Sarena Almaira adalah seorang wanita muda cantik yang hidup dalam penderitaan. Sejak usia 5 tahun, ia mengalami broken home setelah ayahnya menghilang entah ke mana. Kehidupannya pun menjadi sangat sulit dan penuh kesedihan. Setelah lulus SMA, Sarena memutuskan untuk bekerja sebagai pelayan restoran demi memenuhi kebutuhan hidupnya.
Namun, hidupnya berubah drastis ketika sebuah kejadian tak terduga membuatnya terikat dalam pernikahan rahasia dengan seorang pengusaha muda yang kaya dan tampan.
Apakah Sarena akan menemukan kebahagiaan setelah bertemu dengan pria itu?
Baca yu!
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Meywh, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab9
"Aku tidak mau," ucap Sarena tegas.
"Lalu, apa yang kau inginkan? Membunuh anak yang tidak bersalah ini?" ujar Aldevaro, tajam.
Sarena hanya terdiam, hatinya berkecamuk.
"Saya akan menjamin kehidupanmu. Meski kau hanya akan menjadi istri simpanan saya. Meskipun saya belum menikah, kau hanya bisa menjadi istri simpanan. Ketika anak itu sudah besar, kau bebas memilih hidupmu sendiri. Namun, anak itu tetap akan menjadi anakku," jelas Aldevaro dengan nada serius.
"Aku..."
"Pikirkan dulu baik-baik. Pikirkan masa depan anakmu. Jangan ambil keputusan gila seperti ingin membunuh anakku. Ini kartu nama saya, jika kamu sudah memikirkannya dengan matang, kabari saya," ujar Aldevaro sebelum pergi meninggalkan Sarena di rumah sakit.
'Dia benar, anak ini tidak bersalah. Kenapa aku begitu bodoh, hampir saja membunuh anakku sendiri? Meskipun aku membenci ayahnya, aku tetaplah ibunya,' gumam Sarena dalam hati.
Air mata Sarena mulai mengalir. Dia mengusap perutnya, menyadari kebenaran.
'Aku akan mempertahankanmu, Nak. Maafkan Mama yang hampir saja menyakitimu,' pikirnya penuh penyesalan.
Setelah merasa pulih, Sarena memutuskan untuk pulang.
---
Sesampainya di kontrakan, Sarena merasa dirinya kini sudah lebih baik, lebih siap menerima takdirnya.
'Mama membenci ayahmu, tapi Mama tidak akan pernah membencimu, Nak,' gumamnya.
Tiba-tiba terdengar suara ketukan di pintu.
Tok tok tok
"Sarena, kamu di dalam nggak?" terdengar suara Syifa dari luar.
"Iya, Fa, masuk aja, nggak dikunci," jawab Sarena.
Syifa masuk dan langsung mendekat.
"Ren, kamu baru pulang ya?" tanya Syifa.
"Iya, Fa," jawab Sarena singkat.
"Habis dari mana, Ren?" tanya Syifa lagi, penasaran.
Sarena tiba-tiba memeluk sahabatnya erat, dan air matanya kembali mengalir.
"Ren, kamu kenapa?" tanya Syifa khawatir.
"Fa... aku hamil," ujar Sarena, suaranya bergetar.
"Apa? Kamu hamil? Terus gimana sekarang, Ren?" tanya Syifa terkejut.
"Aku nggak tahu, Fa. Tadi aku bertemu dengan laki-laki itu, dan dia menawarkan untuk menikah denganku," jawab Sarena, masih gemetar.
"Terus, kamu terima tawaran dia?" tanya Syifa penasaran.
"Aku belum kasih jawaban, Fa. Dia mau menjadikanku istri simpanannya karena dia sudah punya kekasih," jelas Sarena dengan wajah sedih.
"Sayang, kenapa nasibmu begini banget. Kamu harus kuat, Ren. Kamu harus mempertahankan anakmu," ucap Syifa sambil mengusap punggung Sarena.
"Terus, aku harus gimana, Fa?" tanya Sarena, bingung.
"Menurutku, lebih baik kamu terima tawaran dia. Bagaimanapun, anakmu butuh seorang ayah, Ren," ucap Syifa memberi saran.
---
Pagi hari di kontrakan Sarena
'Apa aku harus menerima tawaran ini? Tapi apa yang dikatakan Syifa memang benar. Anak ini membutuhkan ayahnya,' gumam Sarena dalam hati.
"Baiklah, kalau begitu," ujarnya akhirnya.
Sarena mengambil kartu nama yang diberikan Aldevaro. Ia pun menghubungi Aldevaro.
Cowo brengsek (Nama)
Tut tut
Aldevaro: "Halo."
Sarena:"Halo."
Aldevaro:"Kau akhirnya menghubungi juga. Jadi, bagaimana?"
'Kok dia tahu ini aku?' pikir Sarena heran.
Sarena:"Aku setuju."
Aldevaro:"Bagus. Besok, saya akan menyiapkan semuanya."
Tut tut tut.
"Sialan! Orang ini benar-benar menyebalkan," ujar Sarena kesal.
"Nak, kenapa kau harus memiliki ayah seperti dia? Semoga nanti kamu tidak seperti dia," ujar Sarena sambil mengusap perutnya.
---
Keesokan paginya,Dafa, yang diperintah oleh Aldevaro, menjemput Sarena dan membawanya ke KUA.
Sesampainya di KUA, Sarena masih tak percaya dengan semua yang terjadi begitu cepat.
"Bagaimana mungkin bisa menyelesaikan semuanya hanya dalam satu hari?" tanya Sarena tak percaya.
"Tentu bisa. Apa yang tidak bisa saya lakukan? Semuanya sudah saya urus," jawab Aldevaro dengan tenang.
---