Dewasa ❤️
Dari awal pertemuan mereka hanyalah kesengajaan,tapi kejadian naas itu makin membuka obsesi laki-laki itu juga makin menjadi .Bahkan identitas pria itu adalah Dosennya sendiri hingga semua berlanjut dengan perjodohan yang dilakukan oleh kedua orang tua mereka hingga keputusan mereka menikah disepakati oleh kedua orang tua mereka hingga awal perjalanan mereka selalu ada masalah yang selalu menghiasi kehidupan mereka.
seberapa kuat hati wanita itu untuk pria itu yang nantinya menjadi suaminya kelak.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon nanlindia lukita 1, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Terbongkarnya rencana jahat Nadine
"Kapan-kapan kita bisa keluar lagi tidak?" tanya Nadine yang diam-diam ingin menyusun rencana lagi.
Mendengar ajakan Nadin, tiba-tiba saja dia mengingat apa perkataan papanya tentang Nadin.
"Bagaimana ya, seperti aku harus pakai cara lain." batin Natasya yang bingung harus jawab bagaimana.
"Bagaimana sya, apa kamu bisa?" tanya sekali lagi Nadine pada Natasya.
"Aku usahakan,karena posisiku juga sibuk sekarang aku kuliah jadi aku harus membagi waktu ." jawab Natasya yang beralasan agar Nadine tak tersinggung.
"Begitu ya,kalau bisa kabari aku lagi nanti kita kumpul ditempat biasa." jawab Nadine yang sebenarnya berpura-pura baik pada Natasya.
"Iya nanti aku kabari kamu lagi." jawab Natasya yang sebenarnya tidak pernah masalah dengan Nadine.
Hingga sambungan telepon mereka terputus, dan mulailah Nadine marah hingga melempar botol air minum di lantai.
"Semua gagal, pantas saja om-om itu marah denganku ." ucap Nadine yang begitu marah besar dengan rencananya yang gagal.
"Aku harus pakai cara lain, apalagi om-om itu selalu menganggu ku terus hingga aku harus mengganti uang kerugian itu." ucap Nadine yang diam-diam ingin menjual Natasya dengan om-om yang selama ini dia rencanakan.
Sedangkan ditempat lain
Mario sedang sibuk diruang kerjanya, setelah pekerjaan di kampus selesai.Kini dia melanjutkan pekerjaan kantor di kediamannya.
Tiba-tiba saja terdengar suara ketukan dibalik pintu.
"Masuk."
Ternyata yang masuk diruang kerjanya adalah asistennya."Tuan,maaf jika saya menganggu.Ada hal penting yang harus saya sampaikan pada anda,ini mengenai nona Natasya." ucap Asistennya yang nampak serius dengan informasi yang diam-diam ia ingin laporkan padanya.
Mario mengernyitkan dahinya."Apa ada masalah?"
"Sesuai penyelidikan,wanita yang bersama Nona Natasya malam itu adalah teman nona Natasya yang bernama Nadine tuan.Dan menurut informasi yang saya dapatkan jika memang sengaja nona Nadine memberikan sesuatu bubuk minuman pada nona Natasya untuk menjebak Nona Natasya yang ternyata nona Nadine diam-diam menjual nona Natasya pada seorang om-om yang ada di lantai 5 tuan." mendengar penjelasan itu,Mario duduk terdiam memikirkan sesuatu yang aneh.
"Kamu bilang mereka sahabat,tapi kenapa wanita melakukan hal yang tak pantas begitu pada Natasya?" tanya Mario yang mulai meragukan wanita yang bernama Nadin.
"Saya pun tak mengerti tuan, tapi menurut saya pasti wanita itu memiliki rasa dendam atau rasa ketidaksukaan pada nona Natasya. Prediksi saya begitu tuan." jawab Asistennya.
"Sepertinya itu mungkin ,kamu awasi betul wanita itu. Aku yakin wanita itu tak akan tinggal diam." pesan Mario pada asistennya.
"Baik tuan akan saya kerjakan." jawab Asistennya yang langsung pergi keluar dari ruang kerja tuannya.
Mario duduk terdiam sembari memikirkan sesuatu."Sepertinya wanita itu begitu benci dengan Natasya hingga sampai melakukan hal gila seperti itu." Mario pun hanya membalas dengan senyuman sinisnya.
"Tapi nasib berpihak kepadaku,akulah pria yang melakukan itu." ucap Mario yang tak menyangka jika dirinya sendiri yang melakukan hal itu bahkan merebut sesuatu yang berharga yang dimiliki oleh wanita itu.
