Seorang gadis Pustakawan yang merupakan seorang kutu buku harus menerima kenyataan bahwa ia tewas saat ia menamatkan novel kesukaannya berjudul "Moonira".
Namun bukannya menuju akhirat, gadis itu justru masuk ke dunia novel kesayangannya dan ditunjuk sebagai calon Helena yang menyalurkan berkat dari dewi Selene kepada kerajaan Welf. Disana ia ditemukan oleh seorang Adipati kerajaan Welf yang merupakan high Elf.
Bagaimana kisah gadis itu di dunia Moonira? Apakah gadis itu berhasil menjadi seorang Helena dan bagaimana kisah cinta gadis itu dengan sosok Adipati yang terkenal sebagai dewa kematian di dalam peperangan? Apakah cinta mereka bersatu atau justru kandas di tengah jalan?
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Arthystrawberry23, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
XXV Perubahan Perasaan Ernathan.
Malam pun tiba dan kini suasana di lingkungan istana sudah semakin ramai. Para bangsawan dan keluarga kerajaan dari berbagai kerajaan hadir dalam pesta penyambutan Helena.
Kini di kamarnya terlihat Roselina sedang di dandani oleh para dayangnya.
Kali ini Roselina mengenakan pakaian gaun yang panjang berwarna putih polos dengan aksen emas pada bagian pinggir gaun, rambut putih lurus Roselina dikepang satu dengan dihiasi oleh aksesori bunga berwarna senada dengan gaun Roselina, riasan wajahnya tampak natural.
Ernathan berada di dalam kamar Roselina, duduk di sofa yang tidak jauh dari meja rias Roselina. Matanya terus menatap lurus kearah Roselina memandangi wajah cantik Roselina yang sedang dirias.
Bukan tanpa alasan Ernathan melihat proses Roselina dirias oleh para dayang karena hari ini Ernathan ditugaskan sebagai ksatria suci Roselina selama proses festival berlangsung.
Sesuai dengan aturan festival dimana sang ksatria suci dari setiap Helena tidak boleh berada terlalu jauh dari sang Helena hingga festival dan segala ritual berakhir.
Bahkan disaat sang Helena tertidur pun, sang ksatria suci harus berada di ruangan yang sama dengan sang Helena.
Alasan dibalik peraturan itu karena disaat proses ritual penyerahan darah sang Helena di kuil dewi bulan, banyak hal-hal buruk yang terjadi karena darah sang Helena diteteskan dalam sebuah cawan suci milik kuil.
Bau darah itulah yang akan membangkitkan niat jahat para elf yang bergabung dalam sekte sesat yang memang sangat menginginkan darah suci milik Helena.
Apalagi Helena muda yang darahnya masih segar menerima berkat dari dewi bulan, lalu karena ritual ini diadakan bersamaan dengan festival Helena yang terbuka untuk umum.
Untuk itu sistem keamanan istana akan sedikit longgar sehingga keamanan para Helena menjadi sedikit rawan.
Setelah Roselina selesai dirias oleh para dayang, Roselina berjalan kearah Ernathan yang masih terdiam menatapnya.
"Bagaimana menurutmu penampilanku?" Tanya Roselina ketika ia berdiri tepat di depan Ernathan yang duduk di sofa dengan gaya santai.
"Hmm... Sama seperti biasa." Mendengar perkataan Ernathan yang sangat dingin membuat ekspresi kesal terlihat di wajah Roselina.
"Apa maksudmu seperti biasa? Itu artinya aku tidak terlihat cantik hari ini?" Ernathan tersenyum kecil tanpa mengalihkan pandangannya dari Roselina yang memasang ekspresi cemberut.
Pandangan Ernathan sedikit menoleh kearah para dayang-dayang Roselina yang masih berada di dalam kamar Roselina, Ernathan memiringkan kepalanya singkat sebagai kode bahwa dayang-dayang Roselina sudah boleh pergi.
Melihat itu, membuat para dayang roselina membungkuk sejenak sebelum beranjak dari kamar Roselina. Ernathan bangkit dari posisi duduknya dan terdiam sejenak sembari terus menatap kearah Roselina.
"Sudahlah sampai kapan kau akan memasang wajah cemberut seperti itu." Ernathan menyentil dahi Roselina membuat Roselina mengerang kesakitan dan ekspresi cemberut Roselina berubah menjadi ekspresi kesal.
"Ernathan apa yang kau lakukan? Sakit tahu,"keluh Roselina merasa kesal dengan tingkah Ernathan. Ernathan tertawa kecil melihat tingkah Roselina yang sangat menggemaskan dimata Ernathan.
Tak lama suara ketukan pintu terdengar dan Ernathan mengizinkan orang yang mengetuk pintu untuk masuk.
Terlihat Aaron masuk ke dalam kamar Roselina dan menyampaikan bahwa acara festival akan segera dimulai, setelah mengingatkan Roselina dan Ernathan, Aaron menundukkan kepalanya sejenak dan beranjak keluar menunggu Roselina di depan kamarnya.
"Ayo Ernathan" Seru Roselina membalikkan badannya, sebelum ia melangkah, Roselina mengatur pernafasannya untuk menenangkan dirinya.
Ernathan berjalan kesamping Roselina dan mengelus lembut kepala Roselina. Roselina menoleh kearah Ernathan yang tersenyum kearahnya.
