malah menutup mereka dengan tangan. Kebenaran pasti juga terbongkar.

Gus An setia menunggu kedatangan Naila dengan senang hati. Akan tetapi Naila justru membuang muka tidak ingin menatap Gusnya. Entah kenapa semenjak Gus An mengatakan jika mencintainya, rasanya tidak ingin dekat-dekat dengan beliau.

“Mbak, ini saya mau di apakan...?” tanya Naila kepada Mbak Santi.

“Gus An yang akan berbicara.” Mbak Santi mempersilahkan Gus An untuk berbicara.

“Kamu disini punya musuh...?” Naila mengangguk. Gus An menanyakan banyak hal, seperti siapa saja yang tidak suka dengannya. Lantas apakah mereka sering bertengkar, dan masih banyak lagi.

“Jadi fiks, Dia pelakunya. Coba sekarang panggil salah satu temannya, Mbak Santi. Jangan yang terlalu dekat, yang hanya ikut-ikutan dalam circlenya saja.” Tidak butuh waktu yang lama, Mbak Santi membawa masuk dua orang yang wajahnya sudah sangat ketakutan.

1
Zia Lutfi
🤣🤣
Rahmi Ami
Luar biasa
Wartini
komplet, semua ada,agamis, tegas, lucu, slengean
Anonymous
Nyesekkkkk bget ya dadaku 😭😭😭😭
chacha
tertampar saya 🙁
chacha
Luar biasa
Melki
akhirnya.....
Rahma Lia
Lumayan
🏠⃟𝐵𝑎𝑖𝑄𝒉𝑜𝑖𝑟𝑢ⷦ𝑙ⷩ
di tgu thor
Endang Sarwosih
biar tau rasa dasar BOCIL BAR BAR aq jadi julid kalau begini
Endang Sarwosih
biar tau rasa aq kok sebel sama Naila kok susah di atur tuh anak bikin aq sewot aja
Endang Sarwosih
wooo.....DASAR PENJUAL RUJAK KURANG AJAR
Endang Sarwosih
yang paling aq nggak suka baca novel ini kalau Naila lagi molor rasanya pingin ambil air se ember mau tak gebyurin ke dia sebel banget aq udah thor jangan di kasih path lagi tidur bikin aq jadi netizen yang julit
Endang Sarwosih
mosok udah santri senior belum bisa baca kitab kuning,makanya Nai kalau belajar itu yang sungguh sungguh,bukan karena istri Gus An,walau bukan istri Gus An santri senior harus nya sudah pinter
Endang Sarwosih
aq selalu setia,tapi juga sekali kali jadi netizen yang Julid, nach kalau Naila udah ngak lebay aq jadi pengikut setia thor🤭🙏
Endang Sarwosih
thor ini Fatma yang ke berapa dulu Fatma kan sudah keluar dari pondok waktu memfitnah Naila,kok sekarang datang lagi,author lupa nama gimana mungkin Bella
Yulia Yulia
lanjut
Yulia Yulia
seru
Endang Sarwosih
kenapa Naila dikit dikit sakit masalah cemburu aja limbung sakit padahal santri bar bar kok lebay Naila nya
Endang Sarwosih
tu si lebay Naila gara gara marah sama Gus An katanya tidak di anggap trus nggak makan,kan salah sendiri udah ketahuan punya penyakit lambung sok sok an nggak makan akhirnya tumbang juga kan Nai
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!