Pagi hari
Seperti biasanya Natasya sudah disibukkan dengan kegiatan di kampus.Posisi dia saat ini masih ada di rumahnya, menikmati sarapan pagi.
"Natasya."
"Ada apa ma?" tanya Natasya yang hampir selesai sarapan pagi.
"Ingat 3 hari lagi,jangan sampai kamu telat." pesan mamanya yang selalu mengingatkan putrinya.
"Iya-iya ma,masih 3 hari juga.Ngapain buru-buru juga." jawab Natasya yang merasa malas hal itu saja yang selalu mamanya bicarakan.
"Mama hanya mengingatkan,apalagi bagianmu nantinya ambil roti pesanan mama." pesan mamanya yang ternyata menyuruh putrinya mengambil sesuatu.
"Apa harus Tasya yang ambil?"
"Iya sayang,itu bagian tugas kamu.Sedangkan mama juga sibuk di dapur mempersiapkan makanan untuk tamu kita." jawab Mama Alina yang nampak begitu senang dengan kehadiran kedua temannya .
"Baiklah." jawab Natasya dengan ekspresi lesu.
"Apa mereka jadi kesini ma?"
"Jadilah pa ,sudah lama kita tidak bertemu.Mama jadi ingat terakhir kita bertemu saat itu Natasya masih berumur 10 tahun." jawab istrinya yang begitu antusiasnya.
"Kalau papa sering bertemu dengan putra mereka." jawab suaminya yang baru kali ini menceritakan pada istrinya.
"Kenapa papa tidak bilang dari awal." reaksi mama Alina kaget mendengar kabar dari suaminya.
"Mama tak pernah bertanya,maka dari itu papa baru cerita sekarang." jawab suami yang duduk santai menikmati kopi hitam didepan meja.
"Kebiasaan papa begitu,jadinya mama pengen bertemu dengan putra mereka.Pasti dia sekarang sudah dewasa." ucap mama Alina yang begitu penasaran.
"Sudah pastinya ma,dia sekarang menjadi CEO di perusahaan." jawab suaminya yang menjelaskan secara detail.
"Begitu ya." jawab mama Alina yang baru mengetahui jika putra mereka akhirnya menjadi CEO di perusahaan milik mereka.
Natasya hanya terdiam mendengar percakapan antara mama dan papanya yang nampak antusias dengan obrolan mereka.
Natasya langsung berdiri dari tempat duduknya.
"Kamu mau berangkat sekarang?" tanya mama Alina pada putrinya.
"Iya ma,nanti keburu telat nanti." jawab Natasya yang nampak buru-buru akan berangkat pergi ke kampus.
Natasya langsung pergi meninggalkan mama dan papanya yang masih bertahan diruang meja makan.
Mama Alina melirik kearah suaminya yang masih duduk santai di ruang meja makan.
"Pa , bagaimana kalau kita jodohkan mereka berdua saja?" tanya Mama Alina yang diam-diam sedang merencanakan sesuatu untuk putrinya.
Suaminya langsung melirik kearah istrinya."Maksudnya mama?"
"Begini pa." pada akhirnya mama Alina menjelaskan apa yang menjadi niatnya,bahkan suaminya hanya bisa terdiam mendengar penjelasan dari istrinya.
"Bagaimana papa setuju apa tidak?" tanya istrinya yang nampak antusias dengan rencana itu.
"Masalahnya ada pada Natasya, apa dia mau menerima atau tidak.Papa tak mau memaksa, apalagi dia baru masuk kampus yang sebenarnya papa harapkan jika dia fokus kuliah dulu ma." jawab suaminya yang mempunyai cara pandang yang berbeda dengan istrinya.
"Mama tahu pa,tapi nantinya semua itu berjalan bersamaan.Seperti mama dulu waktu kuliah juga pun masih bisa melakukan itu." jawab mama Alina yang sama disaat kuliah posisinya juga sudah menikah.
"Terserah mama saja,papa juga tak masalah apalagi papa kenal betul putra mereka." jawab suaminya yang pada akhirnya mengalah.
"Baiklah pa,nanti mama coba bicara pada mereka." jawab mama Alina yang tak sabar menghubungi mereka.
Ditempat lain
Natasya baru sampai di kampusnya,dia nampak berjalan buru-buru menuju kelasnya.Dia tetap waspada mengawasi arah kanan dan kiri, dia seperti ketakutan seperti sedang menghindari sesuatu yang membuatnya takut.