"Tak perlu khawatir, aku akan selalu menemanimu, semuanya akan berjalan lancar." Perkataan Ernathan menbuat Roselina merasa sedikit tenang.
"Tapi entah kenapa aku merasa gugup, aku takut melakukan kesalahan saat ritual berlangsung." Roselina menundukkan kepalanya sembari jarinya memainkan gaunnya menandakan bahwa betapa gugupnya Roselina saat ini.
Ernathan berdiri di depan Roselina dan dengan santai meraih tangannya. Telunjuk Ernathan berputar lembut di atas telapak tangan Roselina, lalu Ernathan menunduk dan mengecup pelan telapak tangan Roselina seakan melakukan sebuah ritual untuk menenangkan Roselina.
"Nah aku sudah menelan semua rasa gugup dan pikiran negatifmu, dengan begini kau sudah merasa tenang bukan?" Roselina mengedipkan matanya cepat berusaha untuk mencerna tingkah Ernathan barusan.
Dalam sekejap ekspresi Roselina berubah menjadi ekspresi datar dan dingin. "Dasar modus," desis Roselina.
"Modus? Ah tidak, tadi aku melakukan ritual kecil untuk menghilangkan rasa gugupmu, aku mempelajari ini dari ratu Serena," jelas Ernathan untuk menyangkal pemikiran Roselina.
Roselina mendengus pelan. "Apa kau melakukan hal ini kepada semua gadis yang merasa gugup di dekatmu kan?"
"Tentu saja tidak, aku hanya melakukannya untukmu." Ernathan menjawab pertanyaan Roselina dengan menaikkan sedikit alisnya karena bingung dengan pertanyaan Roselina.
"Benarkah?" Tanya Roselina seakan tidak percaya dengan perkataan Ernathan barusan.
Ernathan tersenyum kecil. "Kenapa? Apa kau merasa terganggu, bukannya itu artinya aku peduli denganmu dari yang lain?."
"Apa kau mencoba merayuku?" Roselina tertawa kecil merespon perkataan Ernathan yang seakan sedang merayunya.
"Siapa yang bilang aku merayumu? Aku hanya menjelaskan padamu bahwa aku memang memperhatikanmu lebih dibandingkan gadis lain, apa itu termasuk dalam merayu?" Ernathan terkejut ketika Roselina mengira bahwa ia merayunya.
"Tentu saja, dalam pandangan seorang gadis kata-katamu tadi terkesan merayu." Mendengar perkataan Roselina membuat Ernathan merasa terpancing untuk melihat wajah tersipu dan pipi meronanya yang jadi kesukaan Ernathan.
"Bagaimana kalau aku katakan bahwa perkataanku tadi sedang merayumu?" Tanya Ernathan dengan nada menggoda.
"Tapi aku tidak tergoda dengan rayuanmu itu, tuan Adipati." Roselina dengan percaya diri ingin membuktikan pada Ernathan bahwa ia tidak bisa dengan mudah membuatnya tersipu akan rayuannya.
"Benarkah? Tapi aku merasa bahwa kau sedikit menyukai perhatian dariku," tutur Ernathan dengan menggoda Roselina.
"Jangan terlalu sombong tuan adipati, kau memang bisa membuatku merasa tenang, tapi itu tidak akan membuatku merasa dirayu olehmu," jelas Roselina dengan begitu percaya diri.
Ernathan berjalan semakin dekat kearah Roselina, tatapan mereka saling bertemu, Ernathan mengecup jari telunjuk dan jari manisnya dan menempelkannya pada bibir ranum Roselina.
"Bagaimana dengan ini, Roselina?" Tanya Ernathan menggoda.
Roselina terdiam sejenak sembari terus menatap kearah Ernathan, lalu ia kembali tertawa kecil dan tersenyum kearah Ernathan.
"Yah kuakui jika tindakanmu tadi memang bisa merayu gadis lain, tapi tidak denganku." Senyuman semakin terlihat jelas di wajah Ernathan ketika mendengar perkataan Roselina.
Ernathan mengelus lembut pipi Roselina, sorot matanya menatap kearah bibir ranum Roselina cukup lama sebelum ia menatap lekat mata Roselina.
"Aku akan menjelaskan maksud dari perkataanku menengenai penampilanmu, seperti biasa kau sangat cantik, tapi hari ini kau terlihat sangat cantik." Bisik Ernathan di telinga Roselina.
Roselina tersenyum dan menatap Ernathan dari sudut matanya. Roselina mundur menjauh dari Ernathan.
"Sudahlah, lebih baik kita segera pergi, festivalnya akan segera dimulai, sedari tadi Aaron sudah menunggu kita" Roselina beranjak dari tempatnya dan berjalan keluar dari kamarnya.
Ernathan yang masih terdiam di tempat tertawa kecil, sungguh ia tidak menyangka akan bersikap seperti itu pada Roselina.
Sebelumnya ia tidak pernah bersikap seperti itu pada elf lain, sejak bertemu dengan Roselina, Ernathan merasa bahwa perubahan secara spesifik terasa bagi Ernathan.
Tanpa Ernathan sadari bahwa sejak itu perubahan akan terus menghampiri dan sebuah benih cinta akan hadir dalam hatinya yang telah lama beku.
To be continued...